Chapter 2

270 37 4
                                    

Jennie POV

Aku benar-benar merindukan Lisa. Ucapan romantisnya dan sentuhan sensualnya, ribuan pujian yang ia ucapkan hanya untukku sepanjang waktu. Aku merindukan semua tentangnya. Jika saja kami tak berpisah mungkin perasaan yang sungguh kudambakan tidak akan sedalam ini. Setiap malam tubuhku terasa kaku tanpa pelukannya. Lisa sungguh membuatku sangat bergantung padanya, ia tidak pernah membuatku kesulitan sejauh ini.

Aku memandangi pemandangan kota Seoul dari atas balkon, memeluk tubuhku sendiri saat merasakan udara menusuk hingga ke dalam kulitku. Cuaca yang dingin tepat pukul empat pagi tidak bisa menyakitiku lebih dari merindukan Lisa, kekasihku...

Aku menghela napas lagi. Apa Lisa juga merindukanku? Benakku terus mempertanyakan apa yang sedang ia lakukan? Apa ia makan dengan baik? Dan mengapa aku tidak bisa berhenti memikirkannya?!
Saat pertanyaan itu terus muncul di benakku, aku baru meyadari sebuah tangan melingkari pinggangku. Memelukku dengan sangat lembut membuat kerinduanku padanya semakin memuncak.

Aku berbalik dengan sangat cepat ketika merasakan kecupan hangat mendarat di leherku, napas dingin yang menyapu hingga leherku.

"Kau berdiri di balkon menggunakan lingerie drees, baby?"

Ini terlalu nyata jika aku menyebutnya mimpi. Pasalnya, Lisa baru saja menelponku pukul dua pagi dan mengatakan untuk tidak merindukannya sebab syutingnya masih membutuhkan waktu satu minggu.

"Ingin membuatku cemburu dengan gedung tinggi itu sebab bisa melihatmu lebih lama di sini?"

Aku menelan ludahku. Wanita yang kurindukan dari tiga bulan yang lalu menghilangkan jarak di antara kami. Memelukku sangat erat dan intim.

Lisa menatap bibirku. Seketika udara dingin tidak dapat kurasakan lagi ketika merasakan hasrat yang memuncak, darahku seakan mengalir sangat cepat. Lisa terlalu lembut saat menyentuhku, membuatku semakin tidak sabar..

"S-sejak kapan kau berada di sini?" Mungkin hanya itu yang bisa kutanyakan kepadanya sebab hidung kami bersentuhan.

"Satu menit yang lalu, mungkin? Aku tidak bisa menahan langkahku saat melihat bokongmu memanggilku, baby."

Lisa berbisik tepat di bibirku sebelum menyatukannya dan membuat kupu-kupu berterbangan di perutku. Ia menyesap bibirku perlahan, rasanya benar-benar lembut.

Tubuhku semakin memanas. Aku mengeratkan pelukanku di lehernya ketika merasakan kakiku melemah. Lisa adalah pencium ulang, kadang aku tidak mampu mengimbangi ciuman panasnya.

Aku menutup mataku erat saat lidahnya mengajakku bergulat. Pertanyaanku terjawab, Lisa juga merindukanku!

"You're so cute." Pujinya tepat di bibirku. Aku bahkan tidak tahu Lisa telah melepas tautan bibir kami.

Aku tersenyum padanya. Lisa menatap mataku untuk beberapa detik, kemudian mengecup keningku. Aku tidak dapat menahan gairahku lagi.

Lisa menyatukan kening kami dan tersenyum sangat manis.
"Ingin kubuat rindumu mereda, baby?" Bisiknya mesra.

Author POV

Jennie mengerang. Lisa benar-benar tidak memberikan kesempatan untuk Jennie bergerak. Keinginannya pada Jennie semakin bertambah seiring hembusan napas kekasihnya yang terdengar terus memanggilnya. Lisa meremas bokong Jennie berulang kali membuat perempuan itu menggigit bibirnya sendiri.

"Eunghh...honey!"

"Aku menginginkanmu dan aku tahu kau juga." Bisik Lisa serak. Ia sejak tadi sibuk menyesap kulit leher Jennie. Aroma wanginya yang memabukkan membuatnya betah berada di sana.

Last of Our LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang