Toxic [ Mark Lee ] (✔)

Toxic with Mark Lee will be start.

Prepare your heart!

Mark dan Rachel itu sering dikatakan sebagai pasangan yang serasi. Sama-sama memiliki visual yang memukau, juga sama-sama aktif di bidang olahraga. Mark, menjadi kapten basket di sekolahnya, sedangkan Rachel menjadi ketua klub sepak bola putri di sekolah.

Keserasian mereka semakin diperkuat dengan rajutan kasih yang telah mereka jalin selama hampir 3 tahun. Ya, mereka berpacaran semenjak mereka duduk di bangku kelas 1 SMA. Berawal dari Mark yang tak sengaja menendang bola milik klub putri, kemudian berhadapan dengan Rachel yang saat itu tengah mencari bola.

"Jadi pacar gue,"

Entahlah, padahal Mark hanya reflek. Namun jawaban tak terduga terdengar dari bibir tebal Rachel.

"Oke," begitu jawabnya, lalu segera meraih bola dari tangan Mark dan berlalu pergi.

Serasi... hah sebenarnya tidak. Orang-orang sudah salah sangka dengan hubungan mereka. Mark dan Rachel tak se-serasi itu. Sungguh. Hanya karena mereka berdua yang sering pulang-pergi bersama, bukan berarti keduanya memiliki hubungan yang baik seperti pasangan pada umumnya. Tidak.

Mark juga Rachel sering sibuk sendiri. Mereka jarang bertegur sapa, jarang memanggil dengan sebutan yang manis, jarang menghampiri satu sama lain ke kelas, bahkan mereka pun sangat jarang bertemu.

Mark datang jika sedang butuh. Mark hanya datang pada Rachel, jika ia merasa lelah, merasa sendiri dan tak punya rumah. Mark selalu pulang pada Rachel saat merasakan itu.

Sedangkan Rachel sendiri pun sama. Hanya akan datang saat memang butuh. Seperti saat pulang latihan dan butuh jemputan, saat pergi ke toko buku atau kemanapun dan tak memiliki kendaraan. Maka saat itu lah ia dan Mark akan bersama.

Mereka hanya saling memanfaatkan demi kepentingan masing-masing.

Intinya, Mark dan Rachel tak seperti yang orang-orang pikir.

❗WARNING❗

Sedikit warning, buat semua yang baca ini. Sebelum lanjut, mohon di pahami sebentar.

Cerita ini akan mengandung banyak sekali harsh-words, akan ada adegan dengan rate 15+ pada cerita ini, juga akan ada adegan kekerasan, semuanya tentu sangat tidak baik untuk di tiru.

Jadi, saya mohon dengan sangat kepada para pembaca untuk tetap bijak dalam memilih bahasa dan kata dari setiap cerita yang telah dibaca. Intinya, jangan pernah meniru kata-kata kotor dan tindakan diluar moral yang ada pada cerita ini atau di cerita manapun.

Dan lagi, cerita ini dibuat hanya untuk 'menghibur'. Saya sebagai penulis tidak berniat untuk menjelek-jelekkan nama 'Mark' sebagai tokoh.

Sekian, Terimakasih.