Bagian 8

3K 375 60
                                    

Seokjin membelalakkan matanya ketika ingatan lima tahun yang lalu kembali terbayang dipikirannya. Ingatan tentang atap rumah sakit ketika ia bertemu dengan si Bunny kecil. Seokjin sontak mengalihkan pandangannya kearah Jungkook, ia bahkan menerjapkan matanya dengan tak percaya ketika mengamati perubahan drastis pria itu. 

Jika dulu 'Bunny kecil'-nya itu memiliki tampang kelewat manis, maka jelas tidak untuk sekarang. Jeon Jungkook itu seratus persen sudah berubah. Pria itu terlihat sangat tampan dan gagah hingga Seokjin hampir tak bisa mempercayai pandangannya. Ia mengangkat tangannya dengan cepat lalu menunjukkan telunjuknya tepat kepada Jungkook dengan wajah tak percaya.

"Kau... Bunny kecil?!" Seokjin hampir saja memekik dengan nyaring. Sementara Jungkook yang melihat respon terkejut dari Seokjin justru menarik tangan Seokjin dengan cepat hingga tubuh Seokjin limbung dan menabrak dadanya.

"Sudah ku katakan jangan memanggilku Bunny kecil... Apa aku masih terlihat kecil dimatamu, hm?" Jungkook berbisik dengan intim, hingga membuat Seokjin memerah saat merasakan hembusan napas Jungkook di sekitar wajahnya,

Seokjin sontak menundukkan kepalanya ketika Jungkook  semakin mempersempit jarak diantara mereka. Seokjin bahkan hanya dapat menggelengkan kepalanya dengan gugup.

"Kau tahu," Jungkook kembali bergumam, "... selama ini aku selalu mencoba mencarimu dengan koneksiku, tapi kau benar-benar tidak bisa ku temukan. Aku berpikir apa yang salah dari usahaku, dan ternyata nama yang ku carilah yang menjadi kekeliruan. Seharusnya yang ku cari itu Kim Seokjin, bukan Kim-Jin, benar?"

Seokjin menggigit bibir dalamnya ketika mendengar Jungkook sedikit menyindirnya. Yah, lagipula itu memang salah Seokjin yang berkoar-koar tentang nama palsunya.

"... Lima tahun yang lalu kau memberitahukan nama samaranmu, kau bahkan tidak berpamitan padaku saat keluar dari rumah sakit, " Jungkook melanjutkan ucapannya, lalu mengembuskan napasnya sejenak, "Apa kau tahu seberapa frustasinya aku mencari cinta pertamaku?" Gumamnya lagi, dan seketika Seokjin mendongakkan kepalanya,

"Ci-cinta pertama?"

Jungkook tersenyum dengan samar, "Kata orang-orang, cinta pertama adalah cinta yang tidak akan bersatu, tapi sepertinya ungkapan klise seperti ini tidak berlaku untukku... Siapa sangka kejadian perampokan itu justru mempertemukanku kembali denganmu..." Jungkook menghentikan ucapannya sejenak, lalu menghela napas, "Kau tahu, aku benar-benar bahagia saat itu. Tapi, disisi lain aku juga kesal karena kau melupakanku... Ya ampun. Aku bahkan sudah bersikap begitu menjengkelkan seperti pertama kali kita bertemu, kau tetap saja tidak ingat."

Seokjin mendadak gelagapan, ia tertawa dengan canggung, "Ha-ha... Te-tentu saja aku tidak ingat. Kau... kau terlihat benar-benar berbeda. Ma-maksudku dulu kau manis sekali!"

"Jadi, maksudmu... aku yang sekarang tidak enak dipandang? Kau tidak suka aku yang sekarang? Kau memang selalu terlihat jengkel ketika bersamaku."

Seokjin sontak menggelengkan kepalanya, "Tidak! Tentu tidak! Aku suka memandangmu! Suka sekali!" Jawabnya cepat, kemudian segera menutup mulutnya saat menyadari perkataannya barusan. Wajahnya bahkan semakin memerah ketika melihat Jungkook menyeringai padanya.

Seokjin sontak menggerutu dalam hati, sadar jika Jungkook memang senang menggodanya.

Dengan cepat ia mendorong tubuh Jungkook lalu menggembungkan pipinya, "Lagipula, Jungkook-ssi, dulu bukan sepenuhnya salahku! Dua hari setelah aku keluar dari rumah sakit, aku datang menjengukmu, tapi kau sudah tidak ada."

"Ah," Jungkook mengangguk-anggukkan kepalanya, "Setelah kau keluar rumah sakit dan tidak berpamitan padaku, aku merasa jengkel dan mengajak Min Yoongi, kakak sepupuku untuk pergi ke Amerika."

Hotpot Incident - KookJin FF✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang