Mafia is My Boyfriend#20

120 8 0
                                    

Hi!!
Maaf jika part-nya kurang panjang, nanti author panjangkan kalau ada waktu lagi...

"Ga bisa jawab haa, ga bisa jawab dasar orang orang bodoh" Jimin ingin sakali menampar kedua orang yang berhadapan dengannya.

Tiba tiba Jimin mengeluarkan pistol, dnamenudungkan ke arah Park.
"Apa yang kalau lakukan, papa juga baru tau" Jelas Park.

"Gaa kata papa dan mama di benakku, kalain bukan apa apa buatku" Jimin mempersiapkan pistol.

Dorrr
Park ambruk dengan memutahkan darah di mulutnya,
"Kau gila Jim, kau gilaaa" Teriak Kim.

"Lalu kenapa kalau aku gila ha dasar jalang" Jimin menodongkan pistol ke arah Kim.

Saat hampir menembak tiba tiba tangannya di hentikan oleh Rara dengan halus, Rara tau kalau Jiminsedang marah ia tak mau di balas marah.
"Udah itu udah cukup, baik kamu istirahat" Lembut Rara.

Setelah Jimin pergi Rara menghampiri Kim yang memeluk Park yang sudah tak bernyawa lagi.
"Rara tau gimana rasanya tante, kita telepon ambulan dan kuburkan papa dengan halus tanpa ada protes, walaupun Jimin bukan anak tante tapi tante tetap mama bagi Jimin dan bagiku" Rara mengelus tubuh Kim.

▼・ᴥ・▼

Pemakaman Park lancar, namun Jimin tak datang ia lebih memilih berdiam diri di rumah lebih tepatnya di kamarnya. Rara memasuki kamar Jimin ia mengelus kepala Jimin lembut.
"Sebaiknya kamu tidur, suhu tubuhmu panas" Ucap Rara sambil mencium pipi Jimin.

Walau muka Jimin masih terlihat sangat marah,
"Jim, kamu ga harus bunuh papa" Terpotong.

"JANGAN PANGGIL NAMA PAPA DI DEPAN GUEE" Banyak Jimin.

Rara menghela nafas panjang " Baiklah tapi sebaiknya kamu tidur" Rara.

Rara duduk di depan Jimin, ia mengelus pipinya seakan ia menjadi ibu untuk Jimin.
"Aku tau gimana perasaanmu" Rara mencoba menenangkan Jimin.

Waktu terus berlalu, begitupula bumi cepat berlalu, Jimin melupakan semuanya, ia ternyata masih menyayangi Kim.

Hari ini penuh dengan tantangan, Gengster milik Kim mengalami penurunan pada penjualan narkoba dan senjata, dan banyak ancaman dari gengster lain.
"Trus kita mau ngapain ma" Tanya Jimin bingung.

"Mama juga ga tau, tapi coba kamu tanya Rara atau temen kamu yang lain" Kim.

"Ma bentar aku dapt pesan dari Taeyong" Jimin melihat pesan itu.

Taeyong : Jim, maaf banget, ini beneran maaf banget gue ketauan nyokap sama bokap gue kalo gue mafia, gue di suruh milih mau undur diri atau gue di gantung di gedung YG
Jimin : Gue ngerti pasti lu di maki maki, okelah...

Sekarang tinggal Jimin, Kim, dan Seojun saja yang bertahan,  Rara tak mungkin Rara ikut lagi, tapi entahlah nantinya.

▼・ᴥ・▼

Rara manatap pamannya yang sudah pulang dari liburan, pamannya membawakan sedikit oleh oleh untuk Rara dan keluarganya.
"Paman meu curhat nih sama kamu" Ahn menatap Rara.

"Tumben paman mau curhat sama aku" Rara heran.

"Jadi paman membuat kesalahan besar sekali terhadap Sepupu paman... " Ucap Ahn menggantung kata kata.

"Siapa sepupu paman" Tanya Rara penasaran.

"Park lebih tepatnya keluarganya, paman terlambat memberitahu bahwa anaknya yang bernama" Ahn kembali menggantung pertanyaan.

Aku ga salah denger keluarga Park itu mirip dengan...  Batin Rara bingung.

"Jimin, Park Jimin, dia anak paman dari wanita yang sudah tak ada" Ahn yang mbuat Rara terkejut.

"Aku permisi dulu" Rara hampir menangis.

Rara menaiki mobil kembali ke apartemennya, ia menangis sepanjang jalan, kenapa tiba tiba ini semua terjadi pada Rara, ingin sekali Rara menandakan mobil yang ia kendarai.

"Kenapaaaaa kenapa harus Jimin kenappaaa" Teriak Rara dalam mobil.

▼・ᴥ・▼

Rara menatap langit yang terlihat biru cerah, seakan akan terjadi hal bahagia, tapi bagi Rara ini adalah hari yang sangat buruk.

Jimin masuk ke kamar dan mendekati Rara, ia memegang tangan Rara tapi Rara mengeser tubuhnya paksa, Jimin merangkulnya tapi Rara malah menghindar.
"Kamu kenapa" Tanya Jimin.

"Kita sedarah, bukan pacar lagi" Jimin bingung dengan ucapan Rara barusan.
"Sedarah apa maksudnya" Jimin menatap bingung Rara.

"Paman gue itu ayah lu, dan mulai sekarang kita uda gada hubungan lagi, hanya sekedar sepupu itu titik" Tanpa sadar Rara meneteskan air mata.

"Apa!! Mana mungkin larang tuaku sudha meninggal" Jimin membela diri supaya tak jadi putus dengan Rara.

"Terserah lu mau angel gue apa sekarang, intinya kita itu sepupuan, sadar Jim lu itu sekarang hanya sodara sendiri" Rara menangis.

"A-aku ga tau smaa sekali hal ini, tapi aku mohon hubungan kita jangn hancur juga" Jimin mengelus pundak Rara.

"Lu pergi sekarang, PERGIIII" Teriak Rara.

"Tapi" Jimin terpotong.

"PEEGIII GUE BILANGG" Teriak Rara.

Jimin menatap kenal pada Rara, ia tak mau pergi dari sini, malahan Jimin nekad mencopot bajunya dengan paksa, ia juga mendorong Rara ke kasur.

"Sadar lu itu sepupu gue" Bentak Rara.

Jimin menindih Rara, hingga melumat nya.

▼・ᴥ・▼

"Gue takut gue hamil goblok" Tangis Rara.

"Aku ga mau kehilangan kamu" Jimin menunduk.

Rara memegang perutnya yang baru saja di masuki cairan putih milik Jimin, ia menangis ia takut hamil di luar nikah, menjadi omongan orang di kampus.





Mafia Is My Boyfriend (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang