13. Bertemu

3.6K 327 30
                                    

Hari minggu adalah hari yang di tunggu-tunggu oleh Velly. Perempuan itu bersemangat sekali untuk bertemu dengan Ana. Rasanya dia rindu sekali dengan Ana. Arjuna yang melihatnya sedikit heran dengan tingkah laku istrinya itu.

"Kita berangkat sekarang?" Tanya Arjuna setelah bersiap-siap.

Velly menganggukkan kepalanya kemudian menarik suaminya itu keluar dari apartemen. Yang di tarik hanya ikut pasrah di belakang.

***

"Mama!"

Velly menghampiri Ana yang sedang membaca majalah di ruang tamu. Ana mendongak dan tersenyum ketika melihat menantu kesayangannya datang, wanita itu memeluk Velly.

"Hei, sayang."

"Dari hari selasa dia ngotot mau kesini," ujar Arjuna sambil duduk di sofa. "Mana papa?"

"Hei! Hei! Sultan Rival ada disini nih, kayaknya ada yang kangen." Rival keluar dari balik dinding dengan tangan yang melambai lentik.

Arjuna mengernyitkan dahinya. "Emangnya ada yang kangen sama Papa?"

"Eh jahat banget anak Papa yang mau punya anak ini," ledek Rival, Arjuna geleng-geleng kepala.

Velly meringis ngilu mendengar ucapan Rival. Gimana reaksi mereka jika anak mereka adalah korban karena foto itu? Bagaimana jika mereka tahu jika yang di kandung Velly bukan anak Arjuna? Apa mereka sesayang ini dengan dirinya?

Ana memegang tangan Velly. "Sayang? Ada apa?"

Velly tersentak dan segera menggeleng. "Gapapa, Ma."

"Oh iya, Mama sama Papa kepikiran buat beliin kalian berdua rumah. Sebentar lagi kan kalian mau punya anak nih, anak kecil kan aktif, nah, dari situ, mending kalian tinggal di rumah ya? Jangan di apartemen, kan kecil."

Velly membulatkan matanya. Apartemen yang di tinggali di bilang kecil? Padahal, ada ruang tamu, kamar mandi, kamar tidur, ada mini dapur dan ruang TV walaupun kecil. Itu sudah lebih dari cukup untuk Velly. Lagian, dia melahirkan juga masih lama kan?

"Emm, tapi, Ma, apartemen yang Velly tinggali sama Arjuna itu udah cukup besar, lagian.." Velly menatap sendu Ana. "..Velly kan masih lama lahirannya."

"Gapapa, sayang. Mama sama Papa cuma kau yang terbaik buat cucu dan menantu Mama ini."

"Anaknya gak nih?" Protes Arjuna tanpa ekspresi.

Rival yang ada di sebelahnya langsung menoleh. "Tumben kamu ngomong, Jun? Biasanya kamu cuma bilang hm, iya, gak.. wah, Velly udah rubah Arjuna ya?"

Velly menggaruk kepalanya salah tingkah. Ya memang Arjuna sudah tidak sedingin dulu, tapi tetap saja dia merasa mengubah Arjuna. Dia hanya yakin jika es lama-lama akan mencair. Dan sepertinya, es itu sudah mulai cair.

"Apa sih, Pa?" Elak Arjuna datar.

"Gimana Juna? Kamu mau gak?" Tanya Ana.

"Juna sih terserah Velly. Sebenarnya, Juna sama Velly ada niatan buat buka kafe. Modalnya dari uang tabungan Juna sama Velly. Gak enak kalau ngerepotin Mama sama Papa," kata Arjuna.

Arjuna : My Cold Husband [Pre-Order]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang