Chapter 7

4 1 0
                                    

Vote sebelum membaca..

_____________________


"Halo" ucapku pada sambungan telfon

"Rae, kamu udah dapet info tentang Min Seunggi?" tanya Jungkook


Aku terdiam mendengar ucapan Jungkook. Jika aku memberitahunya sekarang jika Min Seunggi ada di apartemen Yoongi, Yoongi pasti bisa terlibat masalah dengan aparat hukum dan pihak rumah sakit. Namun jika tidak diberitahu, aku takut jika penyakit Min Seunggi akan semakin memperburuk keadaannya.


"Kook, sebenarnya-"

"Rae!" panggil Yoongi yang kini berdiri di belakangku

"ayo makan dulu, nasinya nanti keburu dingin" sambungnya yang dibalas anggukan olehku

"Kook, nanti ku telfon lagi ya. Bye!" ucapku yang langsung mematikan panggilan telfon


Setelah selesai makan malam dengan suasana yang sangat awkward itu, aku kembali ke apartemenku dan membuka kembali pelajaran tentang Psikologi Klinis. Setelah mencatat beberapa hal penting dari beberapa materi, aku masih harus tau kondisi yang sebenarnya Min Yoongi alami untuk tau lebih jelas cara penanganannya.

Aku pun menekan tombol dial pada nomor Jungkook. Tak lama kemudian ia mengangkat panggilanku.


"kenapa Rae?" tanyanya

"Kook, aku boleh minta nomor dokter Seokjin, gak?"

"kamu ada urusan apa dengan dokter Seokjin?"

"aku mau tahu riwayat penyakit Min Seunggi" jawabku

"harus malam-malam begini ya, Rae?"

"Kook, aku butuh itu untuk tahu bagaimana kondisinya sehingga aku bisa bantu dalam penulisan penelitian kamu nanti" ucapku

"aku sedang bersama dokter Seokjin. Aku jemput kamu sekarang, kamu siap-siap" ucapnya


15 menit kemudian, Jungkook menjemputku dan kembali menemui dokter Seokjin di salah satu cafe dekat rumah sakit.


"Jungkook bilang ada yang mau kamu tanyakan perilah Min Seunggi, Rae?" tanya dokter Seokjin

"iya dok. Boleh saya lihat riwayat penyakit Min Seunggi?"

"hmm" ucap dokter Seokjin sambil memberikan ku sebuah map berisi daftar riwayat dari Min Seunggi

"dok, boleh saya foto untuk saya pelajari dirumah?" tanyaku

"boleh" ucapnya dengan senyum yang mengembang


Aku memfoto beberapa riwayat perjalanan klinis dan diagnosa Min Seunggi. Setelah ku rasa cukup, aku mengembalikan map tersebut pada dokter Seokjin.


"hmm.. bagaimana hasil dari pencarian Min Seunggi?" tanyaku basa-basi

"untuk saat ini, saya sudah meminta bantuan dari tim kepolisian untuk diusut. Kabarnya, seorang pedagang sundae yang berjualan di dekat rumah sakit bilang bahwa ada seorang pria dengan jaket dan topi hitam yang membawa seorang pria tua masuk kedalam mobil. Tapi info tersebut belum bisa dipastikan kebenarannya, karena CCTV di depan rumah sakit mati" jelas Seokjin


Jelas aku tahu pasti itu adalah ulah Yoongi saat hendak membawa kabur Min Seunggi.


"nanti kalian infokan lagi yaa, kalau melihat Min Seunggi" ucap dokter Seokjin

"Kook, penelitian kamu bagaimana?" tanyaku

"dosen pembimbingku sudan menyetujui perihal ini, pasti kita bisa menemukan Min Seunggi" ucap Jungkook sambil mengacak-ngacak suraiku


Dokter Seokjin yang melihat tingkah kami hanya tersenyum sambil mengusap-usap hidungnya yang sebenarnya tak gatal itu.


"kalian ini ya! Membuat saya iri saja" ucap dokter Seokjin

"loh, dokter Seokjin belum menikah?" tanyaku

"kamu mau daftar?" tanyanya

"gabisa dok, saya sudah ngantri paling depan" sahut Jungkook tidak mau kalah


Aku hanya bisa menggelengkan kepalaku mendengar ucapan dua pria di hadapanku ini.

Setelah Jungkook mengantarkan ku kembali ke apartemen, aku segera membuka kembali isi galeriku tentang riwayat penyakit Min Seunggi.


Perjalanan klinis penyakit Min Seunggi sudah ada ditahap "Fase Aktif". Yang mana "Fase Aktif" skizofrenia ini ditandai dengan gangguan jiwa yang nyata secara klinis, yakni kekacauan alam pikir, perasaan dan perilaku. Penilaian pasien terhadap realita mulai terganggu dan pemahaman dirinya buruk atau bahkan tidak ada.

Diagnosis: halusinasi, kendala penilaian realita, serta gangguan alam pikiran, perasaan dan perilaku.


"Ya Tuhan!"


Aku terkejut ketika membaca salah satu pembahasan bahwasanya Min Seunggi pernah hampir membunuh anaknya. Itu berarti Yoongi pernah hampir terbunuh. Selain itu, ia sempat beberapa kali mencoba melakukan percobaan bunuh diri. Maka dari itu, penanggung jawab Min Seunggi menyetujui pemindahan pasien ke dalam kamar VVIP, sehingga keselamatannya terjamin guna menghindari resiko terbesar yang kemungkinan terjadi.


Keesokkan paginya, aku memasuki apartemen Yoongi dan mengeluarkan beberapa bahan masakan dari dalam kulkasnya. Aku memasukan nasi kedalam 3 mangkuk kecil untuk ku, Yoongi dan Min Seunggi.


Ketika aku berbalik hendak menaruh piring nasi dan beberapa sumpit ditangan kiriku, aku terkejut melihat Min Seunggi berdiri tepat dibelakang tubuh sehingga refleks tanganku menjatuhkan piring nasi dan beberapa sumpit dari genggaman tanganku.


PRANGGG!!


Dengan panik aku segerammemunguti pecahan beling yang berada tepat diantara kakiku dan kaki Min Seunggi. Namun, Min Seunggi ikut berjongkok dan mengambil sebuah pecahan beling dari mangkuk nasi yang ku jatuhkan.

Mataku membulat saat ia dengan sengaja mengarahkan pecahan beling itu ke arah lehernya. Aku segera menahannya dan mencoba mengambil pecahan beling itu dari tangannya.


"paman, tolong berikan padaku" ucapku dengan berhati-hati

"Yoongi!" panggilku


Namun Yoongi tak kunjung datang. Sedang tenagaku tidak cukup kuat untuk menahan perbuatan Min Seunggi lebih lama lagi.


"paman tolong jangan begini. Yoongi akan sedih jika tahu" ucapku


Namun ia malah dengan sengaja menggoreskan pecahan beling tersebut pada punggung tanganku.


"arrgh!"


To be continued..


Halooow

Jangan lupa vote yaa..

Terima kasih yang sudah membaca, semoga kalian suka :)

Please support this story ya

See ya ^^

Shadow - MYGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang