Setelah Rangga masuk ke dalam rumahnya, dan segera Asyilla menutup pintunya kembali. Dan setelahnya berjalan ke dapur guna melanjutkan kegiatannya yang sedikit tertunda tadi.
Malam hari pun tiba, tak lupa mereka juga telah melakukan kegiatan makan malam bersama dan juga melaksanakan sholat Maghrib dan isya berjamaah.
Tanpa terasa waktu pun telah menunjukkan pukul setengah sembilan dan mereka masih berada di ruang bawah tepatnya berada di ruang keluarga.
"Ngga, gimana tadi sekolahnya?" Tanya Asyilla,
Rangga yang di tanya pun hanya menoleh sekilas "hum, baik... Lo sendiri gimana??" Tanyanya balik
"Baik juga kok, malahan udah dapet tugas aja dari guru." Jawabnya dan Rangga pun yang mendengar itu segera menghentikan permainan di ponselnya.
"Oh ya? Bagus dong kalo gitu." Ucapannya dan berjalan menuju kulkas untuk mengambil minuman dingin karena dirinya haus.
"Iya sih, kalo kamu sendiri gimana udah ada tugas belum?" Tanyanya.
"Anak IPS mah anti tugas La." Jawabnya dengan nada sedikit menyombongkan dan kembali duduk diatas sofa yang ia duduki tadi.
Dan memang mereka berdua berbeda sekolah dan juga berbeda jurusan juga yang mereka ambil, dengan Asyilla di IPA sedangkan Rangga berada di IPS.
"Serius??" Asyilla pun kurang yakin dengan jawaban suaminya itu yang bilang anak IPS anti tugas, memangnya benarkah seperti itu.
"Iya lah, makanya aku ambil IPS bukan IPA." Jawabnya dan kembali meraih ponselnya yang tadi ia taruh di atas meja.
"Oh ya, kok tadi pulangnya sampai sore banget sih?" Tanya kembali Asyilla pada Rangga soal kepulangannya yang hampir menjelang Maghrib.
"Gue kumpul dulu sama anak-anak di basecamp." Jawabnya dan Asyilla pun hanya ber oh ria saja lalu kembali fokus dengan film yang sedari tadi ia tonton di layar kaca televisi.
waktu semakin larut malam dan langit pun semakin gelap. Melihat itu mereka pun memutuskan untuk segera beristirahat agar esok tidak terlambat pergi ke sekolah.
::::::::::::::::::::::::
Asyilla kini telah sampai di sekolah, dan sekarang masih berada di dalam kelas karena pembelajaran masih berlangsung.
Sedangkan ditempat lain, Rangga masih dengan sebatang rokok di sela jarinya, tengah berkumpul bersama teman-temannya di basecamp area sekolah mereka.
"Woy Ngga, bagi ngapa rokoknya! Nyebat kok nggak ngajak- ngajak, heran gue?" Ucap Riyan dan segera di beri lemparan bungkus rokok oleh Rangga.
"Bagi dong yan! gue juga mau kali." Revan pun merebut bungkus rokok dari tangan Riyan.
"Heh, kalian ini cuma gitu doang direbutin, kek gue nih kagak ngerebut punya boss." Ledek Zezen sambil memainkan asap Vape yang ia buat.
"Bodo amat." Ucap serempak mereka berdua.
"Ngga!" Panggil Zezen.
"Hmm, apa?" Jawabnya dan menoleh menatap Zezen.
"Gue denger, lo Minggu malam diajak balapan ya sama anak geng Cobra?"
"Kata siapa?" Rangga memastikan apa yang baru saja ia dengar.
"Semalem gue pergi tuh ke cafe mentari, terus nggak sengaja lewat tempat anak buah geng Cobra lagi pada nongkrong dan gue denger sekilas sih soal mereka mau ajak Lo balapan." Ucap Zezen menjelaskan pertanyaan yang ia berikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RANGGA
Novela Juvenil"Karena Lo adalah jodoh yang di datangkan Tuhan terlalu awal..." Apa yang bakal kalian pikirkan, kalau mendengar tentang MENIKAH MUDA? Yang pastinya kalian akan berfikir, jika mereka menikah karena perjodohan ataupun karena kecelakaan. Namun be...