Selamat Membaca Kisah
Perjalanan MerekaNow Playing : Tangga - Kesempatan Kedua
***
BAB 12 | CARI DAN KESEMPATAN
Mencari kesempatan itu sangatlah sukar kesempatan itu datang sang maha kuasa jadi kalau yang di atas sudah berkehendak maka kesempatan akan datang
***
Selfi tidak bisa berkata apa-apa lagi kala mendengar perbincangan dokter Irwan dan pria itu, Selfi tidak tahu siapa Gun sebenarnya tapi kenapa dirinya merasa sedih dan sangat khawatir kepada nya. Perasaan dirinya kemarin hanya melihat pria itu bersama dengan seseorang yang Rara bilang itu adalah Gun. Tapi kenapa hatinya sakit, hatinya perih, dan lain sebagainya. Air matanya lolos begitu saja dan tidak pernah membayangkan seperti apa rasa sakit itu, ingat akan rasa sakit ia juga ingat kepada Rara yang juga terkena penyakit mematikan maka dari itu ia lebih baik pergi dari sini untuk kembali menemui Rara.
Namun belum sempat jauh dari tempat itu Selfi bertabrakan dengan seseorang yang juga hendak menemui dokter itu, "Aduh! Jalan pake mata dong. Ini punya mata malah lihat ke bawah emang ada apa sih di bawah!?" teriak seseorang yang Selfi ketahui ia adalah Nia.
"Maaf Nia aku gak sengaja, aku permisi dulu." Selfi tidak mau berurusan dengan Nia yang merupakan adik dari dokter Irwan. Walaupun seorang adik dokter tapi kelakuan nya seperti anak pemilik sekolah ini, walaupun begitu semua siswa segan sama Nia kecuali ada satu orang yang berani dan itu adalah Rar
Selfi akhirnya mempercepat langkahnya dan langsung berjalan menuju ruangan OSIS, dan saat ia sudah sampai rupanya di ruangan sudah tidak ada siapa siapa. Hanya tersisa Faul yang sedang berbenah "Faul? Kemana semua orang? Udah bubar ya?" tanya Selfi bertubi tubi. "Iya Sel. Pada saat kamu permisi izin kita sudah sepakat untuk mengambil tema pesta Bollywood dan akan ada penampilan dari anak anak seni, " jawab Faul.
"Jadi sudah ditentukan ya, kalau gitu kamu lihat Rara gak?" tanya Selfi menanyakan Rara. "Aku gak lihat tuh, kayaknya sudah ke kelas deh, ya sudah aku pamit ke kelas dulu," pamit Faul meninggalkan Selfi.
Tersisa Selfi sendiri disini. Dan kayaknya ia mulai penasaran sama sosok bernama Gun itu, dari kemarin sampai sekarang Rara mungkin kepikiran sama Gun. Tapi bukan Rara namanya yang selalu menyembunyikan kekhawatirannya, maka dari itu Selfi harus cari tahu dan menjelaskan ke Rara perlahan lahan.
***
Sore hari mereka sudah menuju di parkiran. Akan tetapi kini Rara pulang sendiri karena Selfi masih ada urusan sama teman teman yang lain, sebenarnya agak sebel kalau Selfi tiba tiba janjian sama teman temannya dan membuat Rara semakin kesepian. Walaupun Rara punya sahabat yang menyayangi dirinya akan tetapi sosok Selfi begitu erat di hati nya dan tidak mau terpisahkan.
Sebuah mobil mewah mendekati dirinya dan saat mobil itu berhenti bersamaan dengan terbukanya kaca mobil memperlihatkan sesosok wajah pria yang telah berbuat menjadi muda, "kok Bang Uwan yang jemput Rara. Kenapa gak ayah aja?" tanya Rara kecewa.
"Maafin Rara Bang, Ayah tadi ada keperluan dan maka dari itu Ayah minta Uwan untuk jemput Rara disini," jawab Ridwan. "Seharusnya ayah kasih tahu dulu sama Rara bukan malah kayak gini," kesal Rara.
"Jangan marah dong, masa adik bang Uwan yang ceria ini malah ngambek. Oh ya kata Ceppy katanya kamu mau beli alat gambar yang banyak ya? Emang buat apa sih?" Ridwan mengalihkan pembicaraan bermaksud membuat Rara tidak kecewa lagi.
"Oh iya Bang, anterin Rara belanja yuk, soalnya Rara mau bikin lukisan yang banyak untuk di pamerin di sekolah nanti," ucap Rara antusias yang langsung masuk ke mobil di samping Ridwan. "Oke siap? Abang akan antara Rara kemanapun Rara pergi!"
Mereka akhirnya meluncur menuju lokasi mall yang sangat terkenal. Rara sudah lama tidak pernah, terakhir ia ke sana pada saat Kak Lesti, Kak Selfi dan Bang Uwan mengajak Rara tepat di hari ulangtahun nya tahun kemarin. Dan sekarang akhirnya mereka kesini lagi walaupun hanya berdua saja. Rara sangat antusias sekali bahkan sampai Ridwan di buat pusing dengan tingkah Rara, Ridwan sedikit sedih kalau melihat keceriaan Rara harus luntur gara gara penyakit itu. Tapi ia selalu berdoa agar senyuman Rara tidak pernah luntur lagi.
Ridwan mengikuti semua langkah kaki Rara, apa yang Rara inginkan selalu Ridwan turuti ada kebahagiaan tersendiri dalam dirinya kala tuhan memberikan adik yang seperti ini. Adik yang tidak di anggap anak oleh sang Ayah karena selalu menyangkut-pautkan masalah kematian istrinya dengan anak itu, tapi itu masa lalu biarkan masa lalu itu hilang bersama dengan air mata dan di ganti dengan kebahagiaan dan air mata bahagia.
***
Sementara itu di tempat lain. Selfi yang masih sibuk dengan rasa penasaran itu akhirnya menemui dokter Irwan, "Dokter Irwan? Dokter belum pulang?" tanya Selfi basa basi.
"Eh, Selfi kirain siapa? Iya nih belum pulang. Kayaknya sebentar lagi, emang ada apa Sel? Apa Rara kambuh lagi?" Irwan bertanya kepada Selfi dengan nada khawatir. "Dok, eh maksud aku Kak. Rara baik baik saja kok, cuma ada yang Selfi mau omongin sama kakak?" tanya Selfi pelan pelan.
Irwan menghentikan pekerjaannya "Emang Selfi mau tanya apa?" Selfi menghela napas, "gini kak. Maaf sebelumnya aku tadi tidak sengaja mendengar pembicaraan kakak dengan salah satu dokter. Kalau boleh tahu ia siapa?"
"Oh tadi pagi. Itu adalah dokter Irsya," jawab Irwan. "Kalau boleh tahu apa yang ia lakukan disini?" tanya Selfi lebih spesifik.
"Tadi ia cuma memberikan surat dokter untuk adiknya yang bernama Gunawan. Karena selama beberapa hari ke depan ia absen dulu." Mendengar itu semua Selfi menarik kesimpulan bahwa Gun itu adalah Gunawan dan Selfi harus cari tahu tentang Gunawan dan juga Irsya. "Oh kalau gitu kak, makasih infonya. Selfi pamit dulu."
Akhirnya Selfi meninggalkan sekolah dan langsung mencari angkutan umum untuk menuju rumah sakit tempat dimana Rara di rawat, kebetulan jalan dari sekolah menuju rumah sakit itu agak jauh membutuhkan waktu setengah jam untuk sampai ke sana. Entah apa yang di lakukan Selfi sejauh ini seolah ia merasa iba setelah melihat kejadian kemarin dan juga perubahan raut wajah Rara yang berubah kala melihat kondisi cowok itu.
Seperti terlihat wajah penyesalan dalam diri Rara walaupun sebenarnya Rara lupa karena mungkin sibuk dengan semangat nya dalam menggapai apa yang selama ini belum ia alami. Akhirnya Selfi sampai disana langsung menuju resepsionis, awalnya ia ingin menanyakan ruangan kakaknya. Itu sih terlalu formal dan harus punya janji dulu, maka dari itu ia memilih menanyakan ruangan adik dokter itu.
Setelah mendengarkan ruangan nya ia langsung mencari nama ruangan itu, tidak butuh waktu lama akhirnya Selfi menemukan ruangan itu dan dengan hati hati Selfi memasuki ruangan itu dan terlihat sosok cowok tengah duduk di ranjangnya dengan infusan dan tabung oksigen melekat disana. "Siapa ya?" tanya Gunawan yang langsung menoleh ke arah pintu itu.
"Maaf mengganggu waktu nya dan juga membuat ku kaget. Sebelum nya perkenalkan nama saya Selfi, kakaknya Rara. Dan apa betul ini dengan Gunawan?" tanya Selfi ramah.
***
Tbc.
Yeyeyeye akhirnya Lis bisa update lagi. Bagaimana dengan bab ini? Sebenarnya Lis gak mau up hari ini. Tapi karena banyak komentar yang ingin cepat up, ya sudah Lis mempercepat untuk Up. Dan sekarang Lis akan kasih tantangan untuk para pembaca, kalau mau cerita ini up lagi.
Untuk membaca cerita ini untuk tembus 700 pembaca dulu deh. Lis gak kasih langsung seribu kok, tenang ya?
Tunggu update selanjutnya kalau sudah sampai mencapai 700 pembaca 👋👋
Jangan lupa vote and coment 👧
Tinggalkan Jejak 👣Lis_author
KAMU SEDANG MEMBACA
(TERBIT) DLS [3] Goodbye And Go ✓
Novela Juvenil"Pertemuan kita begitu indah tapi kenapa berakhir dengan air mata" *** "Sampai Ajal Menjemput mu, aku selalu mencintaimu menyayangimu engkau tulang rusukku"-Ari Gunawan Putra "Hingga di Surga-Nya Allah aku ingin bersamamu dan menjadi bidadari cinta...