Kita adalah sepasang sepatu, selalu bersama tak bisa bersatu. Kita sadar ingin bersama, tapi tak bisa apa-apa. Terasa lengkap bila kita berdua, terasa sedih bila kita di rak berbeda. Di dekatmu kotak bagai nirwana, tapi saling sentuh pun kita tak berdaya.
ㅡ🕌⛪ㅡ
Karina terlahir di keluarga yang amat sederhana, dia dibesarkan oleh bapaknya seorang. Ibu Karina sudah wafat saat Karina duduk dibangku kelas 11 SMA, beliau menderita penyakit leukimia yang dideritanya selama 2tahun. Meskipun ibu Karina sudah tidak ada, Karina tidak merasa kesepian, karena Karina mempunyai dua orang Abang yang selalu ada untuknya. Karina anak terakhir maka dari itu ayahnya sangat disiplin dan tegas dalam mendidiknya.
Anak pertama Kaesang Al tiway. Biasa nya dipanggil bubu/taeyong, tiway sangat berbeda dengan adik adiknya. Meskipun ayah mereka disiplin nyatanya tiway playboy yang suka punya banyak pacar. Tiway berpacaran tidak untuk maksiat, kadang tiway sekedar mentraktir kan makan, mengajak pacarnya belajar membaca Alquran bersama sama, kadang juga diajak bikin Vidio sholawat-an lalu di upload di akun YouTube miliknya. Kira kira jumlah pacar tiway mungkin lima atau tidak sekitar enam orangan. Kalian mungkin tidak percaya... Semua pacar kak tiway sangat akur meskipun mereka saling mengetahui itu. Apa jangan-jangan cita-cita kak tiway poligami?
Kakak kedua Karina bernama Kesatria Mark Nugroho. Mark ini duduk dibangku semester kuliahnya yang terakhir sebentar lagi dia akan lulus menjadi sarjana. Meskipun berkaca mata karena matanya minus, Mark sangat tampan seperti tiway. Yang paling membuat ayahnya pusing adalah Mark selalu merengek ketika stok semangka di kulkas habis. Mark sangat menyukai buah semangka sampai sampai dia bisa menghabiskan satu buah semangka super besar dalam sehari. Karina takut kalau perut kakaknya ini kepanasan karena memakannya secara berlebihan. Tapi itu tidak masalah tubuh Mark sangat kebal dan tidak mudah kena sakit, karena Mark selalu minum STMJ sebelum tidur kadang juga ia menyuruh Karina untuk membeli jamu di mbok inem tetangganya.
Keluarga Karina sangat lah harmonis. Tidak ada pertengkaran yang membuat mereka tidak akur. Meskipun tiway dan Mark sering ribut entah itu rebutan barang, atau lainnya kemudian mereka akur kembali. Kalau Mark receh nya parah amat. Hal tidak begitu lucu pun dia menganggapnya lucu apalagi ketawanya gampang nularin orang. Perut Karina sampai six pack gara gara tertular tawa kakaknya. Dah lah yang tau Mark pasti kalian pernah kan ikutan ketawa sampai perutnya sakit atau gak six pack kayak authornya hehehehe
Kahiyang nama dari ibu mereka. Sosok wanita sabar, ramah senyum, dan rendah hati. Ibu Karina mengidap penyakit leukimia dan meninggalkan anak anaknya sekaligus suaminya pergi ke surga. Saat itu Mark sedang merayakan ultahnya yang ke 20 tahun. Setelah merayakan nya dengan memotong tumpeng kecil bersama keluarganya tiba tiba ibu mereka nge-drop.
Saat itu tumpeng yang akan mereka makan telah hambar. Mark dan Karina menangis karena saat dalam perjalanan menuju rumah sakit umum nyawa ibu Karina sudah tidak ada. Tiway dan ayah nya linglung menatap Kahiyang yang sudah terbungkus dengan kain kafan yang kemudian akan disholatkan.
Allahu Akbar
Allahu AkbarSuara adzan menggema ditelinga mereka yang sedang berduka di pemakaman. Arifin mencoba untuk mengikhlaskan kepergian istrinya dan mendekap anak anaknya. Sejak kematian istrinya Arifin berjanji untuk menjaga dan melindungi anak anak nya dari perbuatan yang tercela. Arifin sendiri merupakan ustad dan pengurus masjid di kampungnya. Tidak hanya itu Arifin bekerja sebagai guru Fiqih di Madrasah Tsanawiyah.
Beberapa bulan aktivitas keluarga Karina berjalan dengan normal setelah ibunya wafat. Karina dan Mark yang selalu mengurus keperluan rumah entah itu memasak,mencuci,menyapu dan lain lain. Tiway atau Taeyong ikut bekerja di perusahaan textil milik pamannya yang terkenal di Jakarta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different || Jaemin [OnGoing]
Teen Fiction𝐃𝐢 𝐢𝐦𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐛𝐞𝐝𝐚, 𝐁𝐞𝐫𝐮𝐣𝐮𝐧𝐠 𝐝𝐢 𝐚𝐦𝐢𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐚𝐦𝐚. 𝐓𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐚𝐭𝐮, 𝐒𝐞𝐩𝐞𝐧𝐮𝐡 𝐡𝐚𝐭𝐢 𝐭𝐞𝐭𝐚𝐩 𝐛𝐞𝐫𝐝𝐨'𝐚. 𝐓𝐮𝐡𝐚𝐧 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐣𝐚𝐡𝐚𝐭, 𝐇𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐫𝐥𝐚�...