Tahun 848
Grace menyandarkan tubuhnya pada dahan pohon yang sedang dia duduki. Kedua zamrud-nya menatap langit malam yang nampak cerah dengan kilauan bintang-bintang. Suara serangga yang nyaring juga terdengar dari berbagai arah, mengusir kesunyian yang dia ciptakan.
Saat ini, Pasukan Pengintai sedang membuat kemah di sebuah bekas desa. Beristirahat setelah menyelesaikan misi di ekspedisi kali ini. Mereka akan kembali ke dalam dinding besok pagi, setelah matahari cukup tinggi.
Kebanyakan prajurit telah tidur. Menyisakan beberapa orang yang ditugaskan berjaga, dan beberapa orang yang memilih untuk tidak tidur. Salah satunya Grace.
Perempuan berambut cokelat ini memilih pergi dari tendanya dan menyendiri di dahan pohon. Kepalanya terlalu banyak memikirkan berbagai hal hingga membuatnya tidak merasakan kantuk. Mulai dari banyaknya prajurit yang mati di ekspedisi kali ini, para bangsawan yang terus mengusik Pasukan Pengintai, penelitian tentang titan yang berjalan lambat, dan perasaannya.
Grace tahu jika dia tidak seharusnya bertingkah seperti ini. Tapi, bagaimana pun Grace hanya seorang perempuan, sekuat apa pun dia. Merupakan hal yang wajar jika dia mengkhawatirkan banyak hal.
Entahlah, Grace tidak tahu apa yang membuatnya menjadi seperti ini. Padahal, sebelumnya dia tidak pernah memikirkan hal-hal itu sekeras ini. Mungkin, kematian rekan-rekannya yang terus terjadi telah menimbulkan sebuah lubang besar di hatinya hingga membuatnya menjadi lebih emosional.
Tak jarang Grace bersikap lebih dingin dan kasar pada orang yang menyulut emosinya. Kini, dia bahkan menunjukkan secara terang-terangan perasaan tak sukanya kepada orang-orang yang mengusik Pasukan Pengintai. Grace yang dulu tak akan pernah melakukan itu.
"Kenapa kau tidak tidur?"
Suara berat Levi membuat pikirannya pecah, membawanya kembali ke dunia nyata. Grace melihat ke bawah dan Levi ada disana, sedang mendongak melihatnya yang duduk di atas pohon.
"Tidak mengantuk," jawab Grace dengan lesu.
Perempuan ini lalu mendongak lagi untuk melihat langit yang dipenuhi bintang-bintang.
"Turunlah! Kau harus tidur!"
Perkataan Levi kembali membuatnya melihat ke bawah. Laki-laki itu tampak serius dengan perkataannya, terbukti dengan tatapannya yang menajam. Jika sudah seperti ini, Grace harus menurut.
Dia lalu melompat turun dan mendarat tepat di depan Levi. Ketika dia mengangkat kepalanya untuk menatap manik keabuan Levi, Grace bisa melihat jika Levi menatapnya dengan datar. Tapi, Grace menangkap sedikit kemarahan dalam mata Levi.
Ah... apa dia telah melakukan sesuatu yang membuat Kapten ini marah?
"Kenapa?" tanyanya bingung.
"Kapan kau akan berhenti memikirkan hal-hal yang membuatmu menjadi seperti ini?" Levi tidak menjawab dan justru bertanya balik.
Kedua tangan Grace mengepal. Meski dia tidak pernah mengatakan apa pun, Levi selalu bisa membacanya, "Maaf,"
Levi mendecih pelan lalu menarik dagu Grace agar perempuan itu mendongak menatapnya, "Semua itu bukan sepenuhnya tanggung jawabmu!"
Manik zamrud Grace mulai berkaca-kaca, perkataan Levi membuat hatinya menjadi lebih lega. Grace melemparkan sebuah senyuman manis kepada Levi sebelum akhirnya sedikit berjinjit dan mencium pipi kanan sang laki-laki di depannya.
Setelah itu Levi menyeret dirinya paksa menuju tenda. Bukan tenda miliknya dan Hanji, tapi tenda milik sang Kapten. Levi langsung memaksa Grace untuk berbaring.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐋𝐀𝐑𝐈𝐓𝐘 ✦ ᴀᴛᴛᴀᴄᴋ ᴏɴ ᴛɪᴛᴀɴ ✔
Fanfiction- ', 𝐀𝐓𝐓𝐀𝐂𝐊 𝐎𝐍 𝐓𝐈𝐓𝐀𝐍 ꒱ ↷🖇 ೃ⁀➷ Mengabdikan diri menjadi anggota pasukan yang berjuang demi umat manusia. Mencari kebenaran tentang dunia yang kejam. ────────── ● ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇᴅ ...