12.

62 58 21
                                    

Di sekolah!

Setelah tiga hari tidak bertukar kabar dengannya semuanya tetap berjalan seperti biasa.

Tidak akan ada yang memulai percakapan antara kami ketika berada di lingkungan sekolah.

Tidak aku, tidak juga dengan nya.
Sesekali aku mencari tau tentangnya, karena kebetulan beberapa hari lalu ada seorang perempuan yang mengirimiku pesan, dia ternyata merupakan adik tingkatku di sini.

Awalnya hanya basa basi perkenalan seperti biasa, aku menyambut baik perkenalan itu, hampir setiap hari kami saling mengirim pesan.

Dia menanyakan banyak hal padaku, dari alasan kepindahan, adaptasiku di sini, juga menanyaiku mengenai Tian!.

"Kakak kenal dekat sama tian?" tanyanya waktu itu.

"Ngga juga, biasa aja si kaya temen yang lain, " balasku.

"Sering Kontakan gk?" tanyanya lagi.

"Iya sering dek, " jawabku kemudian.

Aku merasa tingkat keingin tahuan anak ini berkali kali lipat, terutama mengenai Tian, yang entah siapanya.

"Boleh minta kontak nya Tian kak?" tanyanya tak puas.

"Oke tunggu, skrng aku kirimin, " balasku cepat.

Tak cukup disitu, sepertinya dia belum merasa puas dengan pertanyaan dan juga jawaban yang ku berikan.

Setelah memberikan apa yang dia minta, alih alih berhenti bertanya, dia justru bertanya semakin banyak padaku.

"Menurut kakak! Tian dekat sama siapa di kelas?" tanyanya.

"Kurang tau, gk pernah ngomong soalnya jadi gk terlalu merhatiin, " balasku.

"Hmm menurut kakak dia suka sama siapa?" tanyanya lagi.

Apa aku harus mencari tau?
Kenapa menanyakan ini kepadaku, seperti tidak ada pertanyaan yang lain saja, lagipula aku mana tau si Tian suka sama siapa, aneh sekali, gerutuku dalam hati setelah melihat isi pesan nya.

"Duuh kalo itu aku juga kurang tau dek, sepertinya kamu ingin tahu sekali apapun tentangnya, " balasku menggodanya.

"Eheem anu, yaudah kalo gitu makasi kak, " balasnya cepat.

"Kenapa? apa ada masalah dengan nya? atau mungkin kamu menyukainya?" balasku semakin menggodanya.

"Jangan kasitau siapa siapa ya kak, aku mantan nya hee, " balasnya ragu.

Sedikit terkejut dengan balasan yang ku terima, aku kemudian membalas pesannya dengan cepat.

"Loh kenapa mesti putus kalo gitu, bukankah sepertinya kamu terlihat masih mencintainya?" tanyaku.

"Aku gk tau kak, dia tiba tiba ninggalin tanpa kata pisah sekalipun, ngilang gitu aja, " balasanya sendu.

"Yaampun knp bisa gitu, coba tanya aja lagi siapa tau ada kesalah fahaman, " balasku mencoba menenangkan.

Seketika jiwa perempuanku meronta ronta membaca pengakuan darinya, mungkin perasaanku akan sama persis jika berada di posisinya, mana rela aku sesama perempuan di perlakukan seperti itu.
"Apa Tian setega itu?" sepertinya tidak jawab sebagian diriku.

"Dia gk pernah mau bales pesanku kak, aku gk tau harus gimana, " balasnya semakin sendu.

"Hmm mau aku bantu tanyain?" balasku menawarkan bantuan.

"Gk papa kak?
Kalo gitu kakak bantuin ya, " balasnya kegirangan.

"Okee, " jawabku kemudian.

______________________________________

Melihat ada postingan si Tian, aku berinisiatif untuk menanyakan tentang hubungannya dengan Sheila yang merupakan adik tingkat kami berdua, sesuai janjiku.

Aku kemudian membalas postingan nya, berbasa basi menanyakan kabar terlebih dahulu, dia kemudian membalasku baik.

Setelah merasa waktunya pas, aku langsung teringat dengan niat awalku. Apalagi selain menanyakan perihal percintaan mereka.

Ada ada saja pikirku waktu itu hihi.

"Old mau nanya boleh?" kataku memulai pertanyaan agar tidak terkesan terlalu konyol.

"Boleh, mau nanya apa baru?" balasnya.

"Emm itu masalah hubungan kamu sama Sheila!
Kemarin dia ada cerita sama aku sedikit, katanya kamu ninggalin dia, gk ada kabar, juga gk balas pesan pesan darinya, kasian si menurutku apa kalian gk coba selesein baik baik aja? " kataku sedikit ragu.

"Maaf kalo aku terkesan ikut campur urusan kalian, soalnya dia minta tolong kemarin suruh nanyain ke kamu, " kataku lagi sebelum mendapat balasan dari Tian.

"Gk usah di bahas lah, dia tau sendiri kesalahannya dimana, juga ini masalah udah lama gk perlu lagi ada yang di perbaiki, " balasnya kemudian.

Merasa mengerti dengan balasan yang di berikan Tian.
Aku tidak mendesaknya lagi, lebih tepatnya tidak ingin mencampuri urusan mereka lagi.

Sepertinya Tian memang tidak berniat membahas lebih lanjut masalah hubungannya dengan Sheila.

Aku kemudian membalas pesan Tian mengerti.

Lalu percakapan kami berakhir begitu saja setelah Tian mengucap pamit hendak melanjutkan bermain game.

"Besok besok kalo dia cerita yang aneh aneh gk usah di tanggepin, " tambah Tian sebelum benar benar mengakhiri percakapan kami malam itu.

Tanpa berniat membalas pesannya secara langsung di obrolan chat kami, aku hanya mengangguk sebagai jawaban, meski sebenarnya Tian tidak bisa melihat anggukanku karena berada di tempat yang berbeda hihi.


______________________________________

Happy Reading😍😘

Tandai typo ya teman teman semisal nemu kata yang gk pas,
kritik dan saran tetap di terima😉
Komen atau Dm juga gk papa😉
❤️❤️

Selamat menikmati alur nya😋
Semoga kalian semua suka😎
🤗

Sebuah MaknaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang