13 - Heart Problem

4.5K 608 64
                                    

Tahun 849

Grace dan Hanji berada di dalam ruangan kecil penuh buku yang berada di gedung tempat penelitian dilakukan. Dua sahabat ini tengah mencari cara untuk menangkap titan hidup-hidup. Mereka membaca banyak buku yang ada di dalam ruangan ini dan berpikir untuk membuat sebuah alat atau senjata.

Buku-buku yang awalnya tersusun rapi di rak kini tertumpuk di lantai menjadi tiga tumpukan. Ya, itu karena Grace dan Hanji sengaja meletakkannya di lantai agar tidak bercampur dengan buku-buku di rak yang belum dibaca.

Mereka telah berada di ruangan ini sejak semalam. Kira-kira sudah hampir dua belas jam berlalu sejak mereka mulai membaca. Kedua mata mereka tampak lelah karena belum tidur sama sekali.

Beberapa kali Moblit datang ke ruangan ini untuk mengantarkan makanan dan minuman, jadi dua perempuan ini terus melanjutkan kegiatan mereka tanpa khawatir akan kelaparan. Sebenarnya Moblit juga meminta kepada ketua regunya dan Grace untuk beristirahat sejenak. Tapi, tentu saja kedua perempuan ini tidak menurut karena terlalu asyik dengan buku-buku tebal.

Krek.

Pintu ruangan terbuka. Kedua orang ini tidak menoleh sama sekali karena berpikir yang datang adalah Moblit.

"Ruangan ini benar-benar lebih buruk dari kandang kuda!"

Grace dan Hanji reflek menoleh ke arah pintu. Levi ada disana, di depan pintu. Bersandar pada pintu dengan kedua tangan menyilang dan wajah kaku.

"Levi? Kenapa kau disini?" tanya Hanji heran.

Levi jarang sekali datang ke tempat penelitian. Mungkin hanya sekitar tiga kali. Jadi, Hanji tidak menyangka jika Levi sekarang ada di depannya dengan seragam dan jubah Pasukan Pengintai.

"Menjemput temanmu," jawab Levi sambil menatap Hanji.

"Aku?" tanya Grace bingung. Setahunya hari ini tidak ada tugas yang diberikan Erwin.

"Ada apa?" tanya Hanji setelah meletakkan bukunya.

Levi menegakkan tubuhnya, "Erwin menyuruhnya untuk ikut berpatroli dengan reguku,"

Mendengar jawaban Levi, Grace dan Hanji bertatapan bingung sebentar lalu kembali menatap Levi lagi.

"Tidak biasanya. Kenapa aku harus ikut patroli?" tanya Grace lagi.

Ya, selama ini dia memang tidak pernah diberi tugas untuk berpatroli di sekeliling dinding Rose. Selain karena dia tidak punya regu, dia juga merupakan tangan kanan Komandan, jadi Erwin tak pernah menyuruhnya melakukan itu.

"Dia bilang kau butuh udara segar," jawab Levi lagi. Laki-laki pendek itu tampak bosan menjawab pertanyaan yang terus ditanyakan dua perempuan di depannya.

"Ayo cepat! Kau harus mandi dulu!"

Mendengar nada suara Levi yang mulai tidak enak didengar, Grace dengan buru-buru merapikan buku-buku yang telah dibacanya.

"Hanji, aku pergi dulu, ya? Kita lanjutkan nanti!" pamitnya pada Hanji.

Hanji mengangguk dengan sedikit lesu. Mungkin dia sedih karena partner-nya diculik oleh Levi.

"Hati-hati Grace!" ucap Hanji sambil menepuk pundak kiri Grace.

Sang surai cokelat tersenyum manis sebagai jawaban lalu menghampiri Levi. Laki-laki itu membiarkan Grace keluar lebih dulu.

"Oi, Hanji!" panggilan Levi pada Hanji membuat Grace berbalik dan menatapnya dengan bingung. Sedangkan Hanji yang mulai membaca langsung menghentikan kegiatannya dan kembali melihat Levi.

"Apa aku diberi tugas juga?" tanya perempuan berkacamata itu.

Levi mendengus, "Iya. Tugasmu adalah untuk mandi. Baumu lebih buruk dari kuda!"

𝐂𝐋𝐀𝐑𝐈𝐓𝐘 ✦ ᴀᴛᴛᴀᴄᴋ ᴏɴ ᴛɪᴛᴀɴ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang