No Definition-
🔞
Mereka tidak mengetahui arti dari hubungan mereka. Mereka terlalu bodoh untuk mengenal cinta. Sampai tidak bisa membedakan ego dan perasaan cinta.
Ketidakmampuan mereka ingin menyatakan perasaan berakhir dengan Tay yang menyiksa Ne...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
New tergesa menuju ke wastafel kamar mandi yang berada di kamar itu. Tay hanya bisa mengekor di belakang New.
" Hueoek !! Hueokkk !! Shhh Hueokkk Ahhh shh "
New memuntahkan cairan bening dari dalam mulutnya. Sambil dibantu elusan pada punggungnya oleh tangan Tay.
" K-Kau baik-baik saja Hin? "
Tay bertanya sambil masih setia mengelus punggungnya. Perasaan khawatir terlihat jelas dari kerutan yang tercipta di keningnya.
" Aku tidak tahu rasanya perutku sangat mual dan kepalaku pusing shhh "
" Sebaiknya kau istirahat saja, aku akan menghubungi dokter Arm "
Tay menuntun New kembali ke kasurnya untuk berbaring. Namun belum sempat New merebahkan diri di kasur, tubuhnya telah lebih dulu limbung ke belakang dan dengan sigap Tay menangkapnya.
Tay semakin panik, dengan cepat ia menghubungi dokter Arm untuk segera datang dan memeriksa keadaannya.
================================
Wira dan para sepupu Tay terlihat cemas sambil berjalan gusar memasuki rumah sakit. Mereka menuju ke salah satu kamar VIP yang sebelumnya sudah diberitahu oleh Tay. Dalam kepala mereka sebenarnya apa yang sedang terjadi. Apa dia melukai dirinya lagi, apa separah itu sampai dia dilarikan ke rumah sakit.
" Oh shit! Lihat saja kau Tawan kau membuatku merasa khawatir lagi dan lagi ! "- Krist
" Tak bisakah kau diam Krist, mulutmu itu benar-benar " - Off
" Tapi kali ini aku setuju dengan Phi Kit, Phi Tay selalu saja dapat membuat perasaan kita naik turun kan ? " -Win
Wira yang mendengar celotehan para keponakannya hanya bisa memutar kedua bola matanya malas. Tapi ia setuju dengan para keponakannya itu, Tay benar-benar bisa menjungkir balikkan perasaan mereka. Kali ini apa yang terjadi pikirnya.
