02# bang tiway pecinta alam

229 33 4
                                    

Berjanjilah padaku, kamu akan selalu ingat - kamu lebih berani dari yang kamu yakini, dan lebih kuat dari yang kamu kira, dan lebih pintar dari yang kamu pikirkan

ㅡ🕌⛪ㅡ

"Bang tiway, Banguuun...! Udah jam lima lewat seperempat. Tadi udah sholat subuh belum?!" Karina menggedor gedor pintu kamar abangnya yang pertama. Tak ada sahutan. Dari lubang kunci, Karina mengintip abangnya yang ternyat tidur nyenyak tanpa terganggu teriakannya, buset! Bang tiway sampai ngiler barusan mimpi apa tuh anak? Jangan jangan mimpi mbak kekey mukbang pentol kali.

"Pecinta alam biasanya suka tidur.Nggak peduli pagi atau siang. Karena biasanya malam hari mereka gunakan untuk begadang. Apalagi kalau pas naik. Mereka tidak tidur semalaman!" Ucapan teman teman Karina terngiang di telinganya. Gawat! Padahal semalam bang tiway pulang entah jam berapa. Sewaktu Karina pergi tidur jam sepuluh malam aja, bang tiway belum datang jangan jangan apa yang dikatakan temannya itu benar aduh... Gimana dong?

"BANG TIWAY....!"

Karina menggedor sekali lagi dan segera meninggalkan pintu kamar abangnya. Dia sudah kehabisan akal,kesal,jengkel,dan kecewa membaur menjadi satu. Bang tiway sempat berubah alim beberapa Minggu sebelum kepergiannya ke hutan untuk menjelajah bersama geng encete.

bang tiway rajin sholatnya, tilawahnya lancar, bahkan sempat puasa Senin-Kamis. Wuihhh Karina kalah, bro! Nasihat nasihatnya juga kadang membuat Karina dan Mark tersentuh. Hingga Azzam untuk perbaikan itu selalu muncul di hati Karina dan Mark. Ya... Meski sampai sekarang Karina masih funkeh, tapi kan tetap saleh,eh ... Salehah.

Kesedihan Karina memikirkan abangnya terbawa juga ke kampusnya. Yuna akhirnya kebagian cerita tentang kekhawatiran Karina.

"Kamu yakin?"

"Iya Yun. Buktinya..."

"Ih itu sih belum bukti baru pengamatan. Ayah kamu udah tau belum?" Yuna menatap Karina. Ingin rasanya bisa berbagi beban dengan sahabat terdekatnya itu.

"Udah tapi ayah nggak percaya Yun. Katanya Bang tiway masih dalam batas kewajaran." Karina membuka notif di handphone nya dan pergi ke lab bahasa.

ㅡ🕌⛪ㅡ

Sepulang ngampus jaemin menemui Karina duduk di halte sembari menunggu bus untuk pulang. Jaemin duduk disamping Karina yang melamun dengan pandangan sedih.

"Tumben banget ngelamun ada masalah apa? Coba sini cerita!" Jaemin mendekatkan dirinya.

"Masalahnya sih mungkin kamu anggap sepeleh jaem tapi... Ini berhubungan fatal jika diteruskan, bang tiway sekarang jadi ikut pecinta alam di hutan bareng geng encete sampai sampai dia juga kelupaan untuk sholat aku khawatir kalau dia terus terusan kayak gini"

"Pecinta alam memang begitu tapi aku juga tahu gimana rasanya seseorang kelupaan dengan kewajibannya yaitu ibadah aku sendiri sering merasakan itu jika aku lupa dengan ibadah rasanya sangat gelisah" tutur jaemin

"Ikut aku sholat ke masjid yah habis ini udah waktunya sholat ashar" Karina pun mengajak jaemin ke masjid yang sering dikunjungi nya. Meskipun jaemin bukan muslim tapi ia sangat menyukai ketika ia berada di masjid. Kadang juga ia memasukan uangnya ke kotak amal entah itu lima ribu an atau sepuluh ribuan.

Different || Jaemin [OnGoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang