Gemercikan air jatuh terdengar disebalik tembok penghalang antara tempat tidur dan kamar mandi. Aku dengan kaku melangkah masuk semakin dalam.
Memperhatikan secara rinci, sore tadi aku tidak sempat memperhatikan seisi kamar Hyung.
Saat itu adalah pertama kali aku memasuki ruangan ini, kamar Hyung. Dan malam ini, aku kembali berdiri di sini bahkan Hyung yang menyeretku kemari.
Aku menyeka sisa darah dengan malas. Memeta ruangan dengan mataku yang terus bergulir. Kamar Hyung sederhana. Lingkupnya dipenuhi aroma Hyung, aku suka hehe.
Dikamar ini hanya terisi, kasur besar, meja belajar minimalis disudut ruangan, sofa dengan posisi L ditemani televisi besar di depannya.
Ah, jadi di sini tempat Guanlin dan Hyung bermain, banyak kaset yang berserakan dilemari kaca dibawah televisi. Aku enggan melihat, yang ada Hyung akan kembali memarahiku. Lebih baik aku bertindak sopan saja kali ini, hehe.
Aku menuju meja belajar Hyung, buku yang aku masukkan diam-diam waktu itu ada di sana, tergeletak tidak berdaya.
Kapan Hyung akan membacanya?
Hah.
Aku mengusap buku itu sebentar, menatap lama, lalu aku masukkan dibarisan buku yang Hyung susun rapi di mejanya.
Jangan lupa dibaca ya Hyung, aku akan sangat senang Hyung mau membaca buku ini. Kuharap Hyung benar-benar melakukannya.
Aku melepaskan jaket Hyung dan meletakkannya di atas kasur dengan rapi. Aku sudah lelah, dan tak lama aku merebahkan diriku di atas sofa, beruntung ada bantal sofa di sini.
Tak butuh lama, aku memejamkan mata, saat aku hampir berkelana menuju alam mimpi, terdengar Hyung sudah keluar dari kamar mandi.
Mengintip sebentar, Hyung yang berjalan kearah lemari kaca geser tidak jauh dari posisiku. Nafasku tercekat, mataku dengan spontan langsung tertutup kembali.
Hyung menatapku.
Apa aku ketahuan mengintipnya yang bertelanjang dada?
Tidakkan?
Huft. Aku gugup.
Sebisa mungkin aku mempertahankan posisiku yang tiba-tiba saja menjadi patung! Benar-benar membeku!
Masih melintas dipikiranku pada Hyung yang hanya bertelanjang dada, berjalan mengelilingi kamarnya sendiri, apa yang sebenarnya dilakukan hyung?
Dengan keberanian kecil, aku kembali membuka mata sedikit, hanya sebelah mata.
Hyung sudah berbaring ditempat tidurnya sedang memainkan ponsel.
Aku yang memang tidak mau membuang-buang waktu, mendudukkan diri lalu menopang wajah disandaran sofa, aku ingin memandangi hyung hehe.
"hyung." tidak ada jawaban.
"hyung-ei~" masih tidak merespon.
"Daniel Hyung." dia melirikku sekilas lalu kembali memainkan ponselnya.
Huh sombong sekali. Tapi aku suka ck!
Aku merengut dengan respon Hyung yang sudah aku perkirakan. Dengan kecewa aku menjatuhkan pipiku di sandaran sofa sesekali melihat kearah Hyung.
Jadi sofa tempat aku tiduri ini membelakangi kasur Hyung.
Lama aku termenung, aku tersentak dari dudukku. Menegakkan tubuhku yang kian kaku, mataku mengerjap beberapa kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothin' Without You (NIELWINK/PANWINK)√
Random(COMPLETED) Aku yang dulu membencinya kini berubah menjadi sebaliknya. Mengetahui akhir yang begitu menyedihkan, aku menyesalinya, sungguh. ahh benar kata orang-orang, penyesalan akan datang di akhir kisah itu sendiri. Aku hanya bisa berharap. Berha...