BAB 7

1 2 0
                                    

Hari itu tiba dimana seluruh siswa kelas 3 sangat menantikan hari diman mereka akan pergi ke suatu bukit untuk melanjutkan tugas mereka mengamati beberapa tumbuhan yang tumbuh disana selama beberapa hari.

"hay ra!" sapa doni sambil tersenyum lebar.

"hay" balas gadis itu dengan ikut tersenyum.

"happy birthday ya ra!" doni menjulurkan tangannya sambil tersenyum.

gadis itu melebarkan bola matanya menatap doni dengan terkejut.bagaimana tidak pasalnya ia tak pernah memberi tahu siapa pun tentang hari itu.

"kamu ko bisa tau?" gadis itu mengerutkan dahi. sambil menatap doni bingung bahkan ia lupa membalas jabatangan doni.

"apa sih yang aku ngak tau dari kamu ra?" doni menarik tangannya karena merasa tak mendapat balasan dari amira.

Beberapa pertanyaan melintas di benaknya,entah dari mana dan siapa yang memberitahun doni mengenai hal itu.

"makasi ya lo tau aja kalau gue juga sukak sama jepit rambut kekinian kek gini" gadis itu tersenyum sambil memegangi jepit rambut yang menyatu dengan helaian rambut depannya.

Doni menatap lurus kearah jepit rambut yang di tunjuk oleh amira sebelum ia tersenyum dan membalas ucapan terimakasi amira.

"sama-sama ra"

"mira ayo masuk bus, tadi lo ga denger pak bono ngomong apa?" seru gadis itu yang datang dari arah kerumunan anak-anak yang lain.

"Yaudah don aku duluan" gadis itu tersenyum singkat sebelum akhirnya benar-benar memasuki pintu bus karena tarikan tangan sasya.

Bruk.

"pasang mata lo dengan benar!" ujar bima sinis saat dirinya tak sengaja di tabrak oleh doni saat hendak memasuki pintu bus.

"maksud lo apa?" tegas doni dengan intonasi tinggi, membuat semua pasang mata melihat ke arah mereka.

Bima tak menjawab pertanyaan doni ia malah langsung mengambil tempat duduk. karena sesuatu yang berhubungan dengan doni adalah hal yang tidak penting baginya.

°•°

Bus kini terdengar sangat riuh dengan nyanyian anak-anak yang ingin mencairkan suasana keheningan dalam bus.

"tarik sis!!" teriak sasya yang langsung di sahuti oleh para lelaki yang duduk di bus bagian belakang.

"smongko!!" semuanya tertawa saat salah satu dari lelaki disana terjatuh saat hendak untuk menggoyangkan tubuhnya.

Sedangkan amira. Gadis itu hanya terdiam menatap keluar jendela memperhatikan setiap pepohonan yang terlewat di hadapannya.

"selena!" gumam gadis itu pelan saat melihat sekilas selena berdiri di antara pohon yang terlewat.

Ia langsung menatap kearah pergelangan tangannya namun tak terlihat gelang itu melingkar di pergelangan tangannya.

"sya!" ia menarik baju bagian bawah sasya karena gadis itu sedang berjoget ria di kursi duduknya sambil berdiri.

"apaan si mir lo ganggu aja deh" dumel sasya kesal karena panggilan amira aktivitasnya jadi terganggu.

"lo liat gelang gue ga?"

SELENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang