1

16 6 0
                                    

Semilir angin berhembus menerpa wajah seorang gadis berambut hitam tinggi semampai. Pagi ini sangat cerah, ia mengawali aktivitasnya dengan meminum secangkir teh sembari menikmati pemandangan dari atas losmen tempatnya berada.

"Rin, mandi gih," seru seorang wanita dari arah belakang.

Gadis ini pun hanya menoleh sembari menghela nafas.

"Baru jam 7, santai aja kali," timpalnya kemudian.

Namanya Karina, nama yang lebih dikenal oleh kalangan masyarakat ketimbang nama aslinya. Ya... Dirinya tengah meniti karir di dunia entertain. Bersama ketiga rekannya, ia telah berhasil mendapatkan banyak sekali trofi dan juga penghargaan. Nama 'Aespa' sudah tak asing lagi di telinga masyarakat. Tak ayal bila majalah serta brand-brand ternama ingin sekali menjalin kerjasama dengan mereka.

"Kita harus udah sampai ke tempat fanmeeting jam 9 Rin!" balas gadis bermabut sebahu itu nampak sebal.

Dia Kim Minjeong, atau kerap kali di panggil Winter.

Karina mendesis kesal dan tak mau kalah.

"Kamu dulu lah yang mandi! nanggung mau ngabisin teh dulu nih...," katanya sembari menunjukan cangkir teh tersebut.

Winter yang sebal mengerutkan bibir sembari pergi. Jangan khawatir, hal ini memang kerap terjadi di tempat mereka. Bukan hanya sebagai seorang leader, namun Karina juga sudah dianggapnya sebagai seorang kakak.

Di usianya yang kini sudah menginjak 21 tahun, ia terbilang cukup dewasa untuk menjadi seorang leader. Paling tidak menurut ketiga rekan grupnya sendiri. Yah... lagipula sejauh ini tiada lagi yang pantas menjadi seorang leader Aespa ketimbang dirinya.

Sifatnya cuek, agak perfeksionis, serta penuh dengan rasa optimis. Hal tersebut menjadi suatu ciri khas tersendiri baginya.

Bibir manisnya tersenyum ketika teringat kembali kenangan bersama para fansnya saat fanmeeting tahun lalu.

"Semoga fanmeeting hari ini bisa berjalan lancar," Karina berharap.

~oOo~

Sementara itu di tempat lain, seorang pria berambut pirang nampak sibuk mengemasi barang-barangnya. Pandangannya benar-benar tak luput dari jam dinding di atas. Sesekali ia pun menengok ke arah cermin yang merefleksikan penampilan dirinya.

"Shit! Gw lupa topi!" celetuknya merasa ada yang kurang dari penampilannya.

Namun ditengah-tengah kesibukan, suara bel srontak mengalihkan perhatian.

TENG-TONG!

"Bangsat! Siapa sih?!" gerutunya sembari melirik ke arah jam dinding lagi.

"Jangan-jangan tukang nagih iuran sampah nih, duh...," ekspresinya mendadak cemas.

Perlahan ia melangkah pasti ke arah pintu depan. Kemudian ia mengintip keluar melalui peephole dan langsung mendapati sesosok pria bermata biru dibagian kanan beserta kemeja batik has Indonesia yang dikenakannya.

Sesegera mungkin ia pun membuka pintu apartemennya.

"Gua pikir siapa, ternyata elu Ron!" ungkapnya.

Aaron keheranan dengan mengerutkan dahi.

"Gelagat lu kaya orang yang lagi di kejar penagih hutang," celetuk Aaron asal bunyi saja menimpali Jack.

Not A Romantic StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang