Selamat Membaca Kisah
Perjalanan MerekaNow playing : Sahrul Khan - Aankhein Khuli
***
BAB 16 | PAMERAN DAN PEMERAN
Bermain peran memang bisa memamerkan keahlian yang kita miliki bukan buat sombong melainkan pembuktian Kepada orang yang mengganggap remeh kita
***
Hari yang di nantikan akhirnya datang juga. Semua anggota OSIS yang terlibat terlihat sibuk mendekor ruangan menata beberapa karya yang akan di pamerkan dan ada juga yang sedang sibuk dengan makanan, panggung, musik, kostum dan lainnya sebagai nya. Faul yang merupakan ketua OSIS disini menatap setiap tempat untuk memastikan tidak ada yang kurang atau terlewat sedikit pun.
Dan saat Faul mendekati panggung terlihat Rara sedang sibuk menata perlengkapan panggung dan juga mengatur beberapa anak yang akan mengisi acara ini. Jadi bukan anak ekskul seni yang ikut dalam acara ini. Tapi melibatkan semua ekskul disini, "jadi semuanya sudah tahu dimana urutan kalian tampil pokoknya untuk ekskul Seni itu tampil terakhir," ucap Rara memberi arahan kepada masing-masing ketua ekskul.
"Baik Ra," jawab mereka serentak.
"Kalau gitu kalian bubar dan persiapan diri kalian," ujar Rara.
Setelah bubar Faul mendekati Rara. "Ra, gue salut sama kerja keras lo. Walaupun lo sedang sakit parah tapi lo tetap bersikap profesional banget," ucap Faul kagum.
"Faul bisa aja, Rara pamit dulu mau gabung sama teman teman lainnya," pamit Rara meninggalkan Faul. Rara mulai berjalan mendekati teman temannya di ekskul seni, tapi sebelum itu ia di sapa oleh seseorang.
"Rara!"
Rara menoleh dan sosok itu adalah Irwan, dokter di sekolah ini sekaligus orang pernah ia sukai satu tahun yang lalu.
"Gimana kabar kamu? Kayaknya kamu sibuk banget," tanya Irwan ramah.
"Iya nih kebetulan aku bagian seksi acara ini dok," jawab kaku Rara. " Ra, jangan panggil aku dengan sebutan dokter dong. Panggil saja kakak seperti bisa,"
Rara sebenarnya hendak berkata demikian namun ia sudah tidak mau berurusan dengan masalah yang membuat dirinya makin frustasi, "maaf ya dok, saya permisi dulu." Gerakan Rara tertahan gara gara tangan Irwan menghentikan langkahnya.
"Maaf dok, lepaskan tangan saya," pinta Rara. "Kenapa, Ra? Sampai kapan kamu akan menghindar. Apa semua ini gara gara Nia,"
Rara bingung harus menjawab apa. Pertanyaan Irwan dan kedatangan nya akan menimbulkan masalah baru apalagi kalau Nia sampai tahu. Dan Rara harus cepat cepat pergi dari sini. Rara mencoba melepaskan tangan itu tapi cengkraman tangan Irwan terlalu kuat hingga Rara terlihat kesakitan.
"Aw, lepaskan saya dokter." Rara terus meronta-ronta, namun Irwan tetap bersikukuh hingga akhirnya datang seseorang melerai keduanya.
"SEKALI LAGI LO MENYAKITI RARA, LO BERURUSAN SAMA GUE. SEKALI PUN LO DOKTER KEK APA KEK, KALAU SUDAH BERURUSAN SAMA RARA, GUE GAK AKAN TINGGAL DIAM, Rara ayo."
KAMU SEDANG MEMBACA
(TERBIT) DLS [3] Goodbye And Go ✓
Novela Juvenil"Pertemuan kita begitu indah tapi kenapa berakhir dengan air mata" *** "Sampai Ajal Menjemput mu, aku selalu mencintaimu menyayangimu engkau tulang rusukku"-Ari Gunawan Putra "Hingga di Surga-Nya Allah aku ingin bersamamu dan menjadi bidadari cinta...