Seorang wanita terlihat sangat bahagia atas apa yang ia capai, lalu berlari mengelilingi lapangan sekolah dilanjut oleh suara tawa.
Sesekali, ia melihat sekeliling, orang-orang yang sama bahagia dengannya saling bercanda ria.
"Akhirnya nunggu seminggu pengumuman gw lulus juga," batin Millie tersenyum lebar melihat kertas yang ia pegang bertuliskan lulus
Ia mendekap kertas itu di dadanya, kemudian ia terdiam. "Yang lain kemana ya? Gw gabisa disini lama-lama, harus pulang sekarang."
Namun karena tidak melihat temannya satupun, Millie berlari pulang menuju rumah, memberitahukan kabar istimewa itu pada keluarganya.
Pintu rumah terlihat terbuka lebar, ia menggapain knop pintu lalu mulai memasuki rumah. "Bang, gw--"
"Akhirnya dateng juga si pembawa masalah ini." Agnar memandang Millie dari atas hingga bawah dengan sorot matanya yang tajam, lalu berjalan perlahan mendekati Millie. "Dari mana aja lu?"
Senyum Millie yang sebelumnya terlukis seketika sirna, digantikan oleh raut wajah bingung dan heran. "Lu kenapa bang? Kok kayak marah sama gw? Gw kan dari sekolah. Bukannya lu tau?"
Agnar mendecih lalu tersenyum miring. "Harus tau? Emangnya lu siapa gw?"
"Maksud lu gimana si?" Millie mendorong tubuh jangkung Agnar. "Gw adek lu, lu kenapa si tiba-tiba gini?"
"Lu tanya aja sama diri lu sendiri," jawabnya mulai berlalu meninggalkan Millie
"Iya gw tau, dulu gw marah banget sama lu," ucap Millie yang berhasil membuat langkah Agnar terhenti. "Tapi lu katanya udah maafin, terus salah gw apa? Kalau lu masih mesel harusnya lu gausah maafin gw dong."
"Ya, lu bener Mill." Agnar membalikkan tubuhnya dan bersedekap dada. "Harusnya waktu itu gw gausah maafin lu, bodoh banget ya gw maafin orang kayak lu."
"Tapi katanya lu maafin gw, gw tau gw emang salah dulu." Ia menunduk, tak terasa air matanya sudah menetas. "Tadinya gw mau ngasih tau lu kalau gw lulus, tapi lu malah marah gini sama gw."
"Oh lu lulus? Yaudah gw si ga terlalu peduli," ujar Agnar, ia tertawa lalu kembali melanjutkan langkahnya
"Tapi--"
"Gausah tapi-tapian. Gw males basa-basi sama orang kayak lu," bentak Agnar yang saat itu langsung pergi. Millie berpikir, apa yang dilakukan Agnar padanya adalah apa yang ia lakukan pada Agnar dulu, apa abangnya sama sekali tidak bisa memaafkannya?
Millie berlari sambil terus terisak, ia menutup pintu dengan keras lalu membaringkan tubuhnya di kasur.
"Apa Agnar sebenernya masih gasuka sama gw dan ga nerima jadi adeknya karena terpakasa? Gara-gara sifat gw dulu yang sama sekali kasar sama dia?" tanya Millie pada dirinya sendiri. "Tapi kalau emang iya, kenapa dia dulu mau maafin gw?"
"Atau dia sakit hati sama apa yang dulu gw lakuin sama dia dan dia bales sekarang?" tanyanya melihat dirinya sendiri di kaca besar.
Tak lama, Millie menghapus air matanya lalu mengambil hsndphone yang terletak di atas meja dan mencari nomor Noah, orang yang selama ini ia cari.
Namun, usahanya nihil, Noah sama sekali tidak menjawab walaupun sudah hampir tersambung. Ia lalu mencari nomor Sadie, tapi Sadie sama seperti Noah, tidak tersambung.
Suara ketukan pintu berhasil mengagetkan Millie, sebelum ia membuka pintu, teriakan dari luar kembali membuatnya diam.
"Makan, ntar kalau lu kelaperan jangan salahin gw!" jerit Agnar, langkah kakinya terdengar sudah menjauh. Dan Millie perlahan membuka pintu dan berjalan menuju ruang makan.
"Duduk cepet, lambat banget sih." seru Agnar menatapnya tajam. "Denger ya, tadinya gw gamau ajak lu makan si. Tapi karena gw kasihan, jadi ya gw terpaksa."
Millie kembali menangis dalam diam, ia tidak memakan jamuan yang tersedia di depannya. Hanya memainkan sendok dan garpu dan menatap kosong piring yang ia gunakan.
"Heh," panggil Agnar. "Lu mau makan gak sih? Tadinya aja gw gausah panggil lu dan gw suruh lu cari makan sendiri."
"Kalau gw masih salah lu kasih tau gw dong, bang," lirih Millie. "Harusnya lu waktu itu gausah terpaksa baik sama gw kalau ujung-ujungnya lu masih benci sama gw."
"Ya, gw emang terpaksa," kata Agnar. "Gara-gara lu, gw jadi putus sama Melda."
"Tapi salah gw apa dan dimana? Kenapa lu nyalahin gw tapi lu ga jelas ngasih tau salah gw."
"Lu denger ga sih apa yang gw bilang tadi?" tanya Agnar. "Lu liat diri lu sendiri, semua masalah yang ada dirumah ini muncul gara-gara ulah lu." ia membentak dan memukul meja dengan keras.
"Udahlah, gw males berdebat sama lu, ga berguna, dan gw jadi gaada selera buat makan." ia beranjak pergi meninggalkan Millie yang masih mematung atas apa yang ia lakukan sebelumnya.
"Mama dimana sih?" batin Millie terisak. "Mama doang yang bisa ngasih tau gw kenapa Agnar begini."
KAMU SEDANG MEMBACA
A Secret Story | Stranger Things [END]
Fanfic[END] "Kalian semua itu bisa gak sih jangan bikin masalah setiap hari disekolah ini?!" "Gw suka sama dia, tapi apa dia suka sama gw?" "Know what?" Cerita ini merupakan kisah remaja yang terus saja membuat masalah di sekolah. Tapi akankah mereka berh...