23

2.5K 288 36
                                    

Salju pertama turun menutupi permukaan bumi. Dunia menjadi berwarna putih dan hawa semakin dingin.

Felix terdiam murung menatap jendela yang nampak basah karena embun. Hal itu tak lepas dari perhatian Hyunjin.

"Kenapa? Gak suka salju ya?" tanya Hyunjin.

Felix hanya mengangguk pelan.

"Dulu Felix pernah ke daerah tempat tinggalnya peri musim dingin"

"Waktu itu Felix kesana bareng pacarnya Felix"

"Kita kesana buat seru-seruan main sama peri musim dingin"

"Tapi ternyata hari itu ada badai salju"

"Pacarnya Felix mengorbankan diri biar Felix bisa selamat..."

Hyunjin membatu saat mendengar cerita Felix. Mungkin inilah kenapa Felix tidak pernah mau membalas siapapun yang ngajak Felix pacaran selama ini.

Trauma yang dialami Felix mungkin terlalu sakit untuk diingat kembali.

"Maaf.."

"Hehe.. gak papa bukan salah kak Hyunjin kok" kata Felix sambil menunjukkan senyum manis seperti biasanya.

"Sudah ya, Felix mau bobo duluan terus sembunyi di balik selimut. Felix udah gak tahan sama dinginnya.." ujar Felix lalu meninggalkan Hyunjin termenung sendirian.

🍪🍪🍪

Keesokan siangnya,

"Lino bangunin Felix dong! Ini sudah terlalu siang" kata Chan.

"Siap bang" kata Lino kemudian beralih menuju kamarnya Felix.

Disana Felix masih bergelung dibalik selimutnya. Bahkan selimut tersebut hampir menutup seluruh tubuhnya dari ujung kepala hingga ujung kaki.

"Felix.. ayo bangun" panggil Lino menggerakkan tubuh Felix.

"Felix, ayo bangun ini sudah siang... lu kenapa?" Lino berusaha membuka selimut Felix begitu tidak ada respons dari mahluk di dalamnya.

Lino menatap Felix yang nampaknya masih terlelap. Tapi entah kenapa firasatnya aneh. Ia mencoba menyentuh tubuh peri itu dan..

"Aish!" Lino tersentak begitu merasakan tubuh Felix yang sedingin es. Bibirnya pucat dan nafasya nampak berat.

"BANG CHAN!! CHAN! CHANGBIN! SIAPAPUN!!"

🍪🍪🍪

"Felix gimana kak?" tanya Seungmin dan Jeongin khawatir. Keduanya baru saja pulang terburu begitu mendengar kabar dari kakak tertua mereka.

"Belum tau. Felix belum bangun dari tadi..." kata Hyunjin dengan suara sedih.

"Dimana Felix?"

"Masih di kamar bareng kak Chan dan kak Lino" jawab Changbin.

Kedua orang paling muda itu bergegas menuju kamar Felix. Di dalamnya ada Chan dan Lino yang wajahnya sama2 mengesankan rasa khawatir.

Felix kelihatan begitu mungil memakai dua lapis baju dan sebuah jaket tebal. Itu bahkan masih ditambah syal yang melingkar di lehernya dan selembar selimut beludru yang begitu lebar.

"Ini Felix kenapa kok tiba2 kaya gini kak?" tanya Seungmin.

Ia ikut membantu Lino meremas kain yang baru saja direndam dalam air panas. Kalau airnya sudah berkurang akan diletakkan di wajah dan beberapa bagian tubuh Felix untuk membuat suhu tubuhnya naik.

Chan dan Lino sudah seharian ini terus mengganti kain di tubuh Felix saking cepatnya kain yang ditaruh di tubuh Felix mendingin. Keduanya tak sadar peluh sudah membasahi tubuh dan baju yang dikenakan mereka.

"Nggak tahu. Apa gara2 pergantian musim dingin ya? Tubuhnya jadi nge drop.." jawab Lino.

"Tapi waktu musim panas sama musim gugur nggak separah ini kok.."

"Entahlah Jeongin.. kita nggak tahu metabolisme tubuhnya peri itu kaya gimana. Apapun bisa terjadi pada Felix saat ini.." jawab Chan sambil terus menempeli kain panas di tubuh Felix.

"Felix.. Felix.. ayolah.. seenggak jawab panggian kakak" lirih Chan mengelus surai Felix.

Bagaimanapun ia merasa paling bersalah saat ini. Takut benar kalau alasan Felix seperti ini adalah karena mereka sempat 'melakukannya' kemarin.

Seungmin dan Jeongin menatap kedua kaka tertua mereka dengan sedih.

"Sudah kak.. istirahat dulu biar Jeongin sama kak Seungmin yang jagain Felix" kata Jeongin menepuk pundak Chan.

Seungmin mengangguk meng-iyakan. Chan dan Lino bertatapan sementara pada adek termuda mereka.

"Baiklah.. tolong jaga Felix dengan benar" kata Lino.

"Air panasnya biar kakak ganti habis ini.." keduanya pun meninggalkan ruangan yang sepanas sauna itu..

🍪🍪🍪

Tidak seperti musim2 sebelumnya dimana dorm selalu penuh warna dengan kehadiran Felix. Setiap hari dorm itu selalu dihiasi dengan tawa dan candaan.

Padahal baru sebentar mereka merasakan rumah yang begitu ceria. Musim dingin ini benar2 berbalik dari hari-hari sebelumnya.

Kecemasan dan rasa khawatir menyelimuti dorm berisi 8 orang itu. Felix walaupun sedikit lebih baik namun tetap begitu lemah untuk sekedar makan dan minum.

Dalam sehari ia hanya meneguk segelas air dan secuil buah2an. Berat badannya turun drastis dan pipi gembilnya menirus.

Jisung menatap si peri mungil yang tergeletak di kasurnya Hyunjin. Hyunjin sendiri rela mengungsi ke ruang keluarga supaya Felix tetap merasa hangat dan nyaman.

"Felix.. Felix.. ayo jawab panggilan Jisung" lirihnya.

Jisung mengelus pelan wajah tirusnya. Ia tahu Felix tak akan menjawabnya namun saat ini ia merasa begitu rindu dengan wajah ceria Felix.

"Kak..icung.."

"Lix?!" Hyunjin dan Jisung membelalakkan kedua matanya.

"Kak.. Hyun.."

"astaga! Felix! Syukurlah.. gua kira lu bakal lupa sama kita!!"

"Hiks, gua malah ngira dia gak akan bangun lagi.." kata Hyunjin yang dibalas pukulan keras dari Jisung.

Felix tersenyum kecil memandang keduanya dengan tatapan sayu.

"Lix pengen peluk..tapi gak bisa.."

"Iya Felix iya kita jugaa pengeeen" Jisung mengelus lembut seluruh wajah Felix.

Tangan mungil Felix terjulur dari balik selimut dan jaket tebalnya. Ia berusaha meraih tangan Hyunjin. Hyunjin dengan peka langsung menggenggam tangan Felix dengan kedua tangan besarnya.

"tetep disini.. sama felix.." bisik Felix lirih.

Tentu saja. Tentu saja. Mereka akan tetap ada di sisi Felix.

Kapanpun. Hingga sampai detik terakhirpun.

Sampai Felix harus kembali ke rumahnya dalam beberapa hari lagi.

TBC

Nangis.

Cepet di skip ke chap berikutnya -->

Gw sendiri gak kuat bertahan di chap ini TT

❪ 愛 ❫ COOKIES • skz x felix ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang