Agustus 2008
Aku memasuki sekolah dasar(SD).
Masih disekolah yang sama, walaupun gedung yang berbeda.
Hari pertama disekolah itu aku bertemu berbagai macam anak. Diumurku yang terbilang masih sangat muda, aku masih belum bisa membedakan perbedaan TK & SD.
Yang kuingat hanyalah anak SD tidak diperbolehkan bermain di TK. Di SD itu juga aku mengenal permainan futsal.
Karena tidak biasa dengan suasana baru, aku menjadi tidak betah apalagi toiletnya menyeramkan.
Setiap aku ke toilet aku selalu buru-buru dan tidak berani buang air disana kecuali ditemani
2 minggu. Itu waktu yang kuhabiskan disana sebelum menangis dan tidak mau sekolah.
"Mamah aku gamau sekolah.. HUWAAA...."
"Emangnya kenapa?"
"....Aku gabetah..."
Seminggu pertama mengeluh aku masih tetap disekolahkan disana. Tetapi lama kelamaan Ibuku cape dengan keluhanku yang terus menerus dan tidak pernah berhenti.
Minggu ketiga, aku keluar dari sekolah itu.
Ibuku tidak memindahkanku kesekolah lainnya. Aku hanya les seminggu 3 kali selama kurang lebih 11 bulan.Hari Senin adalah hari aku belajar matematika. Jadwalku jam 2 siang sampe jam 4. Biasanya Ibuku mengantarku sebelum menjemput Kakakku yang pulang sekolah.
"Arta.. ayoo cepet nanti telatt"
"Iyaamaahh... bentar"
"Pipis dulu sana biar ga kebelet nanti pas udah dijalan"
Setelah itu kami langsung menuju tempat les.
Tempat itu ada di sebuah perumahan didekat rumahku.Sesampainya disana aku langsung ditinggal Ibuku karena dia langsung berangkat jemput Kakakku
Sekolah Kakakku merupakan salah satu sekolah islam swasta yang bergengsi di Indonesia. Oleh karena itu Ibuku tidak masalah menyekolahkan anaknya disana. Dan Ibuku juga ingin aku bersekolah disana.
"Ta... kamu mau sekolah di sekolah Kakak kamu ga"
"Sekolah disana? Emangnya enak?"
"......Enak? Pokoknya kamu sekolah aja dulu. Inget gaboleh nakal dan jangan nangis yaaa!"
"Iyaa.. aku tau"
Setelah pindah sekolah aku kembali lagi ke kelas 1 SD. Yaa bisa dibilang ganaik kelas tapi bisa dibilang juga tidak.
11 bulan yang ku isi dengan les-les an sangat cepat. Itu juga mungkin hari-hari yang membahagiakan.
Yaa karena sekolah itu adalah sekolah swasta.
Jadi untuk bisa masuk ada tes nya juga. Tes masuknya seperti main-main saja. Sebenarnya tahun lalu aku juga sudah mendaftar tapi karena peminatnya terlalu banyak, aku yang mereka bilang sekolahnya kecepetan disuruh daftar lagi tahun depan.Hari Pertama.
"Anak-anak... sebelum kita belajar ayo kita ikrar dulu yaa..."
Setelah mendengar intruksi dari guru, kami semua mulai berbaris diatas karpet yang disediakan sekolah di dalam kelas.
"Hari ini pemimpin ikrar nya dari no. Absen 1!"
Kemudian absen no. 1 maju dan mulai membacakan ikrar. Kami hanya perlu mengikutinya membaca.
"In the name of allah the most gracious and the most merciful..."
Selagi semua anak membacakan ikrar. Aku bingung karena dari dulu tidak ada ikrar di sekolahku.
Setelah ikrar selesai kami di intruksikan duduk ke meja masing-masing. Disana kami dibagi menjadi 6 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 6 sampai 7 siswa.
"Anak-anak ayoo kita berdoa mau belajar!"
"..... baik bu" sahut semua siswa.
Setelah doa selesai guru tersebut bertanya lagi pada kami.
"Anak-anak kalian sudah kenal teman sekelas kalian belum...? Kalau belum ayo kita kenalan terlebih dahulu!"
Setelah itu seorang anak memperkenalkan dirinya padaku.
"Halo! Aku bihan!" Seseorang anak laki-laki memperkenalkan dirinya padaku.
"H... Halo jugaa....! Aku A.. Arta! Jawabku dengan gugup.
20 Juli 2009
Hari pertama sekolah swasta juga merupakan hari pertama kalinya aku bertemu dengannya. Dia adalah sainganku!
KAMU SEDANG MEMBACA
Harapan Arta Untuk Bahagia
Teen FictionSebagian manusia berkata "hidup itu mudah" sebagian lainnya berkata "hidup itu sulit". Cerita ini adalah cerita tentang kehidupan yang unik dari seorang pria bernama "Arta" yang bertemu banyak macam perempuan tetapi pada akhirnya tidak bisa bersama...