08. Rencana🥀

25 10 6
                                    

Saat ini Syila berada di tempat yang di kelilingi banyak pasangan-pasangan muda yang sedang memakan makanannya dengan tenang. Banyaknya suasana cinta di sini membuat Syila teringat kembali dengan mendiang Almarhum Arbyaz.

Malam ini Syila melaksanakan rencananya yang sesuai dengan perkataan dari Juan. Mario menarik salah satu kursi dan menyuruh Syila untuk duduk. Syila mengangguk dan mendudukkan diri di kursi yang sudah di bersihkan oleh Mario.

Prok prok prok

Kode Mario kepada pelayan di Caffe tersebut, para pelayan mengangguk dan langsung meletakkan makanan dan minuman di Meja mereka.

"Suka?" tanya Mario. Syila melihat makanan di hadapannya dengan tak bersemangat ataupun bergairah. Ia sungguh sedang merindukan Arbyaz.

"Suka kok," jawab Syila berbohong, sungguh ia sangat muak harus terus-terusan seperti ini. Tetapi, demi rencananya ia akan melakukan apapun.

"Makan yang banyak," ucap Mario sembari tersenyum lebar sungguh dirinya sedang di mabuk cinta oleh gadis di hadapannya ini.

"Hum," balas Syila mengangguk, mereka memakan makanan dengan baik, sepertinya Syila harus segera melaksanakan tugasnya.

"Kakak udah punya pacar?" tanya Syila pelan. Mario mendengar pertanyaan itu dan langsung membalasnya dengan senyuman.

"Udah," jawab Mario. Syila menaikkan sebelah alisnya bingung setau dirinya Mario tidak memiliki pacar maupun seorang gadis yang dekat dengannya.

"Siapa?" tanya Syila. Mario pun langsung mengambil Hanphonenya lalu mentap salah satu Aplikasi dan memperlihatkannya kepada Syila.

Syila yang bingung langsung bertambah bingung, karena saat Mario memperlihatkan kepadanya, ternyata yang muncul di dalam Handphone Mario adalah wajah dirinya.

"Dia bukan hanya seorang pacar melainkan calon istri gue nanti," ungkap Mario. Syila langsung membuang mukanya ia sungguh sangat mual saat Mario mengungkapkan kata seperti itu.

"Hm, hehe. Ah iya, tapi Syila belum pernah ngedenger Kakak nembak Syila. Terus kenapa Kakak bilang Syila ini pacarnya Kakak padahal Kakak belum nembak atau apapun tuh," celetuk Syila tak percaya karena Mario mengaku-ngaku bahwa dirinya adalah pacarnya.

"Ngode nih?" goda Mario. Syila menjadi kesal dan salah tingkah seharusnya ia tak perlu berbicara seperti itu kepada Mario, cowok di hadapannya ini menjadi GR.

"Gak," jawab Syila singkat. Mario tertawa, mereka selesai memakan makanan mahal yang sudah di pesan oleh Mario.

"Yaudah. Jadi, kamu mau gak jadi pacar aku?" lontar Mario ringan, ia lalu mengambil sebukat bunga yang sudah di hias seperti boneka. Syila hanya mengangguk dan menerima bunga pemberian dari Mario. Mungkin dengan cara ini, rencananya akan berhasil.

Cowok itu sangat senang saat Syila mau menerima cintanya dan mau menerima dirinya sebagai kekasihnya, ternyata pengorbanannya tidak sia-sia juga.

"Syila mau beli Ice cream dong, Kak," ucap Syila manja. Mario tersenyum lalu mengangguk.

"Mau Ice cream rasa apa?" tanya Mario.

"Rasa green tea!" jawab Syila semangat, Mario ikut senang saat melihat senyuman Syila terbit dari bibir kecilnya itu. Mario pergi untuk memesan Ice cream Green tea milik Syila.

Sedangkan Syila langsung mengambil Handphonenya lalu menelphone Juan.

"Kak Juan," panggil Syila pelan.

"Iya, Syil. Udah berhasil?" balas Juan.

"Udah, tinggal nanyain lebih lanjut mungkin cari waktu yang tepat," bisik Syila. Juan di sebrang sana sudah mengangguk mengerti.

MY LOVE IS DEADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang