Aku untuk kamu, kamu untuk aku. Namun, semua apa mungkin iman kita yang berbeda. Tuhan memang satu, kita yang tak sama. Haruskah aku lantas pergi, meski cinta takkan bisa pergi
ㅡ🕌⛪ㅡ
"Karina pengen punya mbak nggak?"
Suatu sore di teras depan rumah, Mark menatapi adik semata wayangnya.
Karina melirik abangnya yang kedua. Pertanyaan aneh. Harusnya dia nanya yang lain misal Karina pengen bakso gak? Karina pengen odading gak? Atau Karina mau jalan jalan gak?
"Memangnya ada saudara yang lahir belakangan namanya 'mbak'?" Karina balik bertanya. Diraihnya segelas teh hangat di atas meja.
Mark manyun. "Eh, beneran ini!"
"Iya, Karina juga beneran. Adik kali, bang?!"
"Nggak, Rin... Mbak alias kakak. Kayak bang mark nih tapi akhwat!"
Karina nyaris tersedak."Abang angkat akhwat?" Matanya membulat "Mau, dong!"
"Ye... Bukan kakak angkat! Kakak ipar!"
Dan kali ini Karina benar benar tersedak. Dia lari ke belakang dengan batuk yang bertubi-tubi.
ㅡ🕌⛪ㅡ
"Bercanda kali, Rin!" Yuna terkekeh mendengar cerita Karina "Bang Mark baru semester lima"
Karina merenggut. Kemarin obrolan itu tidak dilanjutkan karena Karina udah ngibrit duluan. Mungkin bang Mark mengira Karina ngambek dan belum bisa menerimanya. Bener sih, Karina kaget abis mendengarnya!
"Aku belum siap ditinggal bang Mark. Kalau dia married pasti aku diduakan,!"
Yuna ngakak "bukan diduakan yang jelas bang Mark bakalan menomorsatukan istrinya"
"Tuh kan. Dia nggak sayang aku lagi, deh" Karina mimbik mimbik
Yuna semakin geli. Mendadak,temannya yang cerdas itu jadi tulalit. Atau karena sebelumnya Karina nggak pernah membayangkan kalau suatu saat nanti hal itu pasti terjadi kepada bang Mark dan bang tiway. Entah kapan
"Kena dikerjain bang Mark kau, Rin!"
Karina terlonjak. Kok.. dikerjain sih?
"Mbok di-clear-kan dulu. Masak, sih bang Mark serius ngomong kayak gitu" Yuna berusaha menghibur sohibnya. "Kalau serius, pasti dia udah bilang sama ayah kamu!"
Ah, Karina menepuk jidatnya. Kenapa nggak diusut dulu? Karina, sih .. bawaanya emosi melulu. Bang Mark kan baru nanya. Belum apa apa Karina sudah kelewat jauh mikirnya.
"Iya...ya!" Senyumnya mengembang. wajahnya telah kembali mentari. Cerah
ㅡ🕌⛪ㅡ
Karina bermaksud minta penjelasan ke bang Mark ketika didengarnya suara abangnya itu diruang TV lantai bawah. Karina melongokkan kepalanya.
"Mark tahu yah"
Karina melihat ayah dan bang tiway ada di depan bang Mark, wajah gantengnya menunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different || Jaemin [OnGoing]
Teen Fiction𝐃𝐢 𝐢𝐦𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐛𝐞𝐝𝐚, 𝐁𝐞𝐫𝐮𝐣𝐮𝐧𝐠 𝐝𝐢 𝐚𝐦𝐢𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐚𝐦𝐚. 𝐓𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐚𝐭𝐮, 𝐒𝐞𝐩𝐞𝐧𝐮𝐡 𝐡𝐚𝐭𝐢 𝐭𝐞𝐭𝐚𝐩 𝐛𝐞𝐫𝐝𝐨'𝐚. 𝐓𝐮𝐡𝐚𝐧 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐣𝐚𝐡𝐚𝐭, 𝐇𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐫𝐥𝐚�...