BAB 4

8 2 0
                                    

"amira ayok cepet!!" sasya menarik tangan amira yang baru saja datang.

"ada apaan sih? Siapa sih yang bikin sekolah jadi heboh di pagi buta begini?" dumel amira sambil melepas genggaman sasya.

"yaudah makaknya ayok!" gadis itu memutar bola matanya dan hanya pasrah tangan nya di tarik oleh sasya.

Sasya membawa amira ke lapangan basket yang sudah di penuhi oleh beberapa siswa terutama para gadis yang menjerit saat menyaksikan pertandingan yang sedang berlangsung.

"kita ngapain sih kesini ngak penting tau sya"

"udah mir lo diem aja,gue mau cucimata di pagi hari" ujarnya sambil tersenyum sambil meletakan kedua tanganya di bagian pipi kanan dan kiri.

"ini tu ngak penting! Gue balik ke kelas!" gumamnya namun tak di dengar oleh sasya ia masih fokus memperhatikan beberapa pemain, yang mengiring bola basket.

Saat gadis itu berjalan keluar dari lapanagan tiba-tiba langkahnya terhenti saat seseorang berteriak kearahnya.

"awas!!" amira sontak menutup kepalanya saat bola basket itu ingin mendarat di kepalanya.

Namun ia tak merasakan sesuatu mengenai kepalanya dan akhirnya ia memilih untuk membuka tanganya dan mendapati bima yang berada di hadapanya sambil menatap tajam ke arah amira.

"ma-"

"lain kali kalo ada bola ngak usah diem tapi menghindar!"

ujar bima yang tak lepas dari wajah datar tanpa ekspresi, lalu ia pergi meninggalkan amira yang masih menatap kepergian bima yang kembali ke tengah lapangan.

"kenapa si ada manusia se ngeselin dia!"batin amira.

"kamu gpp kan ra?"

"aku gpp kok don,tadikan ada bima yang nolongin aku"

"lain kali hati-hati" doni tersenyum dan langsung di angguki oleh amira.

"yaudah kalo gitu aku lanjut main lagi"

"iya semangat!" doni hanya tersenyum lalu kembali ke lapangan.

Begitu juga dengan amira yang kembali ke kelasnya dengan tersenyum malu.

"eh lo siapanya bima?" seorang gadis menarik tangan amira saat ia hendak masuk ke kelasnya.

"gue ngak ada hubungan apa-apa sama bima"

"ets.. Itu si lisa ngapain sama amira? Di depan kelas amira lagi" gumam evan yang terhenti saat ia hendak menuju kopsis yang kebetulan dekat dengan kelas amira.

"ya dan gue harap lo ngak pernah menam rasa sama bima! Karna bima itu hanya milik gue" jelas lisa dengan penuh penekanan.

"tanpa lo minta, gue juga ga mau deket sama dia, orang yang ngak pernah bisa menghargai orang lain!" jelas amira dan beranjak masuk namun niatnya terhenti saat lisa mencengkram tangannya.

"eh lo siapa berani ngehina bima kaya gitu? Lo berani ya!" saat lisa melambungkan tanganya dan ingin mendaratkan pada amira, tangan evan berhasil mencegah niat lisa.

"ets.. Ga boleh gitu,lisa hari ini lo ngak nonton bima latihan tu di lapangan?" lisa menarik tanganya dari genggaman evan.

"urusan kita belum selesai samapi disini, selagi lo ngak berusaha deketin bima lo aman!" lisa pergi meninggalkan amira dan evan.

"kamu gpp kan?"

"gpp kok van, makasi ya lo udah nolongin gue dari tamparan cewe tadi" amira tersenyum.

"sama-sama ra"

°•°

"dor!! Ngelamun aja ni mbak amir" ledek sasya sambil menepuk meja dengan keras.

SELENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang