Aku tidak tahu kenapa aku bisa berada di sini sekarang. Apa aku mengidap alzaimer? Kapan aku kemari? Kenapa aku tidak mengingat bagaimana bisa Guanlin membujukku ke Hutan belantara luas biasa dingin ini????? Ingin membuatku mati kedinginan?!
Argh!!
Satu lagi, kenapa aku bisa satu tenda dengan si Sialan itu?! Kalau begini, aku bisa membunuhnya walapun dalam keadaan tidur!!! Oke, lupakan. Jangan heran kalau aku kesal membawanya dalam makianku.
Melihat sekelilingku dengan malas, aku duduk didalam tenda sekarang. Semua siswa yang ikut dalam acara perkemahan ini duduk melingkar dengan api unggun ditengah-tengah. Bernyanyi, bersorak, tertawa seperti orang gila, berteriak, bahkan ada yang sedang berguling-guling ditanah.
Siapa orang gila itu? Mataku menajam ingin tahu, ah dia teman sekelasku. Siapa? Aku lupa namanya padahal sudah tiga tahun aku dengannya satu kelas, well aku tidak terlalu mengenal siswa-siswi dikelasku. Lebih tepatnya, aku tidak ingin tahu.
Sebentar, aku masih penasaran siapa yang berguling-guling ditanah itu.
Hm Park Wonjin? Park woonbin? Park.... Park woobin?? Park ubin? Ah entahlah! Aku tidak tahu! Dan siapapun itu, aku tidak peduli sebenarnya.
Aku mengedarkan pandangan pada tendaku yang besar ini dan menatap seisi didalamnya. Ransel ukuran sedang di sebelah kiriku, itu punyaku. Sebelah kanan, ransel berwarna merah dengan ukuran agak kecil terletak di situ. Ada dua kasur kepompong dibelakangku.
Wah gila, sungguh sepertinya aku akan mati membeku di hutan ini.
Sekolah inilah satu-satunya yang gila, menerima usulan rencana organisasi itu. Dihutan, berkemah 2 hari, di musim dingin. Benar-benar sekolah gila!!
Yang ada aku tidak bisa mengerjakan soal ujian, alih-alih aku sakit setelah pulang dari sini.
Aku meraih selimut yang ada didekatku, membungkus tubuh besarku yang sudah berlapis jaket tebal. Tunggu, selimutnya bewarna....merah jambu?!!
Dan aku kembali....
Brengsek!! Sialan!! Sekkia!! Argh!! Shit! Damn it!! Shipal! Fuck! Bitch! Ass! Apalagi kata umpatan untuk melampiaskan kekesalanku ini ha?!! Anj***
Tentu saja aku meredam semua itu dibenakku. Aku cukup waras untuk tidak berteriak sekarang, bisa-bisa aku disebut gila karena berteriak tidak jelas dihutan.
Ah daripada aku sakit, lebih baik aku mengesampingkan kekesalanku ini dan kembali mengeratkan selimut ini ditubuhku.
Guanlin yang memang duduk di depanku, dia berdiri menghampiriku. Senyum sialannya membuatku ingin sekali memukulnya.
"bagaimana hyung? Menyenangkan bukan?" tertawa kecil, dia merangkulku dengan santai.
"menyenangkan katamu? Kau tidak merasakan dingin ini hah? Kau sebenarnya ingin meringankan beban seniormu atau malah menyiksa mereka seperti ini?" aku menatap Guanlin datar.
"tentu saja ini sangat menyenangkan hyung. Banyak yang ikut dalam acara ini, tahun lalu bahkan tidak sebanyak ini, kau tahu?"
"aku tidak tahu,"
"ck karena kau tidak ikut tahun lalu."
"terserah kau ingin bicara apa. Tapi Guanlin, biarkan aku pindah ditendamu."
"kenapa?" tanyanya dengan polos.
"sialan kau! Kau tahu maksudku! Aku bisa saja malam ini jadi pembunuh!" geramku, Guanlin hanya tertawa keras.
"ini namanya takdir hyung"
"takdir? Maksudmu aku ditakdirkan menjadi pembunuh begitu?" apa ucapanku ada yang lucu? Guanlin tertawa terbahak sekarang. Dasar aneh!
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothin' Without You (NIELWINK/PANWINK)√
Casuale(COMPLETED) Aku yang dulu membencinya kini berubah menjadi sebaliknya. Mengetahui akhir yang begitu menyedihkan, aku menyesalinya, sungguh. ahh benar kata orang-orang, penyesalan akan datang di akhir kisah itu sendiri. Aku hanya bisa berharap. Berha...