☀ Pain

1.4K 218 22
                                    

Sunwoo POV

Malam ini tubuhku rasanya lemas, kepala pening, dan mataku terasa perih, terlalu malas untuk membuka mata. Padahal tadi pagi masih baik-baik saja.

Btw hari ini adalah hari terakhir ujian tengah semester. Hm, memang, semua berlalu begitu saja, tidak ada yang menarik, aku juga tidak seambisius itu dalam belajar, hanya kukerjakan sebisaku.

Karena aku masih tidak punya tujuan apapun.

Masa depan? Butuh persiapan memang, tapi akan kupikirkan lain kali, tidak sekarang.

Malam ini juga ibuku baru saja menghubungiku lagi, kali ini marah-marah, ck, mungkin kesabarannya sudah habis. Benar, bersikaplah seperti biasanya, eomma, jangan munafik. Tidak perlu lagi berpura-pura peduli padaku, melelahkan, bukan?

Beberapa menit setelah itu, ada lagi beberapa panggilan tak terjawab. Asshh kali ini apa maunya?!

"KIM SUNWOO!! APA KAU BAHKAN MENGANGGAPKU IBUMU?! APA KAU TIDAK MERINDUKAN EOMMA?!

ARASSEO, KAU TIDAK PERLU PULANG, EOMMA TIDAK AKAN LAGI MEMINTAMU PULANG, TERSERAH, TINGGALLAH DISANA SENDIRI SEUMUR HIDUPMU!"

Aku hanya mendengarnya dengan loud speaker, sama sekali tidak ada niat untuk menjawab.

Bibirku terangkat, senyum. Aku sendiri tidak paham apa arti senyum ini.

"KAU TIDAK MENDENGARKAN?! YAKK!"

Cukup lama ibuku mengoceh sambil membentakku, masih aku abaikan,

Sampai akhirnya kudengar ibuku menghela nafas panjang, mungkin sudah lelah teriak-teriak.

"Sunwoo-ya..", nada bicaranya melemah.

Aku masih mendengarnya, menunggu kelanjutannya, dengan masih terus menutup mataku yang sulit aku buka, perih.

"Mungkin sebaiknya kau tahu, karena kau sudah dewasa, ..., eomma dan appa tidak bisa hidup bersama lagi, kami sudah memutuskan untuk berpisah..
Sunwoo-yaa...
Eomma tau kau masih mendengarkan disana. Mianhae.. Jinjja mianhae.
Dan kau harus tau kalau eomma sangat menyayangimu. Maaf tidak bisa membesarkanmu dengan baik, maaf selama ini eomma tidak memperlakukanmu dengan baik (terisak)"

Cih

Kali ini aku tidak ingin mendengar lanjutannya, jadi aku langsung menutup telepon sepihak.

Aaarrgghh aku semakin tidak sanggup membuka mataku, rasanya semakin perih, dan tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang basah menetes melewati pelipisku. Anjink.

Apa apaan ini? Air mata sialan haissshh mungkin aku harus periksakan mataku ke dokter.

Aku tidak mungkin menangis karena perkataan ibuku barusan (tidak terima)

Tidak, aku tidak peduli. Aku tidak menangis karena itu. Ini menetes begitu saja karena mataku terlalu perih, mungkin karena mataku memang sedang sakit.

Jika diingat-ingat, terakhir kali aku menangis saat kakekku meninggal, aku pikir aku sudah menumpahkan semua airmata ku pada saat itu juga. Rasanya tidak rela kalau air mataku jatuh lagi, apalagi secara cuma-cuma, hanya untuk mereka.

Line!

Haechan
Sini woy ke base

Jeno
Nu, anak taekwondo ngajak reuni, mau kapan?

Jaemin
Besok futsal, Hyunjin bisa ikut

Aku tidak berniat membalas pesan-pesan itu. Aku bangun dari kasurku, dan mengambil beberapa batang rokok yang masih aku punya.

Not That Easy || TBZ's Sunwoo✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang