🍃Raga Alana 2🍃

636 387 289
                                    

"Jatuh yang paling sakit adalah disaat kita jatuh cinta kepada orang yang tidak mencintai kita."

***

Bel pulang telah berdering 15 menit yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bel pulang telah berdering 15 menit yang lalu. Alana berjalan menuju parkiran sekolah seorang diri karena Dara dan juga Bulan sudah pulang lebih dulu.

Tin... Tin...

Alana berhenti ketika suara klakson motor berbunyi di dekatnya. Alana memutar badannya dan melihat siapa orang yang membunyikan klakson motor tersebut.

Alana menatap jengah si pengendara motor, dia Aditya Mahendra, kakak kelas yang selalu mengejar Alana.

"Apa?" tanya Alana malas.

"Pulang bareng gue aja, gratis nih," ujar Adit sambil melepas helm full facenya.

"Males."

"Gue nggak terima penolakan."

"Emang lo siapa gue?" tanya Alana.

"Pacar," jawab Adit enteng sembari terkekeh.

"Woi! ini masih siang, dan lo udah mimpi aja!" teriak Alana tepat di depan muka Adit.

"Terserah, sekarang lo pulang bareng gue!"

Tanpa sengaja, Adit mencekal pergelangan tangan Alana dengan kuat saat tahu gadis itu hendak pergi.

"Aww.. Anjir, kasar banget sih, lepasin nggak!" Teriak Alana sembari meronta agar cekalan tangan Adit terlepas.

Bughh..

Adit terjatuh dari motor ketika mendapat bogeman keras dari seorang laki-laki yang sekarang tengah berdiri di sampingnya, laki-laki itu ialah Raga.

Entah ia datang dari mana, yang jelas saat ini Alana bersyukur karena ada orang yang menolongnya, apalagi orang itu adalah Raga, Alana sangat-sangat bersyukur.

Menyadari tangannya telah bebas, dengan cepat Alana berlari mendekati Raga dan memeluknya dari belakang.

Perlahan Adit berdiri kemudian mengusap sudut bibirnya yang robek serta mengeluarkan sedikit darah. Ia menatap Raga dengan rasa takut yang mati-matian di tutupinya.

"Pergi!" kata Raga dengan nada dingin tak terbantah.

Tanpa mau memperpanjang masalah lagi, Adit dengan segera kembali menaiki motornya kemudian berlalu meninggalkan Raga dan Alana.

"Lepas," ucap Raga yang membuat Alana tersadar lalu dengan cepat melepaskan pelukannya.

"Makasih ya," ucap Alana, jujur saja saat ini jantung Alana berpacu lebih cepat seperti tengah konser karena baru pertama kalinya Alana memeluk Raga.

Raga Alana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang