Arjuna : My Cold Husband [Pre-Order]

Prolog

"Aku cinta dan sayang sama kamu, Alva. Happy Birthday, sayang."

Lelaki yang bernama Alvaro Mahessa itu mencium pipi kekasihnya dan meniup lilinnya. Perempuan yang membawa kue tart itu tersenyum bahagia ketika kekasihnya menium lilin yang bertulis angka satu dan delapan, dia adalah Vellyna Agustie.

"Terima kasih, Velly. Aku juga sayang dan cinta sama kamu," kata Alvaro.

Velly meletakkan kue tartnya kemudian memberikan sebuah kado kepada Alvaro. Lelaki itu kembali tersenyum senang ketika Velly memberinya sebuah kado yang lumayan besar.

"Aku gak tahu haru bilang apa ke kamu, Sayang." Alvaro tersenyum.

Velly menggeleng. "Jangan bilang apa-apa, Alva. Cukup bilang jika kamu cinta sama aku."

Alvaro meletakkan kado di meja kemudian dia menarik tangan Velly untuk duduk di sofa ruang keluarga. Velly menurut dan duduk di samping Alvaro yang saat ini menatapnya serius.

"Hari ini.. aku kan ulang tahun. Aku boleh meminta sesuatu?" Tanya Alvaro kepada Velly.

Velly tersenyum lantas mengangguk. "Kamu mau minta apa? Aku akan turuti kamu."

Alvaro tersenyum. "Oh ya? Aku tidak yakin jika kamu akan menuruti permintaanku ini, Vel."

Velly memegang tangan Alvaro dan menggenggamnya. Berusaha meyakinkan jika dia akan menuruti permintaan Alvaro. "Apa? Katakanlah."

"Aku boleh meminta.. Making love?"

Velly terkejut dengan apa yang akan di minta oleh Alvaro. Sontak, dia menjauhkan dirinya dari Alvaro saking terkejutnya. Dia tidak pernah menyangka jika Alvaro akan meminta hal itu. Tentu saja dia akan menolaknya.

"Kamu gila? Kenapa kamu bisa meminta itu, Alva!" Sentak Velly.

Alvaro berdiri. "Berarti kamu gak cinta sama aku!"

"Aku cinta dan sayang sama kamu, Alva! Tapi gak gini caranya!" Velly berteriak histeris. "Kenapa kamu bisa berfikiran seperti itu, hah?"

"Sudahlah! Itu artinya lo gak cinta sama gue, Vel. Mendingan kita putus."

Velly terkejut. Hanya karena tidak mau menuruti, kenapa Alvaro sampai seperti itu? Wajarlah jika Velly menolak karena dia tidak mau kehormatannya hancur karena masalah cinta. Dia masih cukup pintar dan akan menjaga kehormatannya sesuai apa yang pernah Ayahnya katakan.

Alvaro kemudian mengambil kado yang di berikan oleh Velly tadi dan mengembalikannya kepada Velly dengan kasar. Tidak ada sikap halus seperti biasanya, membuat Velly lagi-lagi terkejut karena sikap Alvaro.

"Alva.." Cicit Velly.

"Apa?!"

"Kamu.. beneran minta putus sama aku?"

"Ya! Karena lo gak cinta sama gue." Alvaro menuding Velly.

Velly menarik lengan Alvaro ketika lelaki itu hendak pergi. "Kamu jangan kayak gini.." Perempuan itu mulai menangis karena sebenarnya dia tidak mau kehilangan Alvaro. Rasanya berat untuk melepaskan Alvaro.

Alvaro yang melihat Velly menangis jadi merasa bersalah. "Aku tahu kamu takut, Vel. Tapi, jika kita melakukannya sekali, itu tidak akan membuatmu hamil."

Velly melepaskan lengan Alvaro dan pendiriannya mulai goyah. Entah kenapa, dia mulai percaya dengan apa yang di ucapkan oleh Alvaro. Sedangkan Alvaro, dia dapat melihat keraguan di wajah Velly, di situ, dia mulai memanfaatkannya.

Alavaro mengelus pipi Velly. "Percaya sama aku. Aku akan tanggung jawab jika nanti ada apa-apa."

"Tap—"

"Kamu gak percaya sama aku?" Tanya Alvaro.

"Bukan begitu.."

"Ayolah, sayang. Trust me. Tidak akan terjadi apa-apa ketika kita melakukannya." Alvaro mengulum senyum seraya mengusap pipi Velly yang langsung membuat perempuan itu luluh. "Yakinlah."

"Kamu janji akan bertanggung jawab jika nanti ada apa-apa sama aku?"

Alvaro mengangguk.

Velly terdiam.

"Kamu mau kan?"

Velly mengangguk pelan seperti ragu. Alvaro tersenyum senang. Dia langsung mengunci pintu rumahnya yang sepi dan langsung membawa Velly untuk ke kamarnya.

Sore itu, Velly melakukan kesalahan terbesar yang pernah di lakukannya. Hanya dengan rayuan manis dan janji, dengan mudah dia percaya.

***

Hai! Dari cerita ini, ambil sisi positifnya. Jangan di ambil dari sisi negatifnya. Cerita ini aku buat untuk mengingatkan kalian yang harus berhati-hati.

ig : viraptrr._