Setelah Jungkook datang ke rumahnya malam itu, entah mengapa Seokjin dan Jungkook menjadi cukup dekat, pernah sekali Jungkook mengajaknya makan hotpot di restorannya langsung dan ia memperlakukan Seokjin dengan amat manis.
Seokjin rasa kewarasannya mungkin mengikis secara perlahan. Ia jadi sering mengkhayalkan Jungkook dan memikirkan pria itu. Seokjin bahkan mulai tak bisa membantah kegilaannya, jika gejala mengerikannya sekarang ini memang menjurus ke arah cinta.
Demi Tuhan! Ia bahkan mengenal pria itu tidak lebih dari seminggu!
Seokjin mengacak-acak rambutnya.
Ini seratus persen bukan salah Seokjin! Sungguh! Jeon Jungkook itu juga bersalah karena selalu memperhatikan Seokjin, dan membuat Seokjin setengah sinting! Seokjin yakin jika dirinya masih normal, dalam artian ia masih suka wanita seksi. Tetapi sisi lain pesona Jeon Jungkook tidak bisa ia tolak. Pria itu terlalu sempurna.
Jadi... Seokjin harus apa?!
Seokjin mengerang frustasi.
Dari hari ini Seokjin mengambil cuti tahunannya selama tiga hari untuk ulang tahunnya. Ia menatap kalender yang menunjukkan tanggal 3 desember. Itu berarti besok adalah hari ulang tahun Seokjin. Jika sumpah itu ia berlakukan, maka Seokjin harus mengajak Jungkook berkencan besok.
Berkencan dalam artian sebenarnya, menjadikan Jungkook kekasihnya.
Hanya saja...
Jika beberapa hari yang lalu Seokjin begitu frustasi memikirkan hal ini, anehnya sekarang ia nampak baik-baik saja. Mungkin karena ia sudah tertarik pada Jeon Jungkook? atau mungkin juga ia sudah pasrah untuk melajang seumur hidup.
Seokjin rasanya ingin menangis.
Ia berjalan menuju kasur gulungnya dan merebahkan dirinya disana. Sepanjang sepak terjang Seokjin menjadi orang miskin, baru kali ini ada permasalahan selain keuangan yang membuat kepalanya begitu pening.
Satu-satunya opsi terbaik Seokjin sekarang adalah mengencani Jeon Jungkook agar Seokjin tidak menjadi perjaka tua, lagipula Seokjin juga tertarik padanya. Ditilik dari sudut manapun hanya inilah opsi paling bagus. Jungkook jelas adalah pria yang mapan, pria itu baik dan CEO yang kaya, belum lagi ia juga tidak pelit dan selalu mentraktir Seokjin makan hotpot.
Seokjin seharusnya membenturkan kepalanya sendiri pada dinding ketika opsi ekstrim ini ia pikirkan. Bagaimana bisa ia jatuh cinta pada Jeon Jungkook hanya karena hotpot?!
*****
Keesokan harinya, tepat dihari ulang tahun Seokjin, Seokjin justru mendapati Jungkook di depan rumahnya. Padahal baru saja semalam Seokjin berpikir untuk menghindari pria itu hari ini dan pasrah untuk mengingkari sumpahnya. Namun, malah Jungkook yang justru mendatanginya.
Dengan santainya pria itu masuk ke rumah Seokjin setelah Seokjin membukakan pintu untuknya dan langsung duduk di karpet plastik. Nampaknya ia sudah terbiasa dengan rumah Seokjin yang seadanya.
"Seokjin, ikutlah denganku hari ini." ia berucap.
Seokjin sontak mengusap pelipisnya dengan gugup, berpikir mungkin saja pria itu lupa jika hari ini adalah ulang tahun Seokjin, dan Seokjin sudah punya rencana.
"Bisakah besok saja? Hari ini aku harus—"
"Tidak bisa."
"Tapi, hari ini aku—"
"Kau harus ikut aku."
Seokjin mengerutkan hidungnya dengan jengkel ketika perkataannya selalu saja dipotong oleh Jungkook. Ia melirik beberapa bungkusan plastik berisi jajanan yang sudah ia beli dari sisi uang simpanannya itu sekilas, rencananya ia memang mau pergi untuk merayakan ulang tahunnya dengan anak-anak di panti asuhan, tetapi membantah Jeon Jungkook hanya akan membuat Seokjin sakit kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hotpot Incident - KookJin FF✓
Fanfic[Completed] Boys love! KookJin FF. Top! Jungkook Bottom! Seokjin *** Kim Seokjin mempunyai wajah yang menawan, sayangnya tidak dengan dompetnya. Seokjin ini orang miskin, semua serba irit. Akibatnya ia belum pernah berkencan barang sekalipun karena...