BAB 35 | KLASIK DAN SEDERHANA

705 42 14
                                    

Selamat Membaca Kisah
Perjalanan Mereka

Now playing : Anang Feat Ashanty - Luar Biasa

***

BAB 35 | KLASIK DAN SEDERHANA

Sebuah akhir yang akan selalu sama seperti cerita orang hanya memiliki konflik yang berbeda

***

Rara masih menangisi apa yang sudah ia lakukan kepada Gunawan. Irsya tidak bisa berbuat apa-apa karena memang benar sudah tidak harapan lagi bagi Gunawan untuk kembali bangun. Irsya langsung menghubungi teman temannya Gunawan mendoakan Gunawan, karena Irsya sudah sepakat untuk mencabut semua peralatan yang ada di tubuh Gunawan karena memang detak jantungnya sudah berhenti dari kemarin namun Irsya mengurungkan niatnya karena ia masih berharap masih ada harapan.

Semua teman teman Gunawan hadir disana begitupun dengan teman temannya Rara. Tidak terkecuali Ady dan Nia yang mungkin sedikit bersalah kepada Gunawan karena sudah membuat nya celaka seperti ini.

"Terimakasih saya ucapkan kepada kalian teman teman Gunawan dan teman temannya Rara karena turut hadir dalam undangan saya. Sebenernya dalam hati saya tidak tega melakukan hal itu tapi berhubung detak jantungnya Gunawan sudah tidak berdetak dari kemarin, maka dengan berat hati saya harus mencabut semua peralatan yang di pasang di tubuh Gunawan," ucap Irsya pelan.

Semua menatap satu sama lain merasa tidak percaya dengan penuturan Irsya. Rara yang masih setia di samping Gunawan terus menangis walaupun sudah di tenangkan Putri, "sudahlah Ra. Putri yakin Gunawan akan memaafkan kamu," ucap Putri.

"Kesalahan aku sama Indi terlalu besar, dan aku merasa berdosa hingga aku gak rela kalau sampai bang Irsya mencabut semua peralatan Gunawan," sentak Rara yang kini menatap Irsya.

"Tapi, Ra. Abang juga tidak mau, tapi mau bagaimana lagi harapan Gunawan sudah tidak ada," ucap pelan Irsya. "STOP! bang, Stop berkata seperti itu. Rara yakin Gunawan pasti akan bangun dan akan memaafkan kesalahan Rara," teriak Rara.

Irsya hanya menundukkan kepalanya tanda pasrah, Rara makin kencang menangis semua teman temannya larut dalam kesedihan. Rara menangis sejadi jadinya ia hanya melafalkan doa agar Gunawan cepat bangun, "Indi, aku minta maaf sama kamu aku pernah mengusir kamu, membentak kamu, bahkan membuat aku membenci padamu. Aku minta maaf sama kamu hiks...hiks,"

"Oh ya Indi, lihat." Rara yang masih menangis mengambil ponselnya dan lalu memutarkan video mereka waktu pentas kemarin bersama teman temannya yang lain.

"Kamu ingat gak video ini, aku masih ingat bahkan sampai detik ini gerakan masih aku hapal. Pas awal pertama kita latihan kita sering salah mulus bahkan sampai Wulan kewalahan sama kita hingga bang Uwan turun tangan, ingat kan Indi, " ucap Rara bercerita tentang masa masa dengan Gunawan.

"Oh ya ini satu lagi. Waktu kita nyanyi lagu India, dan pertama kalinya kita punya nama panggilan masing-masing. Hingga kamu menggoda aku di atas panggung saat kamu memberikan nama Ucing kepadaku, kamu ngomong gini sama aku, 'karena kamu galak dan sering nyakar aku panggil kamu cing ya' kamu masih ingat kan Indi,"

"Terus terus gitu aku ngambek sama kamu, hingga kamu berkata 'kucing itu ada singkatan nya Ku nya aku dan Cing nya kamu. Jadinya aku dan kamu' masih ingat kan Indi,"

Mendengar Rara terus meracau membuat semua makin menangis karena Rara terus berusaha membuat Gunawan bangun. Irsya yang sudah bersiap di sisi lain Rara karena sebentar lagi ia akan mencabut semua alat yang ada di tubuh Gunawan.

"Jangan bang!!!" tahan Rara.

"Indi, kamu pasti ingatkan, kita dulu pernah bertemu. Tepatnya 12 tahun yang lalu dimana aku sedang menggambar dan kau hadir disana menawarkan diri untuk aku gambar hingga akhirnya aku menggambar kita berdua di taman surga. Apakah kamu akan mengingkari janji kamu, untuk menunggu aku di pintu Surga? Apakah kamu akan pergi sendirian kesana tanpa aku Indi? Hiks..hiks..,"

Rara pasrah dan hanya menangis memeluk Gunawan sesekali ia bergumam Indi di bibir nya berharap ia akan bangun. Hingga akhirnya Irsya melihat sesuatu yang mengejutkan dirinya, air mata Gunawan jatuh di sudut matanya. Irsya beberapa kali mengucapkan syukur lalu jari tangan Gunawan bergerak bersamaan dengan terbukanya mata yang sayu itu.

Rara yang menangis, menatap wajah Gunawan yang pucat hingga seutas senyuman di ukir Gunawan walaupun terhalang selang oksigen. "Aku kembali Cing," ucap lirih Gunawan.

"Iya Indi, kamu kembali. Jangan tinggalin aku lagi Indi." Rara kembali memeluk Gunawan lagu tanda bersyukur.

Tangan kanan Gunawan mengusap rambut Rara dan menariknya agar tidak lagi memeluk nya. "Aku kasih sama waktu sama tuhan sebentar, untuk mengucapkan selamat tinggal," jawan Gunawan.

"Enggak Indi, enggak aku mau kamu sembuh seperti dulu," ucap Rara enggan. "Aku tahu Cing, tapi baik aku sama kamu sama sama akan pergi sebentar lagi tapi mungkin ini waktunya aku dulu untuk pergi duluan sesuaikan kata kata yang aku ucapkan dulu,"

"Gun, maafin abang. Abang bukan kakak yang baik buat kamu, terlalu banyak dosa yang abang lakukan sama kamu. Kamu maukan memaafkan abang," ucap Ady yang langsung mendekati Gunawan. "Begitu dengan aku Gun, maafkan aku karena rasa iri hati aku kepada Rara, membuat kamu jadi korban. Maukan kamu memaafkan ku," ucap Nia yang ikut merasa bersalah juga.

Gunawan hanya menggangguk. Ia sudah memaafkan semua kesalahan orang yang jahat kepadanya. Lalu Gunawan menyuruh Irsya untuk mendekati dirinya, dan mulai berbisikan sesuatu kepadanya. Setelah berbisik Gunawan menatap Rara dan semua sahabat nya dan detik berikutnya

Napas Gunawan tersengal-senggal. Semua panik disana begitu dengan Rara, ia langsung memeluk putri karena tidak kuat melihat Gunawan yang tengah menjalani sakaratul maut dan detik berikutnya Gunawan akhirnya menghembuskan napasnya yang jari kelingking nya Rara masih di pegang Gunawan.

Irsya langsung mengecek keadaan Gunawan. Dan setelah itu Irsya menggelengkan kepala, tanda Gunawan sudah meninggalkan kita semua. Semua menangisi kepergian Gunawan, tapi Rara sudah ikhlas akan kepergian Gunawan dan sebagai bentuk penghormatan terakhir teman temannya melakukan pemulasaraan jenazah Gunawan.

Rara yang masih dalam pelukan Putri masih menangis. Ia menangis bukan tidak ikhlas akan ia sudah melakukan kesalahan besar di akhir akhir Gunawan walaupun sudah mendapatkan pemintaan maaf akan itu ia gagal menjadi sahabat yang terbaik buat Gunawan. Dan sekarang Rara hanya tinggal menunggu ajal kapan menjemput nya untuk bertemu dengan Gunawan di alam lain yang sudah di takdir kan sang maha kuasa.

"Gunawan orang baik, orang baik kata Tuhan akan di masukkan ke dalam surga. Tapi kalau sampai itu terjadi aku sebagai abang merasa sangat bangga sekaligus sedih karena tidak akan melihat malaikat kecil telah pergi bersama dengan orang ia cintai," ucap Irsya yang langsung menyerahkan sesuatu kepada Rara.

***

Tbc.

Yeyeyeye akhirnya Lis bisa update lagi. Ini adalah akhir dari kisah ini, mudah mudahan kalian suka dan feel nya dapat banget. Aku tahu kalian pasti akan kangen sama cerita ini. Rencana sih mau bikin season 2 tapi dengan beda orang?

Kayaknya gak mungkin deh, soalnya peminat nya sedikit. Siap siap buat epilog yang akan di unggah Lis besok pagi. Mudah mudahan.

Jangan lupa vote and coment 👧
Tinggalkan Jejak 👣

Lis_author

(TERBIT) DLS [3] Goodbye And Go ✓  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang