DEAR YOU || KIM DOYOUNG ✓

05. DEAR YOU || KIM DOYOUNG [END]

☁️Happy Reading☁️

-Dear You Kim Doyoung-

Kringgg...

Suara bel tersebut membuat Mina terbangun, ia menoleh dan mendapatkan Doyoung yang sedang menatapnya.

Mereka saling menatap, "Mata Doyoung benar-benar sangat indah," Gumam Mina tak sadar.

Namun Doyoung yang sadar akan hal itu, ia segera memalingkan wajahnya dengan sedikit perasaan malu. "Bel udah bunyi, pasti guru udah masuk kelas. Lo mau ke kelas aja atau ke UKS?" Doyoung bertanya pada Mina, namun ia masih memalingkan wajahnya.

"Kelas aja," Jawab Mina.

Lelaki yang sedari tadi memalingkan wajahnya dari Minapun segera bangun, lalu mengantarkan Mina sampai ke depan kelasnya.

Namun saat sudah sampai di depan kelas Mina, Doyoung sedikit bingung. "Woi, Jun! Hyuna mana?"

"Izin pulang, dia sakit."

"Kalian, free class?" Tanya Doyoung lagi.

Lalu seisi kelas mengangguk. "Yaudah, tolong jagain Mina ya. Jangan sampe lecet!"

Seulhee menghampiri Doyoung dengan wajah yang sedikit penasaran, "Lo berdua, pacaran?"

"Ngga!"

"Masa?"

"Iya!"

"Serius?"

"Iya, serius."

"Gak boong kan, lo?"

"Seulhee, gausah banyak tanya deh. Kayak ibu-ibu rempong aja."

"Lo ngatain gue ibu-ibu?! Gue aduin Jaemin, mampus lo!" Ancam Seulhee seraya menuntun Mina untuk duduk pada tempatnya.

-HYUNA-

Aku merasa sangat lelah, pusing, dan sedikit panas. "Muka lo pucet, lo baik-baik aja kan?" Perlahan, aku menghampiri Nira.

Entah mengapa, semakin lama kepalaku semakin berat dan sakit. Nira berkata agar aku izin pada bu Syella, guru Bimbingan Konseling disekolahku. Aku mengangguk, lalu berjalan perlahan menuju lantai satu untuk bertemu dengan bu Syella.

Saat sudah berjalan melewati gerbang keluar dari sekolah, rasanya tubuhku begitu berat. Aku mulai bersandar pada sebuah tembok disana, rasanya begitu lelah dan pusing. Aku menyesal telah menolak tawaran Chenle, dia menawarkanku untuk dijemput oleh sopirnya.

Saat mulai berjalan kembali, tiba-tiba tubuhku terjatuh. Lenganku terasa begitu sakit karna baru saja terjatuh. "Butuh bantuan? Umm, kamu mau pulang atau kemana?" Laki-laki itu membopong tubuhku, dia membawaku pada kursi yang jaraknya tak jauh dari sana.

Aku melihat wajahnya, kemudian, ku bisikkan alamat rumahku padanya. Entahlah, aku tak merasa bahwa laki-laki itu memiliki niat buruk.

Lelaki tersebut mulai mengantarkanku pulang, dia membawa sebuah mobil mini cooper. Dan tentu saja aku masih dibopong oleh lelaki itu hingga aku mulai masuk kedalam mobil mini cooper miliknya.