Dia

3 0 0
                                    

*Vio Pof*


Pagi itu aku membuka toko seperti biasa. Aku memutar musik klasik kesukaanku dan membuat adonan kue seperti biasa. Lalu saat aku baru selesai memanggang pie redvelvet andalanku terdengar suara bel pintu tanda ada orang masuk. Lalu aku melihat dari cctv dan tercenggang. tuan hendry kembali datang. Namun ia tidak sendiri atau dengan marry seperti biasanya namun ia datang dengan seorang laki-laki. Laki-laki itu. Lord aleas. Orang yang tidak ingin aku temui lagi.

Aku pun bingung keluar atau tidak ya. Tapi hanya ada aku sekarang dan yang lainnya sepertinya baru akan datang sejam lagi paling cepat. Haa dengan perasaan mantab aku pun bersiap untuk berakting didepan mereka. Aku pun keluar sambil membawa baskom sendok garpu dan berkata "selamat datang." Seceria mungkin. Lalu aku ke belakang meja kasir.

Hendry pun berkata "kita bertemu lagi ya vio." Dalam hati aku kesal tentu saja kita bertemu lagi karena kau sering datang kesini.

Namun aku tetap ramah dan tersenyum hormat

"Senang bertemu dengan anda lagi Tuan hendry. Anda mau pesan apa?" Jawabku santai.

"Ah sebelum itu kenalkan ini temanku Fabian." Katanya sambil menyikut laki-laki disebelahnya

"Fabian." Sambil menjulurkan tangannya kearahku. Sebenarnya aku kaget kenapa dia masih memakai nama itu. Dan kenapa hati ku masih bergetar saat mendengar namanya.

"Violet. Kau bisa memanggilku vio" kataku sambil tersenyum dan menyambut tangganya.

"Aku pesan hot cafe latte dan kue muffin coklat," kata hendry kemudian

"Baik kalau anda tuan fabian?" Tanyaku

"Hmm saya bingung apa kau punya rekomendasi?"

"Hmm mau coffee atau non coffee?"

"Non coffee saja."

Tentu saja dia kan tidak suka kopi.

"Kalau begitu saya menyarankan signiture chocolate kami. Coklat ini hangat dan membuat ketagihan."

"Boleh saya mau itu."

"Baik apa anda ingin makan sesuatu? Saya baru saja selesai membuat pie redvelvet dan juga cinammon roll."

Ah bodohnya diriku malah memperpanjang obrolan.

"Saya pesan pie redvelvetnya."

"Baik silahkan ditunggu pesanan anda."

Aku pun segera ke belakang minibar dan menenangkan hatiku.


------


Saat mereka berdua pergi. Aku memandang cctv yang memperlihatkan mereka berdua berjalan menjauh. Josh mendekat kearahku dan menepuk pundahku.

"Kau tidak apa-apa nona?"

Josh sudah kuanggap seperti keluarga dan dia tau seluruh cerita ku seperti hari ini.

"Tidak apa-apa."

Josh memperhatikan wajahku lalu berkata "Lebih baik anda jangan bertemu lagi dengan mereka nona. Tidak baik untuk diri anda."

"Aku tau josh kau tidak usah kawatir."

Keesokan hari nya dan hari-hari selanjutnya fabian kembali datang ke cafe sendirian. Namun aku yang tidak berniat menemui nya pun meminta jane bawahanku untuk mengatakan kalau aku ada urusan.

Aku hanya memperhatikan dia lewat cctv.

Dia memang sudah banyak berubah dibandingkan dulu. Dia yang kukenal sekarang sudah berubah menjadi lelaki dewasa dengan perawakan tajam dan kebijaksanaan. Namun ketampanan nya entahkenapa terlihat menambah.

Pada hari ke 7 sampai hari festival bulan fabian tidak pernah datang lagi ke cafe. Namun saat hari festival bulan, ada hadiah ke cafeku dan ditunjukan untuku. Saat aku buka isinya adalah gaun berwarna ungu dengan topeng hitam emas yang selaras dengan gaunnya. Disana ada surat dan aku pun membaca nya.


Untuk Vio,

Semoga kau suka

kutunggu kau di istana.

Salam fabian.


Haa..... aku bisa gila karena dia. 

F & VTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang