Jimin tengah menyapu halaman rumah Taehyung yang bisa dibilang cukup luas. Bahkan sepertinya lima mobil cukup untuk diparkir kan disini.
Seorang pria tua mendekati pekarangan rumah Taehyung. "em...permisi?" jimin menoleh. "ya Tuan? ada yang bisa saya bantu?"
Pria paruh baya itu melihat ke sekitar. "kulihat pekarangan rumah mu banyak sekali bunga, boleh tolong minta setangkai saja? istriku sangat menyukai bunga" jimin mengangguk dan tersenyum ramah. "tentu saja Tuan, akan saya ambilkan". Jimin mendekati bunga rose yang ada di pekarangan rumah Taehyung, dia akan mengatakan padanya nanti.
Saat hendak mengambil satu tangkai bunga, pergerakan Jimin tiba-tiba saja terhenti. Pria paruh baya itu meng non-aktif kan Jimin dan menggendongnya lalu kabur.
—🤖—
Taehyung akhirnya bisa pulang dan bebas dari tumpukan pekerjaannya. Ia masih kesal dengan kejadiannya dan Jungkook di kantor tadi. Astaga, manusia mana yang tidak kecewa dan kesal ketika cintanya di tolak?
Salahkan Taehyung sendiri yang menyimpan perasaan terlalu lama pada sohibnya itu. Mungkin dengan cara yang lebih romantis, Jungkook akan menerima cintanya.
"persetan dengan cinta" Taehyung mengumpat, tidak terima cintanya di tolak.
Taehyung memarkirkan mobilnya di garasi, lalu keluar dan mengunci mobilnya. Saat tiba di depan pintu rumahnya, Taehyung bingung, kemana androidnya? biasanya ia akan membukakan pintu tanpa Taehyung ketuk karena ia sudah bisa mendengar suara mobilnya.
Taehyung semakin jengkel dengan hari ini. Ada dosa apa ia di masa lalu hingga mendapat kesialan seharian penuh?
Taehyung mengetuk pintu. "Jimin aku pulang" tapi tidak ada suara apapun dari dalam. Taehyung menghembuskan napas. Ia sedang kelelahan hari ini dan ingin segera beristirahat.
Karena lelah dan tersulut emosi, Taehyung menggedor pintu. "Jimin buka pintunya" kali ini ia bersuara lebih keras.
Tidur? mana mungkin android tidur. Akhirnya Taehyung menyerah dan menelepon kembaran sohibnya, Jeon Jeongguk.
—🤖—
Pukul 11 malam Taehyung baru tiba dirumah Jeongguk. Setelah Taehyung memberi tahu bahwa ia sudah di depan rumah, Jeongguk pun mempersilahkan masuk.
"ada apa? tidak biasanya kau datang kemari?" ucapnya sembari mengambil champagne dari dapur dan mengambil dua gelas.
Taehyung mendesah. "androidku tidak ada dirumah" Jeongguk menghampiri Taehyung yang duduk lemas di sofanya. "memangnya dia kemana? apa kau memiliki kunci cadangan?"
Bodoh, Taehyung bodoh sekali. Ia bahkan tidak memeriksa apakah pintunya dikunci atau tidak. "aku lupa mengecek pintunya dikunci atau tidak"
Jeongguk terkekeh dan menuangkan champagne untuk Taehyung. "pelihara saja terus kebodohanmu itu" lalu ia menyerahkan segelas champagne pada Taehyung,
Jeongguk meminum champagne nya sembari memperhatikan Taehyung. "bad day, huh?" Taehyung mengangguk. "yeah, kinda"
Jeongguk tersenyum. "apakah karena penolakan cinta dari kembaranku?" Taehyung yang sedang meminum champagne nya pun tersedak. "bangsat, darimana kau tahu?" Taehyung agak malu sepertinya.
"Jungkook menceritakannya padaku. Sepertinya kau harus mundur Tae" Taehyung mendengus. "tidak sampai Jungkook menerimaku" Jeongguk menggelengkan kepalanya. Masih saja keras kepala. "terserah, aku sudah memberi tahu, nanti kau sendiri akan lelah mengejarnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
•i'm not a robot• <vmin>
FanficAbad ke-23, dimana teknologi dunia sudah semakin canggih, dan manusia menyerahkan semua pekerjaan kepada android. Android, hanya robot berbentuk manusia yang tidak mempunyai perasaan. Tapi bagaimana jika perlahan-lahan para android bisa merasakan ap...