Bel berbunyi, semua siswa/i seketika memekik senang. Guru yang mengajar hanya dapat menggeleng kan kepalanya, melihat antusias dari pada muridnya untuk pulang.
"Baiklah, pelajaran hari ini saya tutup. Sekian terima kasih." Ujar Buk Tia, berlalu keluar kelas.
"Akhirnya selesai, gua ngantuk banget jingan." Thea meregangkan badannya. Sinar dan lainnya hanya melihat Thea sekilas.
Mereka membereskan peralatan belajar, hening. Sibuk dengan kerjaan masing-masing.
"Thea, gua nebeng yaa." Ujar Sinar memelas, Thea adalah tetangga dari sinar. Rumah mereka hanya terpisah 2 rumah. Thea menghela napas pelan.
"Maaf Nar, gua harus pergi Ama nyokap bokap. Pulang sekolah kita langsung ke kantor." Ujar Thea tak enak hati. Sinar mendesah kecewa.
"Yaudah deh, gua bareng Lentera aja." Ujarnya tersenyum tipis.
"Emang Lentera ga bareng Oily?" Tanya Bulan, Sinar mengendikkan acuh bahunya. Entahlah hari ini supirnya tak bisa menjemputnya. Bunda dan ayahnya sedang pergi ke Bandung untuk pekerjaan. Mereka mengajak supir untuk berkendara.
"Aku mau bantu kamu, tapi kamu tau lah ya. Aku ga bisa apa-apa. Aku aja jalan kaki." Lesu Kenari, Sinar tersenyum manis.
"Gapapa nari, gua tau kok. Lu semangat pokoknya. Harus ngabarin gua kalo ada apa-apa." Peringat Sinar, Kenari mengangguk.
Mereka semua keluar dari kelas, mengingat semua teman sekelas mereka tidak lagi ada. Hanya tinggal mereka ber empat.
Thea sudah ditunggu oleh kedua orang tuanya, Bulan juga sudah dijemput supirnya. Dan sekarang tinggal lah Kenari dan Sinar.
"Nari, gua gapapa. Pulang dulu sana. Nanti lu nyampenya sore banget lagi. Sana pulang." Sinar memaksa Kenari pulang, Kenari tak ingin meninggalkan sinar.
"Aku gapapa kok nar, aku tungguin kamu dapet Tebengan." Sinar menggeleng kepalanya tidak setuju.
"Pulang ih, udah sore. Gua bisa nebeng ke Tera kok. Gua yakin Tera nganter gua nanti." Kenari menghela napas pelan.
"Baiklah, aku pulang dulu." Kenari melambaikan tangan nya kearah Sinar. Sinar bernapas lega. Kasihan melihat kenari harus menunggunya disini.
Sinar menunggu Lentera disamping motornya sekitar 5 menit menunggu. Akhirnya yang ia tunggu datang. Namun sebentar, sepertinya ada Oily disana. Sinar menatap Oily tanpa minat. Selain itu juga ada Arghi, Langit, Timur, dan Egas.
"Sinar? Kenapa masih disini?" Lentera mendekat kearah Sinar dan memegangi tangannya. Sinar tersenyum tipis.
"Aku mau tagih janji kamu ngajak jalan." Ujar Sinar, Lentera tersenyum.
"Baiklah, besok kita jalan." Ujar Lentera, Sinar menggeleng tak setuju.
"Aku mau nya sekarang, kalo besok aku ga bisa." Ujar Sinar, Lentera menghadap ke Oily. Dia melihat tatapan oily seolah memohon dengan permintaannya tadi.
"Aku ga bisa nar." Lentera menundukkan kepalanya, Sinar berdecak sebal.
"Kenapa?"
"Oily, mau beli buku." Ujarnya pelan, namun mampu didengar oleh Sinar.
"Tapi aku gaada yang jemput Ra." Yakinnya sekali lagi.
"Lagian dia bisa bareng Arghi kan?" Tunjuk Sinar ke Oily, Oily menggeleng saat Lentera juga menatapnya.
Egas, Langit, Timur, dan Arghi berdecak sebal melihat tingkah Oily.
"Udah lah ly, lu apa-apaan si. Sinar gaada yang jemput. Telpon supir lu sana. Ngerepotin banget." Ujar Langit.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sinar Lentera
Teen FictionSeorang gadis terkekeh miris, menatap 2 manusia yang berada didepannya. Matanya memanas melihat genggaman tangan mereka. "Apa kamu pernah mikirin perasaan aku? Engga kan! Pikiran kamu semua tentang dia!!" Tunjuk gadis tersebut kepada gadis yang bera...