2. Tanggung jawab?

5.6K 335 15
                                    

"VELLY!"

Velly terkejut ketika mendengar namanya di panggil. Itu suara Vina yang ada di luar kamar. Dia langsung membuka pintu kamarnya.

"Mama.."

Tanpa di duga, Vina langsung menarik tangannya. Membuat Velly bertanya-tanya kenapa Vina langsung menariknya. Setelah itu, Vina mendorong Velly untuk duduk di kursi dan disana juga ada Adam. Ada apa?

"Apa ini?" Adam menunjuk foto-foto yang berceceran.

Vina menatap nyalang Velly. "Kamu! Sudah memalukan keluarga, Velly!"

"A-Apa maksudnya, Yah? Ma?"

Vina mengambil foto-foto yang yang ada di meja, kemudian melemparkannya ke arah Velly. Dengan kebingungan, Velly mengambil foto-foto itu dan betapa terkejutnya dia ketika melihat foto itu.

"Siapa lelaki itu, Velly?" Tanya Adam penuh penekanan.

"Aku ti-tidak tahu," jawab Velly.

"Jangan bohong!" Bentak Vina. "Dan, kamu tahu, Mas. Masih ada hal lagi jika dia berbuat buruk dan buat kamu kecewa."

Vina melangkah kembali ke kamar Velly, mengambil testpack yang pasti Velly lupa untuk membuangnya. Jika memang dia sudah membuangnya, pasti Vina tidak akan tahu ini. Setelah itu, perempuan itu memberikannya kepada Adam yang lagi membuat pria itu kecewa.

"Memalukan! Memalukan! Sial! Kamu memang memalukan, Velly! Saya sudah tidak tahan lagi! Capek-capek saya dan Ayah kamu membesarkan kamu dan ini balasannya?" Vina meraung-raung. "Seharusnya dari awal saya tidak usah menyetujui jika kamu tinggal disini! Kamu sama saja seperti Ibu kamu! Murahan!"

"Cukup Vina!" Bentak Adam. "Jangan memperkeruh keadaan."

Velly sekarang tahu apa alasan Vina terkadang tidak mempedulikannya. Itu karena dia bukan anak kandung Vina. Lalu, kemana Ibu yang sebenarnya? Hatinya semakin hancur ketika tahu apa yang selama ini terjadi kepadanya. Kenapa semua ini terjadi kepadanya? Kenapa? Velly ingin berteriak, namun suaranya seperti tercekat di dalam sana.

"Jadi, aku bukan anak Mama?"

"Ya! Bukan! Maka dari itu saya tidak suka dengan kamu, Velly! Walaupun saya tidak punya anak, tetap saja saya tidak suka dengan kamu!" Teriak Vina yang lagi-lagi membuat Velly semakin sedih.

"Sudah Vina sudah!" Teriak Adam, kemudian, pria itu beralih arah Velly. "Jadi, siapa lelaki yang sudah tidur dengan kamu, Velly?"

"Aku.. Aku tidak tahu, Yah."

"BOHONG!" Sentak Adam yang emosi. "Jika kamu tidak kenal, kenapa kamu bisa tidur dengan dia sampai kamu hamil, Velly!"

"Lelaki ini pasti satu sekolah dengan Velly. Besok, kita akan cari dia, Mas. Bagaimana pun juga, dia juga harus bertanggung jawab atas kelakuannya terhadap anak kamu ini."

***

Disinilah Velly sekarang. Di ruang kepala sekolah dengan kedua orang tuanya yang mencari siapa lelaki yang ada di foto itu. Adam terlihat marah-marah karena terus-terusan kepala sekolah mengalihkan pertanyaannya.

"Saya mau anak ini datang kesini saat ini juga!" Teriak Adam.

Kepala sekolah-Pak Hari mengangguk seraya menenangkan Adam yang terus-terusan berteriak. Sementara Vina, terus-terusan menyalahkan dirinya karena ini semua gara-gara kebodohan Velly. Dan, tak henti-hentinya Velly menangis sampai air matanya kering.

"Jadi, putri bapak ini di hamili oleh salah satu murid disini?" Tanya Pak Hari kepada Adam.

"Ya!" Jawab Adam.

"Saya kenal anak ini, Pak. Dia salah satu murid yang sering bermasalah disini," kata Pak Hari. "Sebentar, saya akan memanggilkan dia, Pak."

Tak lama kemudian, seorang lelaki datang dengan pakaian urakan. Setelahnya, Adam langsung beranjak dari duduknya dan menghantam lekaki itu dengan bogem mentahnya. Lelaki itu adalah Arjuna. Arjuna Levandero.

"Kamu! Kamu harus bertanggung jawab atas kehamilan anak saya!" Teriak Adam.

Arjuna, lelaki itu tampak terkejut. "Saya tidak kenal anak bapak."

"Jangan berbohong! Saya punya bukti jika kamu sudah meniduri anak saya! Kamu harus bertanggngung jawab."

Velly berdiri karena Adam menuduh lelaki yang bukan ada kaitannya. "Ayah! Bukan dia, Yah! Lelaki yang sudah menghamiliku bukan dia tapi Alvaro."

Adam menatap nyalang Velly. "Kamu jangan menuduh orang sembarangan hanya karena ingin membela dia, Velly! Dia yang sudah menghancurkan masa depan kamu, Velly!"

"Saya tidak kenal anak anda. Dan seperti yang anak anda bilang jika bukan saya yang merusak masa depan anak anda," jawab Arjuna ngotot.

Tetap saja yang disana tidak percaya. Karena bukti foto itu lumayan kuat dan sengotot apapun Velly dan Arjuna, mereka yang ada disan tetap saja tidak percaya dengan apa yang mereka ucapkan. Velly merasa bersalah, ini semua karena kesalahannya.

"Ayah! Percaya sama Velly jika bukan dia yang ada disana, Yah. Tapi, Alvaro. Alvaro yang sudah melakukan semua ini, Yah." Velly terus-terusan bicara.

"Yang ada di foto ini dia, Velly!" Bentak Vina yang sedari tadi diam, kemudian, dia berbalik menatap Arjuna. "Kamu harus bertanggung jawab apa yang telah kamu lakukan terhadap Velly! Jangan mengelak!"

"Untuk apa saya harus bertanggung jawab jika saya tidak turut serta membuatnya?" Jawab Arjuna. "Saya berkata jujur! Jika bukan saya yang menghamili anak anda."

Velly semakin frustasi. Kemudian dia keluar dari ruang kepala sekolah dan mencari sosok keberadaan Alvaro. Jika jam segini, pasti lelaki itu berada di kantin, bermain game disana bersama teman-temannya. Dan, siapa sangka dugaannya benar. Lelaki itu ada di kantin yang sepi bersama ketiga temannya.

"Kamu! Kamu harus bertanggung jawab, Al."

"Eh? Lo siapa? Gue gak kenal lo tuh." Alvaro berdiri dan hendak pergi. Tapi urung ketika dia melihat kepala sekolah.

"Ayah, Mama, dia yang udah bikin aku gini. Dia yang bujuk aku buat melakukannya."

"Tidak!" Bantah Alvaro. "Bukan saya, Pak. Saya aja gak kenal siapa dia." Alvaro menatap ketiga temannya. "Kalau gak percaya, tanya dia aja."

"Ayah tidak bodoh, Velly. Jelas-jelas dia yang ada di foto itu," kata Adam. "Jangan menyalahkan orang lain."

Velly tidak tahu harus apa lagi. Jelas-jelas Alvaro lah yang melakukannya. Sedangkan Arjuna, lelaki itu tampak mengepalkan tangannya dan kemudian meninju pipi Alvaro karena geram. Dia tidak tahu apa-apa.

"Lo kalau ngerusak cewek, ngaku lo! Jangan jadi pengecut!"

"Lo yang pengecut!" Tuding Alvaro. "Jelas-jelas lo yang ada di foto itu. Kenapa lo sama cewek lo ini malah nyalahin gue!"

"Hei! Sudah!" Sentak Pak Hari. "Saya akan berikan kalian skors kalau sampai berantem lagi."

Adam menarik kerah baju Arjuna. "Saya tidak mau tahu. Nikahi anak saya dan bertanggung jawab lah karena anak saya mengandung anak kamu!"

Velly hanya bisa menangis dan menatap penuh kebencian ke arah Alvaro yang tersenyum jahat ke arahnya. Wajah lelaki itu akan selalu diingat oleh Velly. Karena ini semua karena Alvaro yang tak luput juga karena kesalahannya.

Arjuna : My Cold Husband [Pre-Order]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang