*Vio Pof*
Aku menatap nya bingung dan terkejut dengan kata-katanya. Apa-apaan dia. Sejak kapan dia pintar merayu begini. Aku pun mengalihkan pandanganku ketempat lain.
Aku merasakan wajahku memanas.
Lalu dansa nya pun selesai. Dan kami pun pergi ke tepi ruangan ke arah balkon.
Fabian datang dengan membawa 2 sampanye. 1 dia berikan kepadaku lalu kami berdua meminum sampanye sambil menatap bayangan lampu-lampu. Dibawah sana terdengar samar-samar teriakan orang-orang yang sedang berparade dan lampu-lampu yang bertebaran. Aku senang melihat ini. Meskipun ini bukan lagi negeri yang dipimpin ayah. Setidaknya pemimpin barunya membuat rakyat makin sejahtera. Lalu aku merasakan jas di pundaku. Aku pun menoleh dan mendapati jas fabian di pundakku.
Fabian berdiri disampingku sambil menatapku.
Fabian. dia terlihat tampan malam ini. Dia menatapku hangat. Astaga kenapa dia harus menatapku begitu sih. Tatapan yang kurindukan
"Pakailah nanti kau masuk angin."
"Terimakasih. Apa ada yang membuat anda senang?"
"Kenapa memangnya," tanya nya aneh.
"Tidak... hanya saja anda terlihat senang sekarang."
"Hahaha begitukah?"
Entah kenapa suara tawa nya membuat aku tersenyum juga. Lalu aku merasakan dia menggeser tubuhnya sampai tangannya mengenai tanganku. Aku pun menoleh saat dia menatapku lalu dia berkata
"Aku senang kau datang."
Jantungku hampir berhenti rasanya saat dia mengatakan itu. Tapi aku buru-buru menutupi nya dan berkata
"Wah saya tidak menyangka kalau anda suka menggombal begini."
Namun seakan membaca hatiku yang mengelak. Dia mengenggam tanganku lalu berkata.
"Tidak. Aku hanya berbicara sejujurnya kok."
Lalu aku merasakan wajahnya mendekat dan hal itu terjadi begitu saja. Dia menciumku. Bibir nya sangat lembut di bibirku. Aku merasakan keraguan dan ketulusan dia dibibirku. Aku pun reflek jadi menciumnya balik. Lalu lama lama dia mencium ku semakin dalam sambil memegang kepalaku. Pikiran ku kosong karena aku seperti dimabuk ciumannya. Ciumannya entah kenapa lebih mengairahkan dan sekaligus sangat kurindukan. Sampai aku merasakan tangannya meraba punggungku sampai ke pinggangku. Aku pun baru tersadar dan mendorongnya.
Aku mencoba mengatur nafasku dan ingin pergi dari situ namun terlambat. Dia memegang tanganku lalu menggunakan kekuatannya untuk teleport ke ruangan lain.
Sesampainya di ruangan itu. Fabian melepaskan tanganku . Sedangkan aku terhuyung ke sofa didepan kasur.
Ruangan ini hanya diterangi oleh cahaya bulan dari jendela besar. Namun walaupun minim, cahaya itu cukup memperlihatkan isi dari ruangan itu. Ini kamar tidur! Sepertinya ini kamarnya sial. Bagaimana aku bisa lolos sekarang.
Aku pun menatap sekitar dengan panik. Saat aku melihat pintu aku pun berdiri namun aku terdorong lagi oleh fabian yang menahanku agar tetap duduk di sofa. Kulihat matanya berang seperti binatang buas yang hendak menyantap mangsa nya. Bisa kulihat dia mati"an menahan nafsunya.
"Vio..." bisik nya ditelingaku
Aku merinding mendengarnya.
"Fabian..." kataku sambil memerikan tatapan memohon.
"Aku menginginkanmu sekarang."
Jantungku seperti mau copot.
"Kau tidak bisa memiliki ku fabian."
"Kenapa tidak bisa?" Katanya sambil mencium pipiku.
"Karena aku tidak pantas untukmu."
"Maksud kamu?" Tanyanya penasaran sekarang dia duduk diatasku supaya aku tidak bisa kabur.
"Aku tau siapa anda. Anda adalah lord aleas kan?"
Dia tampak terkejut namun dia malah tersenyum menggoda "nah kalau kamu sudah tau, apa kau bisa kabur dariku yang menginginkanmu sekarang?"
"Kau kan bisa mengajak siapapun untuk tidur dengan anda kenapa malah memaksa wanita yang tidak ingin bersama dengan anda?"
"Tidak menginginkanku? Aneh sekali tubuh mu mengatakan kalau kau menginginkanku kok."
Lalu dia membuka kemeja nya sehingga badan bidang nya terlihat. Aku pun menahan nafas melihatnya. Sial dia terlalu tampan. Lalu dia mendekatkan wajahnya ke wajahku lalu tangannya mengelus bagian bukaan leher dan dadaku. Sial kenapa aku berdebar-debar sih. Dia tersenyum jahil lagi
"Sepertinya jika dilanjutkan jantungmu bisa keluar. Katakan vio apa kau tidak menginginkanku?"
Aku pun menelan ludah dan berkata "tidak."
Namun dia malah menyerangku dengan ciuman ganasnya. Saat kami terpisah untuk mengambil nafas dia berkata lagi
"Tubuhmu lebih jujur vio. Tapi aku akan bertanya lagi kalau kau bilang tidak aku tidak akan menyentuhmu." Lalu dia mendekatkan wajahnya kepadaku.
"Apa kau menginginkanku?"
Aku tidak bisa berpikir jernih. Dia memenuhi otaku. Entah dari mana suaraku itu. Tanpa aku sadari aku menjawab "iya"
Lalu hancur sudah pertahanan dia. Dia langsung menciumku dengan ganas tanpa berhenti dan tangannya mulai meraba seluruh badanku. Ini membuat pikiranku menjadi gila. Aku pun tidak mau kalah dan meraba seluruh badan nya juga. Aku bisa merasakan kalau lama-lama dia juga merasakan hal yang sama sepertiku.
Lalu dia mengangkatku dan menggendongku ke kasur. Saat aku terbaring di kasur dia membuka paksa gaunku dan membuka nya sehingga aku hanya memakai dalaman saja. Dia lalu mulai menyiumi leher ku dan kemudian semakin turun hingga ke payudaraku. Dia pun membuka Kaitan bra ku sehingga terlihatlah dadaku. Aku merasa malu karena ini pertama kalinya untuk ku. Reflek aku pun menutup dadaku. Namun dia perlahan meraih tanganku lalu mencium punggung tanganku. Lalu dia menciumi payudaraku dan memainkan kelaminku. Aku merasakan hal yang aneh. Ini membuatku gila. Sampai dia pun memainkan kelaminku dengan lidahnya rasanya nikmat sampai membuatku mengerang beberapa kali. Namun itu semua belum ada apa-apanya sampai saat dia memasukkan miliknya kedalam tubuhku.
Awalnya sangat sakit sampai membuatku menangis. Namun dia menciumku lembut baru setelah itu dia mengoyangkan pinggulnya dari pelan sampai cepat.
----
Gimanaa? mohon komentar nyaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
F & V
FantasyAku menatap sekitar dengan panik. Saat aku melihat pintu, aku pun berdiri namun aku terdorong lagi oleh fabian yang menahanku agar tetap duduk di sofa. Kulihat matanya berang seperti binatang buas yang hendak menyantap mangsa nya. Bisa kulihat dia m...