Ruang tunggu pers di Lembaga Perwakilan Rakyat (LPR) tidak pernah sebosan ini. Ruangan yang biasanya dipenuhi oleh perdebatan para jurnalis, lahan bertukar pikiran mengenai isu terkini, dan tempat mencari informasi baru untuk bahan berita, kini diisi dengan obrolan-obrolan ringan mengenai aktivitas para rekan jurnalis di akhir pekan kemarin. Ini kali pertama aku hanya duduk diam di ruangan ini, memikirkan berita apa yang harus kutulis nanti. Pak Koa menunggu hasil liputan tentang LPR, tetapi belum ada satu ide pun yang terlintas di benakku sampai detik ini.
"Biasanya lo banyak ngomong, Ren," ucap Mira, temanku pada tahun pertamaku bekerja di FACE News.
Kami bertemu saat dikirim ke lokasi kebakaran di Pasar Hiling. Liputan pertamaku, masih gugup, kaku, dan lugu. Saat itu, aku lupa menanyakan nama kepala pemadam kebakaran yang bertugas dan mereka sudah kembali ke base. Saat itu, jurnalis televisi sudah mulai mengepak barang-barangnya dan aku segan untuk mengganggu mereka. Siapa tahu, orang yang kutanya kaget dan menjatuhkan kameranya. Mira memanggilku dan menanyakan mengapa aku seperti anak kucing kehilangan induknya. Dari situ, kami semakin dekat karena sering bertemu di liputan-liputan lain.
"Pusing gw. Gak tau mau nulis apa," jawabku sambil menaruhkan kepala di meja depanku. Memejamkan mata, sekali lagi aku mencoba untuk memikirkan berita apa yang akan aku tulis hari ini.
"Gw denger-denger sih si Pak Fipli bakal nongol bentar lagi," hibur Mira yang sedang menatap layar smartphone-nya. Pak Fipli termasuk dalam staf Badan Perundingan (BP), bagian dari LPR yang mengurusi jadwal dan agenda rapat.
Seketika kepalaku terangkat dan menoleh ke arah Mira, "Serius? Tau dari mana?" tanyaku penasaran mengenai sumber dari informasi ini.
"Firasat gw, hehehe," canda Mira sambil ketawa kecil.
Aku menarik napas dan kembali menundukkan kepala, "Ya kali, ada-ada aja lu," balasku. "Baru kali ini gw liat ruang pers sepi argumen," komentarku melihat suasana ruangan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Journalist's Journal
Short StoryRenee, jurnalis FACE News, tidak sengaja mendengar informasi yang dapat menguak ketidaktransparanan Lembaga Perwakilan Rakyat. Narasumber yang keras kepala sampai pemilik media yang semena-mena, Renee berjuang untuk melawan semuanya. Disclaimer Nam...