Sampai ditempat bermain, Renjun dan Haechan memainkan beberapa permainan. Walaupun diawali dengan pertengkaran, mereka tetap bermain dengan hikmat. Dimulai dari bermain pistol, mobil, motor, drum, adu kekuatan, dan pengambilan tiket untuk ditukarkan hadiah. Tak lupa mereka selalu mengabadikan moment dengan berfoto dimesin foto sebelum mereka meninggalkan area permainan.
Di pertengahan jalan ketika ingin makan malam, Renjun melihat baju yang ia inginkan terpasang dipatung. Dengan segera Renjun menarik Haechan untuk memasuki toko itu.
"Haechan, mau yang itu!" Pinta Renjun seraya menunjuk baju yang ia maksud.
"Yaudah beli, lo kan bawa duit" sahut Haechan yang membuat Renjun mendecak kesal.
"Ck! Setiap gue jalan sama cowo, gapernah gue ngeluarin uang. Kenapa jalan sama lo gue mulu yang ngeluarin ya?! Lagipula nih ya Chan, gaada sejarahnya perempuan ngeluarin uangnya ketika jalan sama Laki-laki. Lo mah apa? Gue mulu yang keluarin, miskin gue kalo jalan sama lo mulu." Dengus Renjun kesal.
Haechan ingin sekali terkekeh melihat tingkah menggemaskan Renjun, namun ia tahan itu semua. "Emangnya lo perempuan?" Tanya Haechan dengan kedua alis yang dinaik-turunkan.
Renjun menggeram kesal, ia menginjak kaki Haechan yang membuat sang empuh meringis. "Tau ah! Bercandaan lo gak lucu! Udah gue pengen pulang aja!" Rajuk Renjun yang ingin meninggalkan Haechan tapi ditahan.
"Etetetetet lo mau kemana? Iya iya gue bakal beliin! Jangan ngambek tau! Lo gak pantes!" Ujar Haechan diiringi tawa diakhir ucapannya.
"Pelayan!" Panggil Haechan yang membuat senyuman Renjun terlihat secara perlahan.
"Ada yang bisa kami bantu?" Tanya pelayan itu dengan sopan diiringi senyuman.
"Saya mau yang ini 1 size S, langsung dibawa ke kasir saja." Pinta Haechan.
Pelayan itu mengangguk lalu mulai mencari barang yang dimaksud Haechan dan membawanya kekasir.
Senyum Renjun merekah. Dalam hati Renjun tersenyum licik. Haechan tidak tau harga sebenarnya kaos itu berapa.
Sampai dikasir, pelayan kasir pun menyambut mereka dengan ramah.
"Jadi, mau bayar cash atau kartu?" Tanya pelayan itu.
Dengan gaya angkuh, Haechan mengeluarkan dompetnya. Menunjukkan semua kartunya dihadapan pelayan kasir.
"Pilih yang mana." Ujar Haechan seraya bergaya angkuh diiringi kedipan mata sebelah.
Pelayan tersebut sempat ragu. Namun ia tetap mengambil kartu Haechan asal dan melakukan transaksi pembayaran.
Dilain sisi, Renjun sangat kesal melihat tingkah sombong Haechan. Bagaimana bisa ia sombong dengan memamerkan kartu yang banyak dari pemberian orang tuanya sedangkan utang Haechan terhadap dirinya belum lunas dari mereka Sekolah dasar sampai saat ini?
Bukannya Renjun pelit atau perhitungan sama Musuh sendiri. Tapi Haechan selalu berbicara 'Meminjam' daripada 'Meminta' bukankah ketika seseorang yang meminjam harus dibalikan kembali? Entah itu dalam barang ataupun uang.
Renjun selalu menerapkan apa yang ayahnya terapkan. Jika Haechan meminta uang kepada dirinya, dirinya tidak akan memasukkan itu kedalam list hutang.
Kalau saja Renjun tidak ingat Haechan yang membelikkannya, sudah Renjun pastikan Haechan akan habis ditangannya karena kesombongan Haechan.
"Terima kasih dan silahkan datang kembali ke-toko kami!" Ujar sang kasir diiringi senyuman ketika selesai melakukan transaksi.
Renjun dan Haechan pun membalas lalu keluar dari toko tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
HE'S MY ENEMY(?) - HYUCKREN
FanficCERITA INI KHUSUS HYUCKREN SHIPPER! BAGI KALIAN YANG TIDAK SUKA SHIPPER INI? DILARANG UNTUK MEMBACA, MENGHUJAT, SERTA MENGKRITIK NEGATIF DI KOLOM KOMENTAR MAUPUN DIKEHIDUPAN NYATA PARA MEMBER, BAIK HUANG RENJUN MAUPUN LEE DONGHYUCK! *** Mantan tapi...