Cafe

4 0 0
                                    

*Fabian Pof*


"Sudahlahh ikut sajaa." Kata hendry sambil menarik tanganku.

Sekarang masih pagi dan teman baikku ini malah membangunkanku untuk menemaninya ke cafe di kota.

"Aku malas bro. Lain kali saja." Kataku sambil kembali rebahan

"Percaya padaku kalau kau bertemu dengan koki pastry itu kau pasti akan jatuh cinta seperti ku,"

Aku memutar bola mataku. Temanku ini tidak ada habis-habisnya untuk mencoblangku dengan gadis-gadis cantik yang dia temui. Padahal sudah berkali-kali aku bilang kalau aku tidak tertarik dengan perempuan. "Hah... kalau ternyata aku tidak tertarik seperti biasa kau mau apa?"

"Yah aku akan mencarikanmu wanita yang lain," katanya sambil tersenyum jahil.

"Sudah ayo cepat siap."

Aku pun dengan malas melangkah ke kamar mandi.


- - -


Kami berjalanan berdua di gang sepi di pinggir kota. Sebenarnya jalanan ini dipenuhi oleh toko-toko kecil yang berupa butiq atau restoran tetapi karena sekarang baru jam 8 pagi sehingga jalanan ini masih sepi. Karena biasanya toko baru buka sekitar jam 10 pagi. Hanya 2 atau 3 orang saja yang berjalan di jalan ini.

Kami berdua pun membaur dengan rakyat biasa. Aku hanya memakai kaos dengan luaran kemeja dan jaket sedangkan temanku memakai kaos dengan jaket panjang nya. Kamu berdua mengenakan topi biasa supaya wajah kami tidak mudah dikenali. Kalau sampai ada yang mengenali penguasa daerah ini dan tangan kanan nya sedang berjalan-jalan biasa pasti akan terjadi keributan.

Lalu hendry berhenti di salah satu cafe yang ada disana. Cafe ini bergaya vintage minimalis dengan susunan kayu di tembok yang antik namun menarik. Rasanya seperti masuk ke rumah kayu di hutan. Dari depan terdapat 2 kaca besar dimana 1 kaca memperlihatkan meja kursi minimalis dan dari kaca lagi memperlihatkan mini mar dengan estalase kue. Terlihat bahwa cafe ini masih sepi namun dipintu sudah tergantung tulisan "open"

Hendry pun mendorong pintu dan langsung terdengar bunyi krincingan kas cafe. Lalu saat sesaat cafe ini tidak ada orang didalamnya namun saat aku sedang membaca menu. Seorang gadis masuk ke ruangan lewat pintu ayun di samping minibar sambil membawa baskom kotak berisi sendok dan garpu. Saat masuk dia berkata "selamat datangg." Dengan wajah ceria dan dengan senyum yang menawan

Lalu dia menaruh baskom ke meja minibar dan masuk ke minibar sampai ke belakang meja kasir sehingga sekarang dia berpapasan dengan kami berdua.

Aneh aku tidak bisa melepaskan pandanganku darinya. Seperti ada sesuatu yang familiar. Wanita ini berambut hitam pendek lurus sebahu dan memiliki lesung pipi yang sempurna. matanya berwarna hijau tua dengan kulit putih. Dia mengenakan seregam cafe yang berupa rok selutut dan kemeja putih dengan pita kupu" tidak lupa dengan celemek barista berwarna coklat nya. Hendry benar wanita ini seperti bukan wanita biasa.

"Kita bertemu lagi ya Vio," kata hendry sambil mencondongkan badan.

Dasar handry padahal sudah punya tunangan tapi masih suka merayu wanita. Kalau biasanya wanita-wanita akan takluk waktu hendry sedang menebar pesona wanita ini terlihat tenang dan tetap tersenyum hangat seakan menghormati nya.

"Senang bertemu dengan anda lagi Tuan hendry. Anda mau pesan apa?" Jawab nya santai. Aneh suaranya pun terdengar familiar.

"Ah sebelum itu kenalkan ini temanku Fabian." Katanya sambil menyikut ku memberi kode. Aku pun menerima kode nya dan menjulurkan tanganku.

F & VTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang