sequel [part three]

10.2K 976 362
                                    

Desclaimer: karakter Harry Potter punya J.K Rowling. dan aku hanya me remake cerita ini dari komuprime

Happy reading

Dua hari berlalu dan Draco serta Astoria masih seperti sebelumnya. Asyik mengobrolkan hal yang Harry tidak mengerti, paling sering tentang bisinis atau sifat kolega bisnis mereka. Harry hanya bisa menekuk wajahnya kesal.

Sudah dua hari Draco lebih memilih mengobrol dan berdiskusi dengan Astoria, saat makan pagi, saat di mobil -bahkan kini wanita itu ikut menaiki mobil Draco yang mengantar Harry terlebih dahulu, atau saat makan malam hingga jam tidur tiba. Bahkan terkadang saat Harry sudah sudah terkantuk-kantuk menunggu Draco untuk datang pria itu baru datang tengah malam lalu meminta maaf karena terlalu asyik mengobrol mengobrol lalu menciumnya di kening.

Harry berusaha bersikap biasa saja, mungkin Astoria adalah orang yang seru untuk diajak mengobrol soal bisnis karena wanita itu memiliki pengalaman yang tidak sedikit di bidang bisnis ilegal seperti Draco. Mungkin karena itu itu pula mereka bisa mengobrol berjam-jam mendiskusikan segala hal tentang bisnis.

Ya, ia masih berusaha berpikir positif sampai akhirnya di hari keempat Astoria menumpang di rumahnya wanita itu pulang lebih awal dan dengan santainya membantu koki di dapur padahal biasanya Harry yang melakukan itu. Perilaku ramahnya pun membuat beberapa staf rumahnya juga sepertinya cukup senang dengan kehadirannya. Sampai akhirnya wanita itu mengajaknya mengobrol ketika tengah menata ruang makan.

"Mr. Potter, apa kau tahu Draco memberikanku kesempatan?" tanyanya tiba-tiba yang membuat kening Harry berkerut.

"Kesempatan apa?" 

"Kesempatan unutk mendekati dirinya."

Aktivitas Harry terhenti begitu saja dan Astoria tidak melewatkan keterkejutan Harry untuk menyakitinya lebih lanjut secara verbal.

"Kubilang tidak adil jika ia menolakku tanpa memberiku kesempatan, jadi Draco memberikanku kesempatan enam hari untuk membuktikan bahwa aku lebih berguna dihidupnya dibandingkan dengan dirimu,"

Harry mendecih pelan walaupun hatinya berdenyut sakit karena ucapan Astoria. Draco benar-benar melakukan itu? Memberinya kesempatan?

"Memberimu kesempatan bukan berarti sekarang ia akan menvintaimu begitu saja,"

Tawa kecil terdengar dan Astoria menatap Harry dengan tatapan mengolok. "Kau yakin? Ia saja memberikanku kesempatan secara cuma-cuma, bukankah sangat mungkin ia juga jatuh padaku?" timpalnya sombong, "Jika dibandingkan, kau dan akuseharusnya ia memilih aku, aku sudah lebih berpengalaman dan pantas untuk mendampinginya, kami akan menjadi pasangan hebat dengan kemampuan bisnis yang luar biasa, kami bisa menguasai dunia dengan mudah, hal itu menjadi poin yang dapat dipertimbangkan Draco untuk memilihku dibandingkan denganmu bukan?"

Harry mengepalkan tangannya menahan diri untuk tidak bersikap barbar.

"Bukankah sudah kau lihat beberapa hari ini ia terlihat nyaman saat berbicara denganku? Aku pikir itu respon positif bukan? Ia akan meninggalkanmu sebentar lagi, kupikir kau perlu bersiap-siap untuk berkemas," lanjut wanita itu.

Raut kesal sangat terlihat jelas di wajah Harry, kemudian dengan kasar ia menarik tangan wanita itu dan menyeretnya dengan paksa menuju pintu utama. Teriakan nyaring Astoria membuat beberapa pelayan dan anak buah Draco mengintip untuk melihat apa yang terjadi, namun raut wajah Harry yang kini menyeramkan membuat mereka berpura-pura tidak melihat dan kembali bekerja.

Captivated (DRARRY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang