6. Be Honest With Yourself.

1.3K 159 3
                                    

Renjun merenggangkan tubuhnya setelah hampir setengah jam dirinya berkutit dengan buku bersama Mark. Ya, tugas kelompok yang terdiri dari 2 orang itu sangat melelahkan dan memakan waktu. Ya, Renjun meminta tolong kepada Mark selaku kakak kelasnya.

Mereka harus meriset berbagai buku untuk menyelesaikannya. Jaemin sudah mengerjakan setengahnya, Renjun pun meneruskan pekerjaan Jaemin yang satu kelompok dengannya.  Dan saat ini mereka sudah selesai mengerjakannya.

"Kantin yuk!" Ajak Mark.

Renjun mengangguk lalu mulai bangkit dari duduknya dan berjalan beriringan bersama Mark menuju kantin.

Ya, mereka hari ini sedang free class karena kelas 12 sedang menjalani simulasi unbk. Alhasil Renjun dan Mark meneruskan kerja kelompoknya yang tertunda tadi malam karena Lee Haechan. Haechan? Tidak tau dirinya sudah mengerjakan tugas kelompoknya atau belum, Renjun tidak memikirkannya. Yang Renjun tau Haechan berkelompok dengan Yangyang yang sama-sama anti buku dan perpustakaan. Kebayangkan tugas mereka jadi gimana?

Sampai Kantin, Mark dan Renjun memesan makanan serta minuman yang sama tapi dalam level berbeda. Ya, tteokbokki ramyeon menjadi pilihan mereka. Renjun dengan level pedas, sedangkan Mark sedang, serta cola yang menjadi minuman mereka.

"Makasih Mark." Ucap Renjun kepada Mark yang membayarkan jajanan mereka.

Mark tersenyum, mencubit sebelah pipi Renjun lalu mengangguk. "Santai kali Injun, udah kaya sama siapa aja." Balas Mark.

Mereka berdua makan bersama dengan tentram. Sesekali membahas hal yang menyambung dengan otak dan pikiran mereka.

"Oh iya, gimana tadi malem si Haechan?" Tanya Mark.

Renjun menghentikan makannya dan mendengus kesal. Renjun mulai menceritakan kejadian tadi malam kepada Mark yang berhasil mengundang tawa Mark.

"Haechan bener-bener." Ucap Mark seraya menggelengkan kepalanya mendengar tingkah Haechan tadi malam.

Renjun tersentak karena mengingat sesuatu, ia pun mulai bertanya kepada Mark. "Mark, kenal Im Yoora gak?" Tanya Renjun.

Mark mengangguk. "Im Yoora anak kelas ipa 2 gebetan Haechan kan?" Sahut Mark.

Renjun tersenyum lalu mengangguk. "Jadi anak kelas ips 2. Pantes aja gue gak pernah liat." Seru Renjun.

"Menurut Mark, Yoora anaknya kaya gimana?" Tanya Renjun.

Mark sempat berfikir sejenak sebelum mengatakannya kepada Renjun. "Lo tau kan kalo Haechan orangnya keras kepala walaupun sering dibilangin plus dikasih bukti?" Seru Mark yang dibalas anggukan setuju Renjun.

"Kemarin gue liat Haechan beliin dia hp keluaran terbaru dari merek apel buat kasih ke Yoora. Tapi, pas kebesokannya gue liat Yoora kasih ponsel itu ke cowo ditaman jam 5 sore." Tutur Mark yang mendapat helaan nafas dari Renjun.

Kan benar apa yang dibilang Renjun kalau Haechan itu bodoh?! Renjun itu kesal kalau ada yang memanfaatkan harta kekayaan Haechan! Renjun tidak suka! Semua mantan Haechan yang pernah diintrogasi Renjun tuh menjawab 'tch! Siapa sih yang mau sama Lee Haechan selain morotin hartanya doang? Lo tau sendiri-kan standar cowo korea untuk kita? Haechan tuh jauh dari standar. Lagi gue heran kenapa lo mau-maunya deket sama Lee Haechan.' Langsung saja Renjun pukul perempuan-perempuan itu sampai  masuk rumah sakit selama seminggu. Padahal menurut Renjun Haechan itu tampan walaupun mengesalkan sih orangnya. Kulit Tan-nya juga sangat terlihat eksotis dimata Renjun dan menjadi daya tarik bagi seorang Lee Haechan. Lagipula apa sih! Ketampanan bukan jadi tolak ukur bagi pria! tanggung jawaban dan kepastian yang menjadi tolak ukur pria bagi .

Renjun tidak menyukai pria yang bertele-tele, tukang modus, maunya senang-senang doang, make dan mengikat wanita tapi tidak ada pertanggung jawabannya untuk membahagiakan mereka, apalagi ketika wanita itu hamil anaknya. Renjun sangat kesal kalau menemukan pria yang seperti itu. Bukan suatu yang tidak lazim lagi perempuan di Korea hamil terlebih dahulu, ini Korea bukan Indonesia.

Mark menatap Renjun yang sedang menahan kesal. Dengan inisiatifnya, Mark memegang tangan Renjun dan mengelusnya untuk meredahkan kesalnya Renjun. Terbukti bahwa nafas Renjun sudah kembali normal.

Setelah nafas Renjun normal, Mark mencoba bertanya kepada Renjun. "Njun, sebenarnya lo ada hubungan apa sih sama Haechan?" Tanya Mark dengan hati-hati.

Renjun mendelik, ia mengerutkan dahinya bingung akan pertanyaan Mark. Lebih tepatnya seluruh temannya yang setiap harinya menanyakan hal ini kepada Renjun. "Gaada apa-apa. Gue sama dia cuma temen." Jawab Renjun.

"Renjun. Lo harus jujur sama hati lo sendiri. Kalo emang misalkan dia cuma temen lo. Lo gak akan mungkin terjun langsung kedalam kehidupannya bahkan kedalam percintaan dia. Lo gak suka apabila ada orang yang nyakitin Haechan, morotin Haechan dan menjudge bahkan merendahkan Haechan. Lo bahkan sampe rela terkena masalah karena gak segan-segan mukul mereka yang melakukan itu semua ke Haechan. Kalau misalkan Haechan itu cuma temen lo. Lo gak mungkin bertindak seperti itu." Jelas Mark.

Renjun termenung sejenak. Ya, Renjun hanya tidak suka apabila ada orang yang merendahkan Haechan. Renjun akan marah dan memukuli mereka tidak perduli konsekuensi yang akan dihadapi Renjun.

Renjun menghela nafasnya lalu menggeleng menanggapi pernjelasan Mark. "Gue gatau Mark. Gue cuma gak suka aja." Seru Renjun secara jujur. Renjun tidak tau hatinya mau apa.

Mark terkekeh, mengusak surai rambut Renjun secara peelahan. "Gwenchana. Biarin semuanya mengalir apa-adanya. Tapi, jangan sampe lo nahan hati lo kalo perasaan itu datang. Oke?" Seru Mark.

Renjun tersenyum lalu mengangguk.

Setelah selesai makan dan berbincang, Renjun dan Mark memutuskan untuk kembali ke kelas.

Tepat dipertengah jalan menuju kelas, Renjun tengah melihat Haechan yang sedang bermain basket bersama teman-teman se-frekuensinya. Kalian pikir kalau Haechan akan tampil badaas. Dengan keringat yang mengalir diwajah serta tubuhnya, serta smirk yang selalu diandalkan para pria untuk menarik para wanita ketika bermain basket? Salah! Haechan justru berbanding terbalik seperti itu.

Terlihat sekarang Haechan yang tengah tersenyum seraya mengepalkan kedua tangannya didada ketika dirinya berhasil memasukkan bola kedalam ring.

Terlihat sekarang Haechan yang tengah tersenyum seraya mengepalkan kedua tangannya didada ketika dirinya berhasil memasukkan bola kedalam ring

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lucu bukan? Ya! Renjun tau itu. Renjun juga bingung kenapa Haechan memilih basket sebagai salah satu ekskulnya. Kalian tau sendiri bahwa Haechan tidak suka dengan kegiatan fisik! Pas pertama kali ditanya mau ekskul apa, dirinya malah menjawab ekskul makan. Kan aneh. Tapi entah kenapa dirinya tiba-tiba masuk kedalam ekskul basket. Ketika Renjun tanya, jawabannya terpaksa karena gak boleh gak ekskul.

*dugh*

Renjun meringis ketika bola basket mengenai dahinya. Ia segera tersadar dari lamunannya dan menatap sekitar siapa yang telah melakukan ini kepada dirinya.

Renjun mendengus ketika melihat Haechan yang sedang puas menertawakan dirinya. Lee Haechan! Siapa lagi yang berani melakukan hal ini kepada dirinya.

"Cepet balikin!" Teriak Haechan yang membuat Renjun semakin kesal.

Renjun mengambil bola basket yang ada dikakinya. Sebelum menghampiri Haechan, Renjun menautkan kedua alisnya bingung karena tidak melihat keberadaan Mark.

Renjun tak ambil pusing. Ia melangkah menghampiri Haechan dengan nafas memburu.

Dilain sisi, Haechan meneguk salivanya secara kasar. 'Maung's coming!' Gumam Haechan lalu mulai melarikan diri dari amukan Renjun.

"YAK LEE HAECHAN! MAU KEMANA LO! JANGAN KABUR!" Teriak Renjun  membuang bola basketnya secara asal lalu lari mengejar Haechan.

HE'S MY ENEMY(?) - HYUCKRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang