8. Get Better Again

1.3K 157 15
                                    

Sudah seminggu semenjak insiden itu. Sudah seminggu pula Renjun menjauhi Haechan. Dimulai tidak mau diajak pulang bersama, tidak duduk bersama, selalu menghindari ketika Haechan duduk dikantin, mengganti kunci kamarnya dan membuat Haechan tidak bisa masuk lewat balkon kamarnya, selalu beralasan tidur dan mengunci pintunya ketika Haechan berkunjung, sering jalan bersama dengan Mark dan masih banyak hal lagi yang membuat Haechan semakin frustasi.

"Woy!" Tegur Jeno kepada Haechan yang sedari tadi melamun.

Haechan meringis mengusap kupingnya yang pengang. "Bisa gak sih gausah teriak?" Sinis Haechan.

"Gak! Lagi kalo punya masalah ya samperin, selesain secara kekerasan bukannya malah diem terus liatin dia!" Saran Jeno.

Haechan mendecak kesal lalu menoyor kepala Jeno. "Gimana mau jelasin kalo dia-nya selalu menghindar? Selalu ada aja alesan ketika gue pengen ngomong sama dia!" Jelas Haechan.

Jeno berfikir sejenak. Kalau kaya gini susah guys! Semarah-marahnya Renjun, ia akan memukul Haechan secara brutal lalu meredah lagi amarahnya dan hari itu baikan dan juga tidak berlangsung lama seperti saat ini.

"Lo juga salah sih Chan.Niat Renjun kan baik. Lo goblok juga kalo dibilangin sama temen-temen lo." Ujar Jeno.

"Ck! Gue gak suka kalo ada orang yang mencampuri urusan asmara gue!" Bela Haechan.

"Yaudah! Sekarang Renjun udah cuek. Lo-nya malah galau! Aneh lo!" Desis Jeno bingung.

Haechan menghela nafasnya kasar, ia juga tidak tau apa yang terjadi pada dirinya saat ini. Yang jelas Haechan tak suka kalau Renjun seperti ini. Hanya itu! Mungkin rasa bersalah Haechan, pikirnya.

"Listen to me Child!" Ucap Mrs. Tiffany yang baru saja tiba di kelas.

"Hari ini kita akan kedatangan murid baru dari Amerika. Langsung saja Mrs perkenalkan kepada kalian. Darling, Come Here!" Perintah Mrs. Tifanny mempersilahkan murid itu masuk.

"Wow TAMPAN!!!" Seru para murid perempuan ketika murid itu masuk.

"Please Introduce yourself, darling." Pinta Mrs.Tifanny.

Lelaki itu mengangguk dan mulai memperkenalkan dirinya. "Hai teman-teman! Nama saya Harvey Cantwell, kalian bisa panggil saya Harvy! Saya murid pindahan dari Amerika. Saya baru tinggal 1 minggu di Korea. Mohon bantuan dan bimbingannya ya!" Ujar Harvy seraya memamerkan senyumnya.

"Oke Harvy, kau bisa duduk disamping Renjun!" Ujar Mrs Tifanny menyuruh Harvy duduk disamping Renjun karena memang bangku itu yang kosong.

Renjun mulai menggeser tasnya ketika Harvy berjalan menghampirinya.

"Harvy!" Ujar Harvy memperkenalkan dirinya secara pribadi ke Renjun dengan senyumannya.

Renjun pun membalas senyuman Harvy. "Renjun." Balas Renjun membalas juluran tangan Harvy.

---

*kring* bel istirahat berbunyi.

"Oke anak-anak! Jangan lupa mengerjakan tugas saya! Mengerti?!" Peringat Tifanny sebelum pergi meninggalkan kelas.

"Ayo kekantin!" Ajak Renjun kepada Harvy disertai bahasa tubuh. Renjun tau kalau Harvy tidak terlalu lancar bahasa korea karena ia baru seminggu disini. Renjun pernah merasakan itu.

Untung saja ada Haechan yang membantunya, walaupun disertai ejekan, kejahilan serta keisengan Haechan.

Ah, dirinya jadi rindu dijahili Haechan. Tapi mau bagaimana? Haechan tak suka kehidupannya diusik. Renjun cukup sadar diri dan mengerti itu semua. Makanya ia menghindar dari Haechan. Toh, Haechan juga terlihat biasa saja jika ia tidak ada disisinya bukan?

Baru saja Renjun melangkahkan kakinya keluar bersama Harvy, ada seseorang menahan pergelangan tangannya tepat dipertengahan antara pintu masuk dan keluar.

"Can you live me? I wanna talk with her." Pinta Haechan kepada Harvy dengan bahasa Inggris.

Renjun sempat tertegun mendengar Haechan berbicara bahasa Inggris. Siapa juga yang tidak heran ketika Haechan hanya bisa mengartikan lewat kepalanya daripada bicaranya.

Lamunan Renjun buyar ketika Haechan menarik dirinya, membawanya kesuatu tempat yang Renjun yakini Rooftop karena arah tujuan Haechan yang menuju kesana.

Sampai di rooftop, Haechan melepaskan genggamannya dan mengunci pergerakan Renjun dengan kedua tangannya yang berada di samping kepala Renjun.

'Mampus! Jantung gue lagi ngadain konser!' Pekik Renjun disaat detak jantungnya tidak karuan.

"Njun, aku mau minta maaf. Gue tau gue salah, gak seharusnya gue ngomong kaya gitu ke lo padahal niat lo baik. Sekali lagi gue minta maaf. Plis, jangan marah plus ngehindarin gue lagi." Sesal Haechan yang penuh penyesalan.

Bukannya membalas, Renjun malah mengalihkan permintaan maaf Haechan. "Chan, kayaknya gue kena serangan jantung deh!" Gumam Renjun seraya memegang jantungnya.

Ketika Haechan mau panik, Renjun sudah melanjutkan omongannya. "Jantung gue kaya lagi konser. Coba nih pegang!" Lanjut Renjun seraya mengambil tangan Haechan untuk meletakannya tepat diatas detak jantung Renjun.

Belum sampai diatas dada Renjun, Haechan sudah menyentakan tangannya lalu menoyor kepala Renjun yang membuat Renjun menoyornya balik.

'Gila emang nih cewe! Masa iya dia nyuruh gue buat taruh tangan gue diatas dadanya? Bisa bahaya! Gue laki-laki normal woy! Bisa khilaf nanti!' Gumam Haechan memaki Renjun.

"Sakit bodoh!" Ringis Renjun yang sedang mengusap kepalanya.

"Lo yang bodoh! Lagian kan gue lagi minta maaf, bukannya bales malah ngomongin hal yang gak berguna!" Cibir Haechan.

Renjun mendesis. "Lagi apaan sih pake minta maaf! Lo kerasukan setan apa sampe mau minta maaf ke gue?!" Sarkas Renjun.

"Ya kan tap--"

"Gue bocor gegara lo mecahin botol kaca dikepala gue waktu kecil, gue jatuh dari sepeda karena lo ngebohongin gue bilang rem sepedanya blong, gue ketabrak motor karena lo ngajak gue ngejar layangan gak pernah yang namanya minta maaf! Gila lo ya?!" Racau Renjun.

Haechan tertawa mendengar pengakuan yang sangat jujur dari Renjun. Banyak hal kecil yang mereka lakukan dan menyebabkan Renjun mendapat musibah karena kejahilan Haechan. Tapi tetap saja ia merasa bersalah! Renjun tidak mau berbicara padanya dan mendekatinya!

"Yakan gue kira lo marah. Lo diemin gue, gamau ngobrol sama deket deket gue layaknya gue amubah!" Sindir Haechan.

Renjun yang mendengar itu menjitak kepala Haechan. "Kan lo yang minta! Lo lupa?! Lagipula kayaknya lo nyaman tanpa kehadiran gue!" Sindir balik Renjun.

Haechan hanya nyengir tidak jelas menatap Renjun. "Gue emosi waktu itu. Kata siapa gue nyaman? Gue meringsang karena gaada yang bisa gue jahilin. Lagipula lonya juga menghindar kaya cewe lagi pms, susah buat minta maafnya!" Balas Haechan tak terima.

"Ngindar-ngindar bapak lo ngindar! Lo kan yang salah! Masa gue yang harus ngejar lo. Sinting kali ya!" Balas Renjun.

"Ck! Kalo gak ngindar apa namanya? Mau jelasin ada aja alesannya dan selalu pake nama Jaemin sebagai jaminan. Udah gitu kunci pintu balkonnya diganti lagi! Terus, setiap gue dateng kerumah lo-nya malah pura-pura tidur!" Sahut Haechan.

"Ck! Lo nyuruh gue gak ngusik kehidupan lo ya! Giliran gue bener-bener gak ngusik, lo-nya malah panik!" Balas Renjun.

"Ya-- gak gitu. Gu-- akh! Udah! yang penting gue udah minta maaf kan? Lebih baik kita kekantin sekarang! Gue laper. Yuk!" Ajak Haechan yang langsung menarik Renjun tanpa menunggu balasannya

HE'S MY ENEMY(?) - HYUCKRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang