Part 3

12 5 2
                                    

Ting tong!

"Pakett!!"

Alya, berniat ingin membuka pintu namun saat satu langkah lagi..

"Mami!!! Jangan buka pintunya! Biar Vale aja yang buka!!" Teriak Valery dari lantai 2.

Alya menghela nafasnya kasar, "Serah lo!" Jawab Alya. Saat didekat tangga, Alya berpapasan dengan Valery.

"Ih, Mami udah gaul ya sekarang." Ledek sang anak. Alya hanya geleng-geleng.

Valery membuka pintunya, "Atas nama Pangeran?" Valery mengangguk.

"Boleh ditanda tangani, Mba." Kurir itu menyodorkan pulpen dan kertas bon.

"Nih, Mas." Valery menerima kotak berukuran sedang.

"Oh, iya. Ini COD 'kan?" Kurir itu mengangguk.

"Gini, Mas. Ini sebenernya pesenan temen saya. Tapi dia lupa nitipin duitnya, gak apa-apa 'kan Mas kunjungi rumahnya?"

"Oh, iya, Mba boleh."

"Yaudah, saya kasih alamatnya ya. Tunggu sebentar,"

Valery kedalam mengambil kertas yang tadi ia tulis alamat rumah Pangeran.

"Ini, Mas. Makasih ya."

"Sama-sama, Mba."

Valery menutup pintunya, ia tersenyum puas. Begitu sangat senang, akhirnya pembalasan terhadap cowok itu terbayar sudah.

****

"Permisi.."

Ting tong!

Ceklek!

"Maaf, dengan kediaman Mas Pangeran?"

"Oh, iya, ada apa ya Mas?" Tanya Indah-Mami Pangeran.

"Ini bu, ada tagihan paket senilai satu setengah juta."

Indah mengerutkan keningnya, "Oh paket siapa ya Mas?"

"Mas, Pangeran, Bu."

"Owh, o-oke. Berapa tadi?"

"Satu setengah juta, Bu."

"Bi, tolong ambilkan ponsel saya!"

1 menit.

"Ini, Bu." Bi Eti menyodorkan ponselnya.

"Saya transfer, berapa no rek nya?" Tanya Indah.

Kurir itu menyebutkan nomer rekeningnya.

"Sudah, ya Mas."

"Baik, Bu. Terimakasih." Indah mengangguk.

****

Pangeran turun kebawah ingin mengambil minum. Saat mengambil gelas ia mendengar teriakan sang ibu.

"Kenapa, Ma?"

"Kamu habis beli paket apa sih, Ran?" Tanyanya.

Keningnya mengerut, "Paket? Pangeran gak pesen apa-apa." Ucap Pangeran sambil meneguk air putih.

"Jangan bohong, pasti beli barang-barang gak jelas 'kan?" Curiga sang ibu.

"Ma, Pangeran bener gak beli paket apa-apa."

"Ya terus, kalo gak pesen paket. Kenapa ada tagihan senilai satu setengah juta?"

"Hah? Satu setengah juta?" Pangeran melebarkan matanya.

"Udah, ah. Mama potong uang jajan kamu. 2kali lipat!" Putus sang ibu tegas.

"Ma, gak bisa gitu dong. Palingan itu orang iseng yang lagi butuh duit!"

Pengeran Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang