Lisa POV
"Halo, Tuan Cho. Ada apa menghubungiku selarut ini?"
Aku membuka lembar demi lembar buku yang sedang kubaca sepekan ini, aku belum menyelesaikan buku terbaru yang disarankan dari penulis terhebat yang kukenal. Sebab kesibukanku melakukan syuting film yang baru saja kutolak setelah menyelesaikan 90% adegannya.
"Maaf telah mengganggu waktu istirahatmu nona. Ini soal gadis yang kau tanyakan padaku."
"Nde?"
Aku meletakkan buku itu dan memilih fokus mendengarkan tuan Cho.
"Seberapa jauh kau ingin tahu tentangnya?"
Sepersekian detik senyumku mengambang. Pertemuanku dengan gadis yang disebut tuan Cho tidak membuat kerinduanku terbalaskan, dan aku ingin tahu seberapa jauh dirinya melangkah dua tahun ini tanpaku. Tuan Cho pasti akan menganggapku gila karena mencari gadis itu lagi setelah ia memutuskanku dihadapannya.
"Temukan tempat tinggalnya dan apa pekerjaannya. Periksa juga apakah dia tinggal di rumah sendiri atau menyewa, apakah dia sudah menikah atau belum. Jika sudah....hentikan saja pencariannya."
"Ada yang lain nona?"
"Tidak."
"Jika aku sudah menemukannya, perlukah aku mengatakan tentangmu padanya?"
"Tidak. Jangan katakan apapun, jangan beritahu aku sedang mencarinya."
"Baik. Aku akan menghubungimu jika sudah menemukannya."
Hari yang melelahkan, akhir-akhir ini tubuhku menjadi lebih cepat lelah bahkan saat aku tidak melakukan kegiatan apapun aku akan merasakan kelelahan yang membuatku terlihat lemah. Sebut saja itu hanyalah kelelahan, persetan dengan diagnosa dari Dr. Kang. Aku tidak peduli.
Kegiatanku hari ini tidak cukup banyak, memikirkannya saja tubuhku sudah kelelahan. Ini sudah terhitung larut malam namun sejak aku tiba di Korea perutku belum terisi makanan. Jika mempertanyakan keahlian memasakku, sejauh ini aku hanya bisa memasak ramyeon. Hebat, bukan?
Aku tidak pernah memasak. Sejak ibuku memilih untuk menjauh dari anaknya, seseorang datang padaku menjagaku seperti ibu dan pasangan yang hebat untukku. Dia adalah Kim Jennie, mantan kekasihku. Saat memasuki dunia ini, ibuku menjauh dan datanglah Jennie menemaniku Lima tahun lamanya. Saat itu bahkan sampai saat ini aku masih sangat mencintainya, namun kesalahanku membuatnya terluka. Jika menjadi dirinya mungkin aku juga mengambil tindakan yang serupa. Mengingatnya aku semakin benci dengan diriku sendiri, seberapa terlukanya Jennie saat itu?
Aku tidak akan berhenti memikirkannya. Dari sekian banyaknya gadis yang mencintaiku sepenuhnya, Jennie tetap menjadi pemenang hatiku. Aku bahkan belum menjalin hubungan lagi setelah putus dengan Jennie dua tahun yang lalu. Setelah putus dengannya, aku menyibukkan diri bekerja terus menerus tanpa membiarkan tubuhku beristirahat dengan tenang. Saat larut malam pun aku masih mengejerjakan naskah filmku.
Perasaan tulusnya dan perhatian yang ia berikan padaku membuatku jatuh semakin dalam mencintainya. Jennie mengurusku dengan sangat baik, itulah mengapa aku terus mengatakan hidupku sangatlah sehat. Kecuali dua tahun terakhir ini.
Kami bertemu saat masih bersekolah di Busan. Bodohnya aku masih mengingat saat Jennie memukulku karena menolak cinta sahabatnya, ia membentakku karena kejadian itu. Wajahnya yang memerah dan emosinya saat itu masih sangat teringat jelas untukku. Membuatku semakin rindu padanya.
Dan tubuhnya...
Author POV
Gukk guk..
KAMU SEDANG MEMBACA
Last of Our Love
RomanceKesalahan terbesarku adalah membiarkannya pergi dan menyia-nyiakan waktuku.