BAB 9

2 1 0
                                    

Pagi pun tiba matahari telah terbit bersaman dengan itu peluit pak bono terdengar nyaring di telinga para siswa yang masih berada di dalam tenda.

"ya ampun pak botak itu berulah lagi!" gumam sasya sambil menutup telinganya menggunakan bantal.

"bangun semuanya bangun!!" teriak pak bono di iringi dengan suara pluit di akhir kalimat.

"ayo sya bangun!" panggil amira namun tak di indahkan oleh telinga gadis itu.

"amira,bima hanya kalian saja yang bangun?" ujar pak bono menatap kedua nya yang masih saling menatap satu sama lain.

"buk yeni tolong saya membangun kan anak-anak bandel ini, kalian juga bantu bapak!" titah pak bono yang langsung menuju tenda-tenda dengan peluit yang sudah mendominasi suara di pagi hari.

Sluruh siswa berdiri di hadapan pak bono dan bu yeni dengan raut wajah mereka yang masih mengantuk dan bahkan ada yang sampai membawa bantalnya.

"edok, letakan bantal kamu di tenda sana cepat!" titah pak bono dengan nada suara lantang.

"EDOK! prittt!" teriaknya keras bersamaan dengan peluit karena edok yang tak mendengr perkataan gurunya tadi.

"kalian ini contoh dong amira sama bima yang bagun tepat waktu tidak seperti kalian yang harus bapak bangunkan dengan peluit mahal bapak ini!" gumam pak bono menatap seluruh siswa.

"peluit jelek kek gitu di bilang mahal! Huh" dumel sasya pelan.

"apa kamu bilang sasya?"

"tidak pak, bapak hari ini begitu terlihat tampan bak matahari bersinar" ujarnya puitis sambil cengengesan dan di timpali dengan tertawaan anak-anak yang lain.

"kamu ini ada-ada saja sasya"

Di sudut pojok sana doni menatap intens kearah bima yang bersama dengan amira yang menertawakan ulah sasya.

"ok sekarang kalian teliti tanaman apa saja yang ada di sekeliling kalian. Contoh: lumut, tumbuh di area yang lembab, dan bentuk daunnya seperti apa apakah dia seperti jarum memanjang atau menjari"

"namun sebelum itu bapak akan bagi beberapa kelompok, yang di gabung bersama kelas lain agar kalian juga lebih akrab dengan anak kelas lain yang berbeda kelas dengan kalian" lanjut pak bono sambil membuka buku absen miliknya.

"masing-masing kelompok memiliki 5orang anggota. Kelompok pertama: amiria, lisa,edok,evan dan novi.
Kelompok ke dua ada :sasya, bima,doni,santi, dan noval. Dan begitu seterusnya!"

"pak saya mau sama amira aja pak satu kelompok!" dengus sasya sambil merengek pada pak bono.

"sasya kamu ini bagaikan perangko nempel terus sama amira pisah sekali kenpa?!" ujar pak bono penuh penekanan pada katlimat 'nempel' dan membunyikan peluitnya tanda waktu penelitian di mulai.

"kali ini tuhan berpihak sama gue!" gumam lisa pelan,menatap lurus kearah amira dengan sedikit senyum devilnya.

"aw!" pekik gadis itu saat lisa menyenggol tubuhnya dari samping sehingga membuat tubuhnya oleng dan terjatuh.

"amira,lo gpp?" tanya evan menghampiri amira yang masih terduduk di tempatnya.

"gpp kok van" gadis itu tersenyum sambil membersihkan area yang kotor.

"tapi lutut kamu berdarah mir,obatin dulu ya?"

"udah van ga usah, tugas pak bono lebih penting dari pada lukak di kaki gue! Yuk!" ujar gadis itu sambil mendahului langkah evan yang masih menatapnya sebelum akhirnya evan mengikuti langkah gadis itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SELENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang