"Menu baru, Hyung?"
Sapaan ramah yang mengejutkan. Xiaojun nyaris menjatuhkan nampan di genggamannya.
"Begitulah. Sedang apa di sini?"
"Mengunjungimu?"
"Kau sedang menggangguku, Haechan-ah," Xiaojun melanjutkan langkahnya, "Aku harus bekerja."
"Mengganggu itu juga termasuk mengunjungi, Hyung."
Haechan tetap mengiringi Xiaojun. Menempel di sisinya dan menebar senyum pada orang-orang yang lewat.
Xiaojun tidak lagi heran ketika mereka menyapanya balik. Haechan cukup populer di rumah sakit ini.
"Jadi, sudah siap menceritakan alasanmu?"
"Alasan apa?"
"Mengapa kau mendekatiku saat itu?"
"Bukankah aku sudah memberitahumu?"
Xiaojun berdecak, "Aku tidak percaya padamu."
Tawa yang lebih muda menjadi pusat perhatian. Walau sang empunya abai sementara Xiaojun menutup wajah.
"Sudah kubilang itu karena kau terlihat baik, Hyung."
"Lalu?"
"Dan saat itu kau sendirian jadi aku tidak bisa tidak menghampirimu."
Alasan klise yang sudah diulang Haechan entah berapa kali. Gumam pelan Xiaojun dengungkan sebagai tanggapan.
Mereka berhenti.
Di depan sebuah ruangan yang membuat langkah Xiaojun terasa berat dan dadanya terasa sesak.
Kepala Haechan jatuh di pundaknya kala ia mulai kesulitan menahan diri. Berjerih payah di setiap tarikan nafasnya.
"Kau hebat, Hyung."
"Haechan..."
"Dia pasti akan sembuh. Hendery Hyung pasti akan sembuh. Kau sudah merawatnya dengan baik selama ini."
Tangisnya pecah.
"You're doing your best, Hyung."
KAMU SEDANG MEMBACA
Before You Go [Haechan]
Fanfiction𝙺𝚎𝚝𝚒𝚔𝚊 𝚖𝚊𝚝𝚊𝚑𝚊𝚛𝚒 𝚝𝚎𝚛𝚋𝚎𝚗𝚊𝚖. ■bxb■ ■very short chapters■ ■angst■