****
"Al, lo apa kabar?"
...
"Al, jawab dong jangan diem aja,"
Tiba tiba motor Aldy mengarah ke pinggir jalan.
"Turun lo," ucap Aldy ketus.
Ara terbelalak dan segera turun dari motor Aldy. "Ko gue di turunin? Emang gue salah cuma mau tau kabar lo doang?" ucap Ara. Aldy tak menjawab dan tanpa pamit motor Aldy melaju meninggalkan Ara sendirian.
Sialan, batin Ara.
***
Dikamar Fani tampak tak tenang, ia sedari tak hentinya mondar mandir pikirannya terus saja ke Aldy. Chatnya pun daritadi belum dibalas itu artinya Aldy belum sampai dirumah.
"Aldy sialan banget! lo kemana sih?" ucap Fani sambil terus menerus mengecek benda pipih yang ia pegang sedari tadi.
Daripada sibuk dengan rasa penasaran Fani akhirnya memutuskan untuk pergi kerumah Aldy untuk mengecek sendiri apakah Aldy sudah sampai dirumah atau belum.
Disisi lain, tak jauh dari pandangan Aldy terlihat sosok perempuan memakai kaos putih dengan celana jeans pendek nampak tergesa gesa tengah memencet bel pagar rumah Aldy. Aldy sendiri pun bisa menebak siapa sosok perempuan itu, siapa lagi kalau bukan sahabatnya itu 'Fani'. Sesampainya didepan pagar rumah, Aldy memarkirkan motornya dan melepas helm full face nya itu. "Ngapain lo malem malem kerumah gue?" ucap Aldy sambil beranjak dari motornya dan membuka pagarnya.
"Gak papa sih, gue khawatir aja lo belum pulang dari pulang sekolah tadi, abisnya handphone lo ga aktif gue telfonin daritadi, makannya gue kesini aja buat pastiin, taunya lo belum pulang." ucap Fani.
"Tapi sekarang gue udah pulang, ayo masuk," pinta Aldy sambil memasukan motornya.
Sampai didalam rumah Aldy, Fani mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan disekitarnya. "Bunda lo kemana?" tanya Fani.
"Masih kerja, belom pulang kayaknya. Fan, gue mau mandi dulu, lo kalo mau minum ambil aja ya di dapur tapi kalo makanan kayaknya gak ada deh, bunda gue gak masak tadi pagi buru buru ke butik, bisa kan lo ambil sendiri?" ucap Aldy sambil membuka dasi sekolahnya.
Fani tak menjawab, ia hanya mengisyaratkan ok dengan mengajungkan jari jempolnya.
Bosan, yang disarakan Fani saat ini. Sembari menunggu Aldy selesai membersihkan badan, Fani berkeliling ruangan, namun tak lama langkahnya terhenti pada satu bingkai foto yang tergantung di dinding dekat tv, bingkai yang berisi foto Aldy sedang tersenyum manis sambil memegang medali kemenangannya dalam perlombaan bola basket empat tahun yang lalu. By the way, Aldy adalah ketua tim basket di sekolahnya. Dari SMP Aldy memang pandai bermain basket, dan kalau suasana hati Aldy sedang tidak baik pun Aldy menumpahkan semua amarahnya dengan bermain bola basket. Tampang lumayan, menjadi ketua tim basket? Kurang apalagi untuk memikat kaum hawa di sekolahnya? Aldy cukup terkenal di kalangan siswi sekolahnya, bahkan kolong mejanya Aldy pun tak pernah absen dengan barang barang seperti coklat, surat cinta, bekal sarapan setiap harinya. Ada rasa sesak di dada Fani, mengingat gimana sikap Aldy yang berubah drastis semenjak putus dengan Ara. Tak ada lagi seorang Aldy yang ceria, tertawa hampir setiap hari hanya karna candaan receh yang diberikan oleh Fani. Semuanya berubah, karna perempuan itu, Fani tak suka perempuan itu, gimanapun caranya mulai dari sekarang akan selalu di sisi Aldy.
Aldy keluar kamarnya dengan menggunakan kaos hitam dan celana bahan warna hitam kesayangannya, sambil mengibas-ngibaskan rambutnya dengan handuk pertanda bahwa dia habis keramas. Fani tak sadar dengan kehadiran Aldy karena masih sibuk memerhatikan bingkai tersebut sambil tersenyum hangat. "Jangan diliatin terus, nanti lo naksir sama gue," ucap Aldy, membuat senyum Fani langsung menghilang dan langsung menatap Aldy yang tengah cengegesan tidak jelas.

KAMU SEDANG MEMBACA
BAD MEMORIES
Teen FictionMemiliki kenangan buruk memang sangatlah tidak mudah untuk dilupakan, ya itulah yang dirasakan oleh Aldy sahabat Stefani. Stefani paham betul gimana rasanya menjadi Aldy yang terus dihantui dengan perasaan bersalah. Maka dari itu, Fani mencoba untuk...