04. DEAR YOU || KIM DOYOUNG

21 4 0
                                    

☁️Happy Reading☁️

-Dear you kim doyoung-

____

Hari Kamis tiba, hari dimana Mina beserta teman-temannya dipanggil oleh Chen--kepala sekolah mereka. Chen berkata, bahwa Mina akan di skors selama satu minggu. Namun, ia tak memberikan alasan yang jelas mengapa Mina mendapatkan skors.

"Tadi kalian bertanya mengapa saya skors Mina? Alasannya karna dia telah mempermainkan anak saya, Sherine."

Hyuna mengangkat tangannya, pertanda bahwa ia akan melemparkan pendapatnya. "Atas dasar apa, bapak skors Mina? Bukankah anak bapak ini yang 'sok jagoan' sampe-sampe anak orang masuk ICU?" Kini wajah Hyuna merah padam, ia sangat benci pada Chen.

Mungkin, kalian sedikit bingung dan bertanya-tanya mengapa Hyuna berkata bahwa Mina sampai masuk ICU. Jawabannya adalah, karna saat Mina sedang berjalan menuju tempat tinggal atau Kostannya bersama Chenle, Sherine beserta teman-temannya kembali berulah.

Tau apa yang terjadi? Sherine menghantamkan kepala Chenle pada tiang yang ada di sana, dan itu membuat Chenle harus menggunakan perban pada kepalanya--sampai sekarang. Lalu, bagaimana dengan Mina? Sherine melakukan hal serupa pada Mina, namun lebih kejam.

Sherine menghantamkan kepala Mina pada tembok, lalu memukul leher bagian belakang Mina menggunakan kayu dengan sangat kuat. Akibatnya, Mina sampai koma dua hari di rumah sakit. Namun sekarangpun keadaannya belum begitu membaik, hanya saja, Mina tetap besikeras untuk berangkat sekolah.

"Atas Sherine anak saya, kenapa? Kamu mau di skors juga?" Tanya Chen seraya tersenyum licik.

Chenle melemparkan iPhone 11 pro miliknya ke sembrang tempat, "Setinggi apa sih jabatan pak Chen sampe sombongnya bikin orang lain muak? Mending pak Chen mengundurkan diri jadi kepala sekolah disini! Butuh berapa duit biar bapak mengundurkan diri dari sekolah ini? Mau saya bayar pake rupiah atau dollar? Kasih tau saya aja pak, biar nanti uangnya langsung saya transfer ke rekening bapak. Umm, atau mau cash aja?" Tanya Chenle kembali dengan napas yang menggebu-gebu.

"Kamu mau nyogok saya? Saya tidak akan menerima uang kamu! Untuk apa kalian mati-matian membela anak haram seperti dia? Tidak berguna," Ucap Chen sembari memalingkan wajahnya.

Doyoung sudah tak tahan akan omong kosong Chen, ia segera menghampiri Chen lalu menarik kerah bajunya. Amarahnya sekarang sudah tak terkontrol.

"Lo gak bisa seenaknya bilang kalo Mina itu anak haram! Gimana kalo seandainya gue bilang lo itu cacat, rusak mental, gak punya attitude, gak punya moral, anak haram, gimana? Sakit gak? Bakal kepikiran terus gak? Bayangin kalo Sherine di bully satu sekolah, lo sebagai orang tua pasti kesel. Lo udah dewasa, udah punya anak juga, harusnya mikir pake otak! Dimana letak keadilan sekarang?" Chen melepaskan tangan Doyoung dari kerah baju miliknya.

"Kamu tau, Doyoung? Keadilan hanya untuk orang-orang lemah," Ujar Chen seraya duduk kembali ke tempat asalnya.

Wajah Doyoung semakin merah padam, "Lo harus adil, atau kasus ini gue bawa sampe ke pengadilan?!"

Chen masih tak mau mengalah, ia tersenyum seraya mendorong bahu Doyoung. "Mau bawa ke pengadilan? Harus ada bukti, dong. Emangnya kamu punya bukti apa?"

"Bapak mau bukti? Nih, percakapan kita udah direkam pake handphone punya Jinny."

Chen menghampiri Jinny, mengambil ponselnya, lalu membanting dengan sangat kuat.

"Yah, Nanti handphone lo gue ganti deh. By the way, disana juga ada kamera pak," Ucap Chenle seraya melirik kearah rak buku. Chen kembali menghampiri tempat yang baru saja diucapkan oleh Chenle.

"Ini?" Kemudian Chen menginjaknya sampai hancur lebur.

Chenle memajukan bibirnya beberapa centi, "Yah, kamera punya Nira udah ancur. Nanti gue ganti deh sama yang lebih bagus,"

Chen tertawa puas, "Itu aja? Cih," Ucap Chen meremehkan.

"Bukan itu aja sih, pak. Di ruangan ini masih ada lima Kamera milik saya, lalu Seulhee sama Doyoung juga sudah merekam suara kita sedari tadi. Hehe, maaf pak, anak muridmu ini terlalu pintar." Chenle berjalan mengitari setiap sudut ruangan Chen dengan senyum miringnya.

"Gue tunggu sampe besok, kalo lo belum ambil keputusan. I can killing you," Setelah itu Doyoung menarik Mina keluar dari ruangan Chen.

-MINA-

Lenganku ditarik oleh Doyoung, rasanya sangat sakit. Namun aku menahannya. Dia membawaku ke taman yang berada di samping gedung sekolah, tapi, untuk apa?

Doyoung menyuruhku untuk tetap duduk disana, sementara dia pergi untuk mengambil gitar. Apa dia mau menyanyi untukku? Ah, itu tentu sesuatu yang sangat mustahil.

Karna bosan, aku mulai bernyanyi.

"Oh, it hurts the most 'cause I don't know the cause. Maybe I shouldn't have cried when you left and told me not to wait. Oh, it kills the most to say that I still care. Now I'm left tryna rewind the times you held and kissed me back." Perlahan, ku mendengar alunan gitar. Lalu aku menoleh, dan ternyata itu Doyoung.

Dia menatapku seolah berkata untuk melanjutkannya, akupun mengangguk.

"I wonder if you're thinkin' "Is she alright all alone? I wonder if you tried to call, but couldn't find your phone. Have I ever crossed your thoughts because your name's all over mine. A moment in time, don't watch me cry, a moment in time, don't watch me cry." Entah apa yang aku lakukan, namun secara tiba-tiba air mata itu turun.

Aku bersandar pada bahu Doyoung, dia tak marah, dia menerimaku.

Setelah itu aku tak merasakan apa-apa, semuanya gelap.

-bersambung-

⭐⭐⭐
don't forget to follow my Instagram
@renjuniexzl
@katabiruuuu

DEAR YOU || KIM DOYOUNG ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang