Chapter 1

21 3 0
                                    

Vote ⭐️ sebelum membaca..
________________

"Rae, ayo cepat ikut gue sekarang!" ucap Elena, sahabatku.



Elena menarik lenganku dengan kasar saat aku tengah makan di kantin selepas mata kuliah terakhirku hari ini.



"aduh, El, sakit! Kita mau kemana sih sebenarnya?" rintihku

"Yoongi"



Langkahku terhenti saat Elena menyebut nama Yoongi.



"Yoongi kenapa, El?" tanyaku

"kita harus cepat menyusul mereka. Yoongi lagi ribut sama Jihoon" jawab Elena

"hah?!"

"ayo cepet kita susul!" ucap Elena sambil berlari mendahuluiku



Langkah Elena terhenti disebuah gang di dekat kampus. Aku tahu Elena tidak akan berani menghampiri Yoongi yang sedang terbawa amarah seperti itu.



"El, mending lu balik duluan deh" ucapku sambil menepuk pundak Elena

"Rae, hati-hati ya! Gue duluan"



Dengan cepat aku menghampiri Yoongi yang sedang menarik kerah baju Jihoon, namun ditahan oleh 2 orang lainnya yang tak lain adalah temannya Jihoon.



"Yoongi!"



Dengan satu pukulan di pipi, Jihoon terjatuh ditanah. Satu temannya membantu Jihoon yang terjatuh, yang satunya bersiap untuk meninju Yoongi di bagian perut.

BUG

Orang itu berhasil meninju perut Yoongi, hingga membuatnya sedikit merintih kesakitan. Aku segera berlari menghampiri Yoongi dan menghalang orang tadi yang ingin melanjutkan pukulannya kepada Yoongi.



"Ree, minggir!" ucap Yoongi sambil mendorongku untuk berdiri di belakang tubuhnya



Saat orang itu hendak melayangkan tinjunya, Yoongi segera menahannya dan kembali membalas pukulan di perut orang tersebut. Aku segera menarik baju Yoongi untuk menjauh dari orang-orang tersebut.



"Yoongi, ayo pergi!" ucapku sambil menarik Yoongi menjauh dari mereka

"Ree aku belom selesai" omel Yoongi sebal saat aku menariknya untuk pulang

"Kamu ngapain sih ribut sama mereka?"

"dia duluan yang mulai" jawab Yoongi



Aku melihat kearahnya dengan sebal. Ini bukan satu atau dua kali Yoongi melakukan hal seperti ini. Sejak SMA ia memang sering berada dalam kondisi yang bisa menyebabkan dirinya babak belur. Anehnya, kenapa juga aku bisa terus selalu dikaitkan jika Yoongi sedang ribut seperti tadi.



"kamu tau dari siapa aku ribut sama Jihoon?" tanya Yoongi

"Elena tadi ngabarin saat aku sedang makan di kantin"

"gara-gara kamu aku rugi 25 ribu!" sambungku

"loh kok jadi aku yang salah?"

"aku belum sempat makan soto betawi nya tau!" omelku sambil mempoutkan bibirku



Dengan angkuh, Yoongi sedikit tertawa sambil mengacak-ngacak rambutku.



"sekarang mau makan apa? Aku yang bayar"



Aku menoleh menelisik pada raut wajah Yoongi yang tak seperti biasanya. Ini pemandangan yang jarang sekali orang-orang lihat dalam diri Yoongi.

Orang-orang hanya tahu bahwa Yoongi memiliki sisi gelap, dengan segudang masalah yang selalu mengikutinya. Tapi aku orang yang beruntung karena beberapa kali pernah melihat Yoongi dengan wajah yang menenangkan bahkan terkadang konyol.



"jangan bengong, nanti kalo kesambet aku gak tau harus bisikin kamu apa" sahut Yoongi

"kalo aku kesambet, kamu tinggal keluarin aja black card kamu di depan aku. Aku langsung sadar kok!"

"otak kamu tuh yaa isinya uang semua" ucap Yoongi sambil menunjuk pelipisku

"gak apa-apa, aku kaya berarti" ucapku yang membuat kami tertawa Bersama



Yoongi itu kalau sedang tertawa manis banget. Orang-orang pasti tidak akan menyangka jika Yoongi bisa menjadi pribadi yang begitu menyenangkan.

Senyumku lalu menghilang dari wajahku saat aku mengingat tingkah menyebalkan dan mulut kejamnya itu. Benar-benar manusia berhati dingin dan bermulut iblis. Kalau bicara tidak pernah memandang bulu.



"Yoon, mampir ke mini market dulu ya"



Yoongi berdiri di luar toko sambil menungguku yang sedang membeli plester pereda nyeri. Setelah membayar, aku pun keluar dari mini market itu dan kemudian melanjutkan perjalanan kami untuk pergi ke salah satu restaurant tempat biasanya kami makan.

Aku dan Yoongi bersahabat sejak kecil. Kami lahir di hari dan rumah sakit yang sama. Segala seluk beluk hidupku 80% di dominasi oleh Yoongi. Makannya, tak heran jika orang-orang memanggilku "Pawangnya Min Yoongi".

Anehnya, memang aku selalu bisa mengendalikan emosi Yoongi. Padahal yang aku tahu, Yoongi ini sangat temperamental, bahkan pada keluarganya sekalipun.



"woy!!" pekik seseorang yang membuat kami menoleh ke sumber suara



Aku terkejut bukan main saat melihat Jihoon dan pasukannya yang membawa tongkat sambil memberikan death glarenya pada kami.



"shit!" umpat Yoongi

"Yoon, kamu gak bisa lawan mereka!" ucapku yang menggenggam pergelangan tangan Yoongi

"kamu lari duluan, Rae" ucap Yoongi yang mencoba melepaskan genggaman tanganku

"engga! Kita harus lari"

"maju sini lo, anjing!" pekik Jihoon

"Yoon, ayo!!" pekikku sambil menarik Yoongi untuk berlari menjauhi mereka

"jangan lari lo!!"



Aku dan Yoongi berlari  tanpa arah, sedangkan Jihoon dan pasukannya terus mengejar sambil berteriak sumpah serapan.

Aku menarik Yoongi untuk masuk ke salah satu gudang. Aku panik bukan main karena mungkin saja Jihoon dan yang lainnya tahu kami masuk ke dalam gudang ini. Yoongi kemudian menarikku dan memasukkanku ke dalam sebuah lemari.

Dengan hati-hati Yoongi menutup kembali lemari itu, sambil mengintip dari celah lemari. Aku menutup mulutku takut mereka mendengar deru nafasku yang tidak beraturan karena berlari.

BRAK

Benar saja, mereka tahu kami memasuki gudang ini. Dengan gemetar aku meraih ujung kaos yang Yoongi kenakan. Sekilas Yoongi menoleh ke arahku yang sudah ketakutan.



"cari mereka sampai ketemu!" ucap Jihoon yang kemudian memeriksa gudang ini

"cari ke atas juga!" titahnya



Yoongi menarikku ke dalam dekapannya. Aku yang sudah sangat panik hanya menenggelamkan wajahku pada dada bidang Yoongi yang saat ini juga sedang berdetak dengan sangat kencang.



"Yoon" bisikku

"husst" ucap yoongi sambil menaruh telunjuknya di bibir



Saat Jihoon tengah memeriksa ke sekeliling gudang, Yoongi menggunakan kesempatan ini untuk bisa keluar dari lemari ini.

Ia membuka pintu lemari ini perlahan-lahan, agar kami bisa keluar dengan mengendap-endap.

KREKK



To be continued..





Haloo..
Ini cerita kedua ku
Hope you guys support me with this ♥️

Shadow - MYGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang