06.

148 145 22
                                    

"Nama kamu siapa? ini mau aku masukin absen, " ujar seseorang padaku.

Aku tersenyum kaku mengangkat kepala menghadap nya.
Ada ada saja, bukankah baru saja aku sudah memperkenalkan diri, gerutuku dalam hati.

Aku kemudian mengangguk sembari menyebutkan kembali namaku padanya, "Anna Sintya."

Alih alih berbalik setelah menanyakan namaku, dia justru tersenyum manis mengucapkan salam kenal padaku.

"Salam kenal, nama aku Namira, " katanya tersenyum ramah.

Tentu saja aku tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.
Bagaimana mungkin seseorang yang beberapa menit lalu ku duga ketua genk dan yaa jangan lupakan penilaian buruk yang ku berikan saat pertama kali melihatnya, berlaku sangat ramah padaku.

"Kamu mau ikut? ayo bareng gk papa kok, atau mau nitip aja?" tanyanya kemudian.

"Hmm gk deh, lain kali aja, "balasku tersenyum padanya.

Dia mengangguk tersenyum kemudian berlalu dengan teman sebangkunya yang jika aku tidak salah ingat bernama Ayla.

Bodoh sekali aku, bagaimana mungkin aku sebisa itu menilai orang hanya dengan melihat penampilan luarnya?
Rutukku menertawakan diri sendiri.

Begitulah awal yang baik untuk pertemanan kami selanjutnya.

Sebuah MaknaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang